customer.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terlempar dari level psikologis 7.000 di awal pekan ini, Senin (10/10/2022).

Di pembukaan, IHSG langsung melemah 0,47%. Tak berapa lama berselang IHSG semakin drop dan terkoreksi 0,9% ke 6.963,80.

Bursa saham Wall Street berakhir di zona merah pekan lalu. Amblesnya Wall Street pada Jumat semakin memperpanjang tren negatif yang sudah berlangsung sejak Rabu pekan lalu.

Pada Jumat (7/10/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 630,15 poin atau 2,11% ke 29.296,79. Sementara itu, indeks S&P 500 anjlok104,86 poin atau 2,80% menjadi 3.639,66 dan indeks Nasdaq Composite ambruk 420,91 poin atau 3,8% ke 10.652,4.

Kendati ambruk pada Rabu-Jumat, secara keseluruhan bursa AS masih menguat sepekan. Dalam sepekan, S&P masih menguat 1,51%, Dow Jones naik 1,99% sementara Nasdaq menanjak 0,73%.Penguatan dalam sepekan ditopang olehrallybesar pada Senin dan Selasa.

Pada Jumat, bursa AS anjlok setelah data tenaga kerja AS untuk September keluar.Biro statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan ada peningkatan jumlah pekerja sebanyak 263.000 pada September. Jumlah tersebut memang jauh lebih rendah dibandingkan 315.000 pada Agustus. Namun, tingkat pengangguran melandai ke 3,5% pada September 2022 dari 3,7% pada Agustus.

Meskipun penambahan pekerja melandai tetapi angkanya masih terbilang solid. Dengan data yang masih solid, pasar pun berekspektasi jika kebijakanhawkishbank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan bertahan lama.

Laporan FactSet menunjukkan dari perusahaan yang tercatat di bursa S&P dan sudah melaporkan laporan keuangan pada kuartal III-2022, setengah dari mereka terdampak negatif oleh penguatan dolar AS. Sementara itu, 65% menunjukkan jika mereka terdampak besar oleh ongkos tenaga kerja dan 55% terimbas oleh gangguanrantai pasok.

Sentimen lain yang bisa menentukan pergerakan IHSG hari ini adalah masih kencangnya kekhawatiran resesi. Kekhawatiran tersebut telah disampaikan sejumlah lembaga. Dana Moneter Innternasional (IMF) bahkan sudah memberi peringatan berulang mengenai ancaman tersebut.

Managing Director IMF Kristalina Georgieva, Minggu (9/10/2022),menyatakan bahwa risiko resesi dan ketidakstabilan keuangan terus meningkat. Ia mengatakan prospek ekonomi global ‘gelap’ mengingat guncangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, serangan Rusia ke Ukraina, dan bencana iklim di semua benua.

Dari dalam negeri, data yang perlu dicermati pasar hari ini adalah survei konsumen yang akan dikeluarkan Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September menjadi penting karena akan mencerminkan perilaku konsumen dalam berbelanja setelah ada kenaikan harga BBM Subsidi awal September lalu serta lonjakan inflasi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News