customer.co.id – Dampak pandemi COVID-19 memaksa perusahaan untuk melakukan perubahan dalam cara berbisnis. Di sinilah sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan strategis sangat dibutuhkan.

Permasalahan di kantor tidak bisa diselesaikan semudah menjentikkan jari. Contohnya, beberapa perusahaan content platform mungkin sedang berjuang mengembalikan pageviews yang terjun bebas.

Isu-isu ini memiliki ragam penyebab yang begitu pelik, sehingga solusinya juga tidak bisa diprediksi. Maka, dibutuhkan pemimpin yang tepat dalam mengambil keputusan

Ketahui lebih jauh tentang gaya kepemimpinan strategis lewat pemaparan dari Glints berikut ini.

Apa Itu Kepemimpinan Strategis?

© Freepik.com

Keberadaan seorang pemimpin strategis sangat diperlukan dalam lingkungan kerja yang rentan mengalami isu-isu sulit.

Isu-isu tersebut dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk risiko dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.

Menurut Chron, kepemimpinan strategis adalah cara seorang pemimpin di sebuah perusahaan menyusun strategi untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Strategi tersebut harus memetakan langkah-langkah yang perlu diambil perusahaan untuk beralih dari kondisi saat ini ke kondisi yang diinginkan.

Beberapa cara problem solving yang dapat dilakukan untuk itu bisa termasuk merombak atau menciptakan struktur organisasi baru, hingga mengalokasikan sumber daya.

Namun, strategi yang dibuat tidak boleh hanya didasarkan keputusan “untuk sekarang ini”. Pemimpin juga harus mempertimbangkan tujuan jangka panjang perusahaan.

Sederhananya, tujuan kepemimpinan strategis adalah untuk mempersiapkan organisasi menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di masa depan.

Baik itu berupa risiko yang benar-benar baru ataupun tantangan dari masa lalu yang mungkin terulang kembali.

Ciri-Ciri Kepemimpinan Strategis

© Pexels.com

Penting bagi seorang pemimpin strategis memiliki problem-solving skill yang mumpuni.

Setiap proses pengambilan keputusan pun perlu dibuat berdasarkan pemahaman tentang berbagai peristiwa di masa lalu dan dan kemungkinan pada saat ini hingga di masa depan.

Selain itu, berikut adalah enam kompetensi penting lainnya yang harus dimiliki seorang pemimpin strategis berdasarkan kompilasi dari Harvard Business Review:

1. Antisipatif

Pemimpin strategis harus senantiasa waspada dalam mengamati kondisi industri untuk bisa mendeteksi ancaman, tantangan, dan peluang yang ambigu di hadapan bisnis mereka.

Pemimpin strategis juga selalu mengasah kemampuan mereka untuk mengantisipasi dan mencari tanda-tanda perubahan di lingkungan sekitar.

Maka, apabila kamu ada di posisi ini kamu harus memiliki keterampilan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber baik dalam maupun di luar industri.

Kamu juga harus bisa memprediksi gerakan dan reaksi kompetitor terhadap inisiatif, tren, atau produk baru.

2. Pikiran terbuka

Pemimpin strategis mampu untuk melihat suatu masalah dari banyak sudut pandang untuk memahami penyebab dasarnya.

Dalam melakukannya, mereka juga selalu mempertanyakan keadaan saat ini (status quo), bahkan sampai pemikiran diri sendiri dan pendapat orang lain.

Namun, ini bukan berarti buruk. Mereka terkesan skeptis karena ingin mencoba memahami gambaran besar dari akar masalah tersebut.

Barulah setelah mengulik dan mempertimbangkan banyak sisi, mereka akan mengambil tindakan tegas.

Demi mencapai ini, seorang pemimpin membutuhkan kesabaran, keberanian, dan pikiran terbuka.

3. Banyak akal

Setiap masalah pasti butuh solusi. Pemimpin strategis harus menghasilkan ide untuk itu dan menyajikannya.

Namun, titik terang itu mungkin tidak langsung bisa terlihat. Maka, ia harus menguji semua opsi dan skenario yang dimiliki untuk mendapatkan hasil terbaik.

Meski begitu, bukan berarti ia memutuskannya dengan gegabah.

Pemimpin strategis tidak ragu untuk melibatkan orang lain demi mendapatkan wawasan baru, menghilangkan keraguan, dan menjajal semua kemungkinan sebelum menyimpulkan apa pun.

Ini adalah keterampilan utama yang harus dimiliki setiap leader dengan gaya kepemimpinan strategis.

4. Membuat keputusan dengan cepat

Seorang pemimpin strategis harus mampu membuat keputusan yang sulit sekalipun dengan cepat ketika dibutuhkan.

Bahkan jika data yang ia miliki tidak cukup lengkap atau konkret.

Dalam proses decision making, pemimpin di posisi strategis sudah harus lebih dulu memperhitungkan segala manfaat, pengorbanan, dan risikonya, serta juga tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya.

Pemimpin strategis pada akhirnya juga harus memiliki keyakinan kuat terhadap keputusan akhir yang diambilnya.

5. Keterampilan diplomasi

Pemimpin strategis harus mahir dalam menemukan titik temu ketika mendiskusikan rencana kerja yang sudah diputuskannya bersama stakeholders.

Bukan cuma itu. Pemimpin strategis juga mampu meyakinkan dan membangun kepercayaan di antara mereka untuk mencapai kesepakatan.

Bahkan jika masing-masing stakeholder mungkin memiliki pandangan dan agenda yang berbeda.

Terlebih lagi, pemimpin strategis juga harus mampu menghubungkan ide-ide mereka dengan nilai serta visi misi perusahaan.

Ini membutuhkan keterampilan diplomasi dan komunikasi yang proaktif.

6. Tidak takut gagal

Segala keputusan punya konsekuensinya masing-masing. Kamu mungkin bisa memprediksinya sejak awal, tapi bisa juga tidak. Itu wajar.

Tidak semua harapan akan pasti terjadi seperti yang dimau.

Jangan pernah takut gagal jika kamu ada di posisi ini. Seorang pemimpin yang andal harus bisa menerima kegagalan, bahkan mengakui kegagalannya sejak dini.

Namun, mengakui kegagalan bukan berarti juga cepat menyerah.

Mengusung kepemimpinan strategis artinya seorang leader harus bisa belajar dari kesalahan untuk mengubah kegagalan menjadi kesuksesan.

Mereka pun pada akhirnya bisa mengenali tipe-tipe kegagalan seperti apa yang bisa diubah menjadi kesuksesan.

Karakteristik ini kemudian dapat membantu mereka untuk bisa mengantisipasi dan mengeliminasi risiko atau skenario buruk agar tidak terulang lagi di masa depan.

Pasalnya, mereka sudah tahu cara-cara apa saja yang berhasil dan yang tidak.

Perusahaan yang Cocok dengan Gaya Kepemimpinan Strategis

© Pexels.com

Hampir setiap organisasi di industri mana pun membutuhkan setidaknya satu sosok kepemimpinan strategis.

Dalam sebagian besar organisasi berskala besar, posisi kepemimpinan strategis biasanya diduduki oleh manajer top-level semisal dewan direksi, presiden, wakil presiden, atau CEO.

Merekalah yang bertanggung jawab untuk menentukan arah strategi dari organisasi. Namun, posisi ini juga bisa diemban oleh manajer di middle-level sekalipun ketika dibutuhkan.

Kepemimpinan strategis akan sangat membantu memperbaiki kinerja perusahaan dan dapat menyelesaikan masalah struktural dalam suatu organisasi.

Akan tetapi, fungsi seorang pemimpin strategis bukan hanya sebagai nakhoda untuk menyelamatkan “kapal yang hampir karam”.

Fokus dari kepemimpinan strategis bukan sekedar mencari solusi instan untuk bertahan hidup.

Pemimpin strategis harus melihat gambaran besar dari masa depan perusahaan setiap kali ia akan membuat keputusan atau menerapkan perubahan.

Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Strategis

1. Kelebihan

Kepemimpinan strategis memberi pemimpin kerangka kerja untuk membimbing orang-orang di bawahnya mencapai visi yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa keuntungan lainnya dari gaya kepemimpinan strategis yang perlu kamu tahu:

    Mendorong semua orang yang terlibat untuk selalu berpikir kritis dan objektif.

    Mendorong kontribusi aktif dan sense of belonging yang kuat dari setiap anggotanya.

    Mencegah dan mengurangi risiko konflik.

    Menggiatkan kolaborasi antar-departemen.

    Menguatkan komitmen kerja dan loyalitas setiap anggotanya.

    Alur komunikasi yang jelas di seluruh bagian organisasi.

Bila dilakukan dengan baik dan memiliki tujuan yang jelas, manajemen strategis dapat menjamin kesuksesan jangka panjang.

2. Kekurangan

Namun sama seperti gaya kepemimpinan lainnya, manajemen strategis juga memiliki kekurangan, yaitu:

    Tidak benar-benar dapat memprediksi masa depan dan semua kemungkinan terburuknya.

    Terlalu fokus pada masa depan; tidak benar-benar mengatasi masalah yang saat ini sedang ada di depan mata.

    Tidak begitu fleksibel. Jika ada satu aspek dalam strateginya ada yang perlu diubah atau dikoreksi sambil jalan, hal tersebut dapat memengaruhi keseluruhan organisasi.

    Berpotensi mengucurkan biaya tambahan, terutama jika strategi tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Tips Efektif Menerapkan Kepemimpinan Strategis

© thebalance.com

Menerapkan manajemen strategis itu sendiri sebetulnya adalah risiko bagi perusahaan.

Jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, konsekuensi akhirnya bisa berarti PHK, pembatalan proyek, atau penghapusan sebuah departemen.

Maka untuk menghindari risiko-risiko tersebut, mengutip Business 2 Community, maka perlu diketahui cara memanfaatkan kepemimpinan strategis, antara lain:

    Buatlah rencana manajemen risiko untuk menghadapi situasi yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana.

    Selalu up-to-date dengan jalannya rencana kerja. Jadwalkan meeting rutin dengan anggota untuk mengumpulkan isu-isu yang mungkin terjadi dalam keseharian.

    Buat tim gugus tugas yang isinya staf garis depan, manajer tingkat tengah, dan pemimpin senior untuk membantumu membuat keputusan yang lebih tepat.

    Tunjuk konsultan independen, jika memungkinkan.

Pemimpin strategis memiliki tugas menyeimbangkan masa depan dengan masa sekarang.

Pemimpin strategis yang sukses adalah sosok yang dapat mudah beradaptasi dan mengelola risiko dengan efisien.

Ingin berbagi pengalaman kepemimpinanmu kepada sesama profesional? Yuk berdiskusi di Glints Komunitas.

Bukan hanya sesama profesional, forum tanya jawab ini akan mempertemukanmu dengan para ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Yuk, cek kanal Office Life dan mulai berdiskusi!

Sumber

    What Is a Strategic Leader?

    Strategic Leadership: The Essential Skills

    How to Implement Strategic Leadership in Your Organization

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News