customer.co.id – Mayoritas perempuan kerap memikirkan usaha tambahan pendapatan keluarga. Namun tidak sedikit yang terbentur modal hingga impian memiliki usaha hilang.

Saat ini ribuan perempuan Bengkulu mampu mewujudkan impian itu memulai usaha dengan modal Rp 3 juta hingga Rp 5 juta bahkan bisa mencapai Rp 300 juta tanpa agunan.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah , Wilayah Bengkulu, Haspan Fikri menyatakan saat ini sudah ada 4.200 nasabah perempuan tergabung dalam pembiayaan keluarga prasejahtera dari BTPN Syariah.

“Program ini baru 6 bulan hadir di Bengkulu. Sambutan warga luar biasa ada 4.200 nasabah bergabung dengan 4.200 usaha kecil baru bermunculan,” kata Haspan pada wartawan, Kamis (27/10/2022).

Program pembiayaan prasejahtera BTPN Syariah menyasar kaum perempuan minimal usia 18 tahun yang memiliki rencana usaha kecil. Untuk yang belum memiliki usaha akan dibantu Rp 2 juta. Sedangkan untuk yang sudah ada usaha bisa diberi bantuan modal Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.

Ida, salah seorang nasabah di Kelurahan Sawah Lebar Baru, Kota Bengkulu misalnya ia mengusulkan usaha jualan jajanan khas Bengkulu. Dia mengklaim selama didampingi BTPN Syariah usahanya terus berkembang bahkan mampu menembus pasar Malaysia dan Singapura.

“Saya diajak teman yang telah duluan bergabung. Saya ikut pertemuan rutin dua mingguan. Dalam pertemuan kami dibekali cara berusaha, manajemen keuangan lalu ajukan proposal rencana usaha. Setelah disurvei maka proposal saya diterima. Saat itu Rp 2 juta sekarang usaha berkembang mudah-mudahan bisa dikabulkan tambahan modal lagi,” kata Ida.

Beragam usaha terbuka dari ribuan perempuan mulai olahan makanan, jualan sayur, pakaian, air minum isi ulang dan beragam lainnya.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah, Wilayah Bengkulu, Haspan Fikri menjelaskan calon nasabah bisa mendapatkan refrensi dari kelompok yang sudah ada di masing-masing kelurahan dan desa. Bila belum ada kelompok bisa menghubungi kantor BTPN Syariah terdekat.

“Saat sudah terdaftar calon nasabah diwajibkan mengikuti pertemuan rutin dua mingguan. Dalam pertemuan itu kita belajar manajemen usaha, keuangan dan lain-lain. Keaktifan calon nasabah mengikuti pertemuan dua mingguan merupakan tolok ukur kami layak atau tidak seorang calon nasabah,” jelas Haspan.

Setelah itu calon nasabah akan dibekali pembuatan proposal perencanaan usaha termasuk keuangan. Selanjutnya tim akan melakukan survei dan evaluasi terhadap proposal dan kunjungan ke rumah calon nasabah.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News