Izinkan saya share kasus yang saya alami saat ini dan masih belum ada penyelesaiannya dari pihak Shopee. Saya bergabung menjadi merchant Shopee Food pada tanggal 19 Desember 2021 dan mengaktivasi akun saya pada tanggal 23 Desember 2021. Domisili saya di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pada saat awal akun aktif, tentunya belum begitu banyak transaksi yang saya dapatkan, paling hanya 1-2 transaksi per hari, kadang kala juga tidak ada transaksi. Fitur aplikasi juga saya masih pelajari. Kami menjual takoyaki dan taiyaki beserta aneka minuman racikan (mojito, matcha latte, hojicha latte) dan minuman kemasan seperti teh kotak, aqua, teh botol Sosro, dll.

Namun pada awal bulan Februari 2022, ada beberapa orderan minuman teh kotak di toko saya. Awalnya sehari paling hanya ada 1-3 transaksi, kemudian bertambah jadi 7 transaksi sehari, kemudian pernah 17 transaksi sehari. Lalu pada tanggal 8 -15 Februari 2022 mulai terjadi banjir orderan yang secara mendadak, hingga ratusan orderan per hari.

Saya tidak tahu-menahu (karena tidak ada notifikasi suara ada orderan masuk), pokoknya tiba-tiba banyak driver Shopee Food ke toko saya. Ternyata orderannya kebanyakan minuman-minuman, seperti teh kotak, teh pucuk, aqua, dll.

Karena orderan ramai dan driver tidak sabar ingin cepat dapat orderan baru lagi, stok minuman pun berkurang dan saya mulai menambahkan menu minuman baru lainnya seperti yoghurt Cimory, Pocari Sweat, Chingku kaleng, Ultramilk dan biskuit-biskuit seperti Pocky, wafer Oreo, Chitato, supaya pelanggan kami ada pilihan (selain menjual kue dan minuman, di tempat yang sama kami juga menjual kebutuhan pokok, mie instan, detergen, rokok, biskuit, minuman, dll). Itu pun habis terjual dan pihak driver menginfokan kepada pembeli kalau stok ini habis, stok itu habis.

Namun orderan tidak berhenti, masih saja masuk terus ke toko saya. Lalu saya menginfokan kepada driver kalau barangnya habis dan driver menelepon kepada pembeli:

Driver: “Pak barangnya habis, gimana?”
Pembeli: “Di sana ada apa lagi?”

Driver: “Rokok, minyak goreng, sabun detergen, Indomie, dll” (semua barang disebutkan oleh drivernya yang terpajang di toko saya)
Pembeli: “Minta ditukarkan ke yang lain aja”

Saya terheran, karena saya tidak paham sistem Shopee, jadi saya bertanya kepada driver Shopee:

Saya: “Apa yang terjadi pak dan kenapa bisa masuk banyak orderan di toko saya?”
Driver: “Pembelinya memanfaatkan voucher Shopee Bu”

Saya: “Saya tidak kasih promo apa pun Pak, ini voucher apa?”
Driver: ” Ini karena ada voucher Shopee. Pembelian minimal Rp30.000 pembeli cuma bayar Rp 1000 saja. Ini yang order tuh hanya dari 1 hp dan hpnya direset pakai nomor baru.”

Saya: “Tapi di akun saya tidak ada info voucher apa pun.”
Driver: “Iya dari penjual dan driver itu tidak ada pengaruh apa pun dari Shopee karena promonya itu dari pihak Shopee ke toko-toko HP. Kalau ada customer yang beli hp tipe itu nanti bisa dapat promo Shopee Food ini misal 1 nomor bisa maksimal 10 transaksi seperti ini. Nah pihak toko hp memainkan peluang ini untuk order di toko ibu.”

Saya: “Orderan yang banyak seperti ini apa cuma di toko saya atau terjadi di toko lainnya juga?”
Driver: “Ada di toko lainnya juga bu, 3 toko yang saya tahu mah”.

Saya merasa tidak nyaman. Toko saya tidak memberikan promo apa pun dan saya cek di settlement yang dikirimkan Shopee via email saya juga tidak tercantum potongan promo apa pun. Sebagai merchant baru, tentunya saya masih belum mengenal fitur-fiturnya dan aturan mainnya. Saya hanya seorang pedagang kecil yang berharap bisa mendapatkan customer secara online.

Setiap hari saya tetap melayani permintaan transaksi sesuai pesanan pelanggan dan settlement transaksi dari Shopee juga saya terima via email seperti biasa dan di situ tidak tercantum biaya promo atau voucher apa pun, kecuali potongan biaya Shopee fee sebesar 20%.

Saya cek pada tanggal 11 Februari 2022 ada transaksi tanggal 9 dan 10 Februari 2022 yang belum dibayarkan Shopee. Jadi saya mulai menelepon ke CS Shopee. Namun oleh CS tersebut toko kami diminta tetap beroperasi seperti biasa dan pasti akan dibayarkan Shopee, karena saya mendapat settlement dari Shopee.

Keesokan harinya tanggal 12 Februari 2022 saya menerima payment untuk settlement tanggal 10 Februari 2022. Jadi kami tetap bertransaksi karena diminta tidak perlu kuatir dan pasti akan dibayarkan Shopee. Namun kenyataannya transaksi lainnya tidak ada yang dibayarkan hingga hari ini, yaitu settlement tanggal 9 Februari 2022 dan 11-15 Februari 2022.

Tanggal 16 Februari 2022, saya berinisiatif menutup toko saya di Shopee Food agar tidak ada orderan baru masuk (tidak di-banned oleh Shopee), karena masalah cashflow dan keraguan kami terhadap kinerja Shopee.

Kami kontak melalui CS Shopee via telepon dan email juga, malah kami dibilang melakukan pencucian uang dan tindakan terorisme. Padahal kami belum menjelaskan kronologisnya, hanya sekedar menanyakan kenapa settlement saya ada yang belum dibayarkan.

Kemudian kami coba menghubungi beberapa orang agen Shopee via telepon dan WhatsApp baik dari nomor saya dan suami saya. Namun hingga hari ini pun belum ada kejelasan dan penyelesaian, semua agen selalu menghindar, tidak mau bertemu dengan kami, tidak mau visit ke toko kami (sudah kami undang beberapa kali) dan tidak mau membantu kami.

Barang kami semua raib gara-gara aplikasi Shopee Food dan kerugian kami sebesar Rp39.500.000. Mohon kiranya pihak Shopee agar mengembalikan hak kami yaitu membayarkan semua transaksi kami di Shopee Food.

Saya menyatakan bahwa semua transaksi yang terjadi di akun Shopee saya adalah benar, bukan transaksi fiktif. Semua barang sudah kami berikan kepada driver sesuai permintaan pembeli. Sejak awal bergabung di Shopee Food, kami tidak berpartisipasi dalam promo Shopee dan tidak pernah melakukan penyalahgunaan promo Shopee.

Regards,

Susi Susilawati
Tasikmalaya, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.


Berikan penilaian mengenai Shopee Food:


[Total:146    Rata-Rata: 1.9/5]

Artikel ini bersumber dari news.google.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News