customer.co.id – Ekonomi Inggris tumbuh sebesar 0,2% pada bulan Juli. Hal ini terjadi setelah Inggris mengalami penurunan tajam di sektor ekonomi pada bulan-bulan sebelumnya.

Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan, sektor jasa berkontribusi besar atas capaian ini. Kejuaraan Euro Wanita yang digelar di Inggris juga membantu menopang perekonomian negara tersebut.

Pertumbuhan ini sebenarnya lebih lambat dari perkiraan para analis. Sebelumnya para analis memprediksi jika pertumbuhan ekonomi Inggris bisa menyentuh 0,3%.

Produk domestik bruto (PDB) di bulan Juni turun 0,6% karena perayaan Queen’s Jubilee, membuat beberapa bank harus libur ekstra. Queen’s Jubilee adalah perayaan yang menandai pemerintahan Ratu Elizabeth II yang telah menjadi pemimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun.

Selain itu, pengamat memprediksi hari libur bank untuk pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth pada 19 September, serta 10 hari berkabung nasional, dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga mendorong Inggris jatuh ke dalam resesi yang lebih cepat.

Melansir dari BBC, Selasa (13/9/2022), bulan lalu, Bank of England memprediksi jika Inggris akan jatuh ke dalam resesi di akhir tahun ini.

Resesi didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut, atau periode tiga bulan, dari output yang menyusut. Sebagai informasi, antara April dan Juni, ekonomi mengalami kontraksi sebesar 0,1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Dikatakan sebelumnya, ekonomi Inggris dibantu oleh Kejuaraan Euro Wanita yang dimenangkan oleh Inggris, dan Commonwealth Games. Selain itu penjualan mobil bekas di Inggris juga tergolong tinggi.

Namun, ada bukti lain bahwa belanja konsumen tetap di bawah tekanan karena kenaikan harga. Inflasi mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir yang mencapai 10,1% pada bulan Juli.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

ONS mengatakan bahwa antara Mei dan Juli, pertumbuhan ekonomi cenderung datar dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Sektor produksi dan konstruksi menyusut di bulan Juli. Produksi terpukul oleh penurunan permintaan energi seperti listrik.

Jake Finney, ekonom di firma akuntansi PwC, mengatakan bahwa meskipun ekonomi tumbuh pada Juli, ia memperkirakan ada kontraksi pada kuartal ketiga yang berlangsung antara Juli dan September.

“Ini berarti Inggris memasuki resesi teknis untuk pertama kalinya sejak pembatasan penguncian berakhir,” katanya.

Tidak mengherankan bahwa ekonomi tumbuh pada bulan Juli dibandingkan dengan bulan Juni. Alasannya sederhana, bahwa bulan Juni terdapat banyak hari libur yang mengurangi aktivitas perekonomian.

Kondisi di bulan Juni diprediksi akan terjadi pada bulan ini. Sebab, hari libur di Inggris akan lebih banyak setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News