customer.co.id – JAKARTA – Setelah melalui Rapat Umum Anggota (RUA) Indonesia National Air Carriers Association (INACA) yang dilakukan dengan daring dan ikuti oleh seluruh anggota, maka secara aklamasi Denon Prawiraatmadja terpilih kembali menjadi Ketua Umum INACA periode 2022-2025.

Denon mengakui bahwa kepengurusan pada periode sebelumnya mengalami kondisi yang cukup berat, hal ini berkaitan dengan situasi bisnis penerbangan di Indonesia belakangan ini, khususnya setelah periode Lebaran 2022. Hal itu bersamaan dengan telah dikeluarkannya beberapa peraturan pemerintah yang sangat mendukung akselerasi pergerakan penumpang dan barang, yang intinya memberikan kelonggaran atas peraturan perjalanan dalam dan luar negeri sejalan dengan membaiknya kondisi pascapandemi Covid-19.

“Namun kami bersyukur dengan kekompakan para pengurus INACA ditambah dengan dukungan semua stakeholder penerbangan dan tentunya pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, kita berhasil melewati masa sulit tersebut. Dan untuk menuju tahap pemulihan pasca-Covid 19 dibutuhkan akselerasi atau percepatan pemulihan ekonomi pada umumnya dan industri penerbangan pada khususnya, melalui sinergi seluruh stakeholders dan juga dukungan kebijakan dan insentif serta stimulus dari pemerintah,” kata Denon dalam keterangannya, Kamis (27/10/2022).

Denon juga menjelaskan bahwa sebagaimana yang telah disampaikan pada annual meeting tahun 2021 yang lalu bahwa keberhasilan dalam membangun budaya risiko (risk culture) serta melaksanakan manajemen risiko yang baik melalui proses mitigasi risiko yang dilakukan secara terencana, komprehensif, terintegrasi, serta berkelanjutan merupakan salah satu kunci sukses untuk bertahan dan berhasil menghadapi kondisi bisnis yang terganggu (disrupted) selama dan pascapandemi Covid 19 maupun ketidakpastian yang ada di masa mendatang.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, ke depan kita dibayangi dengan kondisi resesi global, inflasi tinggi, devaluasi kurs mata uang, kenaikan suku bunga, dan kenaikan harga bahan bakar serta energi,” katanya.

Ke depannya, kata Denon, INACA bersama-sama dengan seluruh anggota serta stakeholder senantiasa berkomitmen dalam mendukung program pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional, khususnya pembenahan di sektor penerbangan dan pariwisata melalui transformasi dan penataan ekosistem usaha yang lebih baik di seluruh aspek, baik pembenahan rute dan konektivitas penerbangan, slot bandara, penentuan hub dan spoke, dan lain-lain. Karena dengan pulihnya sektor industri penerbangan diharapkan akan mendukung pemulihan perekonomian nasional yang berkelanjutan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membuka RUA INACA 2022 ini meminta kepada para pengurus Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia untuk bersinergi bersama mempercepat pemulihan penerbangan nasional setelah terdampak pandemi Covid-19. Dirinya juga berharap ketua dan pengurus INACA terpilih dapat bersinergi mencari solusi terbaik dalam upaya mempercepat pemulihan industri penerbangan.

“Saya mengucapkan selamat kepada para pengurus INACA terpilih dan berpesan kepada seluruh maskapai menjaga dan meningkatkan ketepatan waktu atau on time performance (OTP). Beberapa cara untuk menjaga OTP yaitu dengan meminimalkan faktor-faktor keterlambatan suatu penerbangan baik manajemen seperti personil, kelengkapan fasilitas, serta faktor teknis operasional yang membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait seperti pengelolaan bandara dan navigasi. Data September 2022 menyatakan, seluruh maskapai anggota INACA mencapai angka OTP sebesar 76,79%. Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya pada 2021 yaitu sebesar 75,31%,” katanya.

Selanjutnya, Budi juga meminta kepada para anggota INACA untuk memperhatikan keterbatasan jumlah armada yang menjadi salah satu masalah yang dihadapi maskapai akibat pandemi, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara supply (ketersediaan armada pesawat) dan demand (jumlah permintaan masyarakat). Di saat pandemi mereda, ada euforia masyarakat untuk kembali bergerak. Namun dengan adanya suplai yang masih terbatas mengakibatkan terjadinya stagnasi yang mempengaruhi pelayanan kepada masyarakat.

“Saya juga meminta INACA untuk memberi perhatian khusus terhadap adanya kebutuhan konektivitas daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) yang harus dipenuhi. Kita harus melihat dan mendengarkan kebutuhan saudara kita di Aceh, Kalimantan, Papua, dan Indonesia bagian timur,” katanya.

Recovery

Sedangkan, Ketua Dewan Pembina INACA, Irfan Setiaputra mengatakan jika dua tahun ke belakang menjadi masa survival, tahun 2022 merupakan tahun recovery. Turbulensi yang dibawa oleh pandemi Covid-19 telah berlalu, namun dampak dari turbulensi tersebut masih menjadi tantangan tersendiri bagi industri penerbangan untuk bangkit dan kembali pulih. Bahkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan, lalu lintas penumpang global baru akan kembali ke kondisi sebelum pandemi paling cepat pada tahun 2024.

“Karenanya, tidak dapat dipungkiri, berbagai upaya adaptif, langkah strategis, serta kolaborasi yang sinergis masih perlu terus kita lakukan untuk memastikan sustainability industri penerbangan Indonesia ke depannya. Saya percaya, kita semua meyakini bahwa setelah melewati masa turbulensi yang panjang dan berat, kita akan menjadi semakin kuat serta memiliki daya saing dan fundamental kinerja yang lebih baik di masa-masa selanjutnya,” katanya.

Irfan juga berharap kiranya kepengurusan periode berikutnya, yang akan ditetapkan dalam rapat umum anggota, dapat melanjutkan program-program yang telah diinisiasi oleh kepengurusan sebelumnya, khususnya program-program utama yang membutuhkan penyelesaian seperti soal pembebasan bea masuk/pajak impor suku cadang dan komponen pesawat, perihal konektivitas transportasi udara nasional melalui program hub and spoke dan pengaturan slot penerbangan yang berorientasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan industri, serta program-program krusial lainnya.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News