customer.co.id – Pemerintah resmi menaikkan tarif ojek online (ojol) roda dua di Indonesia. Tarif ojol naik ini diatur dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi, yang dikeluarkan sejak tanggal 4 Agustus 2022.

Kebijakan tarif ojol naik ini pun menimbulkan berbagai komentar pro dan kontra dari para mitra driver.

Misalnya Yanto, salah satu driver dari aplikasi ojol Grab, mengaku senang karena tarif ojol naik membuat dirinya merasa terbantu meringankan biaya pengeluaran untuk BBM dan juga diharapkan bisa menaikkan pendapatan.

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Perhubungan yang sebelumnya telah memutuskan adanya kenaikan tarif ojol.

“Sebagai driver, kami bersyukur dengan kenaikan tarif ini. Dengan tarif baru, sangat membantu driver karena masih ada sisa yang bisa untuk dibawa pulang,” ucap Yanto, kepada Kompas.com, Senin (12/9/2022).

Sebagai driver yang sudah lama mencari rezeki lewat Grab, ia berharap aplikator terus memberikan berbagai promo sehingga konsumen terus setia dan juga para driver tetap senang ketika menerima orderan.

“Harapan sebagai driver, Grab terus kasih yang terbaik, seperti promo, sehingga orderan semakin banyak. Sekerang ketika ada kenaikan tarif, driver juga masih mendapat hasil ketika pulang, masih ada lebih untuk dibawa pulang ke keluarga,” ucap Yanto.

Dia juga menilai, kebijakan kenaikan tarif ojol ini akan membuat dapur para driver bisa semakin ngebul. Ia tak memungkiri, dampak kenaikan bahan bakar, ikut mengerek harga-harga bahan pokok sehingga, pendapatan jadi ikut tergerus.

Hal senada juga diami oleh Arik Dwi Saputra (29), salah satu driver Gojek. Dia mengatakan kenaikan tarif ojek online sangat bagus, apalagi dengan adanya kenaikan tarif GoFood sebesar Rp 800 untuk setiap pengantaran.

“Alhamdullilah ada kenaikan tarif untuk kami para driver. Ini sangat membantu menambah penghasilan disaat adanya kenaikan harga BBM. Sehingga pendapatan juga cukup lumayan yang bisa dibawa pulang,” ungkapnya.

Menurut Arik tarif ojol naik bagi para driver Gojek membuat ia menjadi lebih semangat untuk bekerja walaupun kenaikan tarif tersebut tidak begitu besar.

“Driver berharap kenaikan tarif ini menjadi sedikit harapan buat para driver disaat harga BBM dan bahan pokok yang mulai terkerek naik,” kata dia.

Sementara di sisi lain, Surya, driver Gojek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan mengaku kenaikan tarif ojol membuat pendapatannya menurun.

Sebab dijelaskan dia, dengan adanya kenaikan tarif ini membuat beberapa penumpangnya beralih menggunakan jasa ojol lain yang memberikan harga lebih murah.

“Ini kita sudah berasa kurang order mungkin karena naik kali ya, hari ini saya rasain biasanya dari pagi sampai siang sudah 15 penumpang, ini dari pagi sampai sekrang baru 8. Pada lari ke Maxim mereka enggak naik,” kata Surya.

Surya juga mengatakan, biaya layanan Gojek yang diterapkan perusahaan aplikator belum kunjung turun, yaitu sebesar 20 persen.

Ia mencontohkan, jika dalam satu kali perjalanan pengguna membayar Rp 15.000, jumlah tersebut akan dipotong 20 persen sebagai biaya layanan Gojek dan dipotong sebesar Rp 2.000 untuk biaya jasa aplikasi.

“Jadi pendapatan saya jadi Rp 10.400,” ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, ia berharap biaya layanan tersebut diturunkan untuk meringankan para driver.

“Teman-teman penginnya dikurangin biaya yang 20 persen itu,” ucap dia.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News