customer.co.id – Keberadaan Bank Indonesia di pasar hari ini menenangkan investor obligasi negara atau Surat Berharga Negara (SBN). Upaya BI meredam pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, cukup membantu mengembalikan minat beli terhadap SBN, meskipun tak sepenuhnya menghapus kekhawatiran akan capital outflow di pasar obligasi.

“Tampaknya BI menjaga rupiah di akhir sesi perdagangan sehingga membuat pelaku pasar obligasi agak tenang. Tapi BI, tidak terlihat (intervensi) di pasar obligasi,” ujar seorang trader bond senior di bank swasta kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/9/2022).

Pasar SBN di tutup nyaris tak berubah, dengan tingkat imbal hasil naik pada seri seri benchmark. Seri benchmark 5 tahun FR0090 misalnya di tutup dengan yield naik 5 poin ke 6,932. Benchmark 10 tahun FR0091 yang ramai diperdagangkan hari ini di segel pada yield 7,400 atau naik 5,7 basis points (bps). Banyaknya tekanan jual terhadap seri seri benchmarks sebenarnya sudah bias di tebak dari hasil lelang obligasi kali ini.

Dalam lelang selera investor asing terhadap SBN drop. Ini tercermin dari jumlah penawaran pada lelang SBN hari ini, yang hanya Rp1,7 triliun atau 7,18% dari total bid Rp23,67 triliun. Bandingkan dengan lelang sebelumnya tanggal 13 September yang mencapai Rp8,35 triliun atau 16% dari total minat Rp52 triliun.

Sentimen utama hari ini adalah pergerakan nilai tukar rupiah yang ambles. Namun, berkat intervensi BI, rupiah di tutup menguat tipis pada level Rp15,120 per dolar AS, menguat dari posisi kemarin Rp15,125. Hal ini membuat sentiment negatif dari sedikitnya minat asing di pasar perdana lelang tidak banyak mempengaruhi pasar sekunder atau over the counter.

Sementara itu, pandangan hawkish bank sentral AS, Fed diperkirakan akan memperparah situasi capital outflow dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers daring APBN 2022 kemarin, mengatakan tekanan pasar keuangan yang tadinya cukup mereda kembali mengalami gejolak mulai bulan ini. “Indeks saham global, mulai pulih dan terkoreksi lagi. Juga, dari dolar indeks menguat hingga 110 lawan currency lain dari emerging market mengalami depresiasi,” katanya.

Keringnya likuiditas, khususnya dolar AS di pasar uang telah tercermin dari tekanan kurs rupiah terhadap greenback. Kendati, bank Indonesia mengaku terus berada di pasar mengawal pergerakan liar mata uang garuda, namun tetap saja rupiah rupiah ada dalam tekanan.

TIM CNBC INDONESIA

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News