Jakarta, CNN Indonesia

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) merespons kabar Tesla Inc yang telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar atau setara Rp74,5 triliun (asumsi kurs Rp14.901 per dolar AS) untuk membeli bahan baterai dari perusahaan pengolahan nikel China di Indonesia.

Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin mengatakan Tesla masuk ke Indonesia baru untuk membeli olahan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik mereka. Perusahaan itu belum mau berinvestasi di RI dengan membangun pabrik.

“Sebenarnya betul Tesla masuk Indonesia, tapi tidak untuk membentuk pabrik,” kata Meidy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/8).

Adapun olahan nikel yang dibeli Tesla dari Zhejiang Huayou dan CNGR Advanced Material adalah Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel sulfat untuk bahan baku katoda baterai.

“Jadi produksi dari CNGR dan Huayou itu nanti dibeli Tesla untuk diolah, di mananya saya enggak tahu, bahan baku untuk dibuat baterai,” kata Meidy.

Meski demikian, menurutnya, jika mengingat kebijakan hilirisasi pemerintah, kerja sama tersebut cukup bertolak belakang. Pasalnya, MPH dan nikel sulfat merupakan produk setengah jadi.

Sementara, Presiden Jokowi ingin ekspor nikel itu dalam bentuk barang jadi yang sudah diolah di dalam negeri. Contohnya, baterai.

“Kalau mau tanya produk hilirisasi yang dicanangkan presiden, mungkin agak bertolak belakang kalau setengah jadi yang dikirim, katanya mau kirim produk jadi,” ujar Meidy.

Namun, sambung Meidy, kerja sama ini tetap harus dilihat secara positif. Ia menduga hal ini bisa menjadi langkah awal untuk Tesla bisa berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia.

Ia pun yakin setelah membeli nikel Indonesia dari perusahaan China tadi, pabrikan mobil listrik AS itu bakal tertarik untuk mengolah nikel di Tanah Air.

“Pelan-pelan dulu lah, kalau mereka sudah mau beli produk dari Indonesia walaupun yang punya pabriknya China, dengan begitu ke depannya ada ketertarikan untuk berinvestasi,” papar Meidy.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan Tesla telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar untuk membeli nikel dari perusahaan pengolahan di Indonesia.

Ia merinci kontrak yang ditandatangani Tesla dilakukan untuk pembelian selama lima tahun. Kontrak ditandatangani dengan perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di luar Morowali di pulau Sulawesi. Nantinya, nikel yang dibeli digunakan dalam baterai lithium Tesla.

Melansir Reuters, Luhut mengatakan pihaknya masih terus bernegosiasi dengan Tesla supaya mereka mau berinvestasi di Indonesia.

“Kami masih terus bernegosiasi dengan Tesla, tetapi mereka sudah mulai membeli dua produk unggulan dari Indonesia,” kata dia.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/sfr)



Artikel ini bersumber dari news.google.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News