customer.co.id – Pandemi tidak hanya memberikan dampak kepada sektor kesehatan tapi juga mempercepat transisi menuju digitalisasi termasuk dalam pelatihan vokasi yang dapat menjangkau masyarakat di berbagai lokasi di Tanah Air.

Hal itu juga didorong dengan peluncuran Program Kartu Prakerja yang dilakukan oleh pemerintah di awal pandemi COVID-19 pada 2020 yang berhasil menjangkau belasan juta warga masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Manfaatnya juga dirasakan oleh Rahayu, seorang pekerja administrasi di Kota Bontang di Kalimantan Timur, yang mengaku mendapatkan manfaat luar biasa dari program itu dari ilmu yang diterimanya.

Perempuan berusia 32 tahun itu tertarik mengikuti Kartu Prakerja ketika adiknya menjelaskan bahwa kartu inimemberikan pelatihan yang disertai insentif.

Ketika ditemui di Kota Bontang, Kaltim, pada awal Oktober lalu, dia mengaku mulai melakukan pendaftaran sejak gelombang ke-12. Namun, Rahayu baru berhasil menjadi peserta pelatihan Kartu Prakerja pada gelombang ke-16 pada 2021.

Dia kemudian memilih beberapa pelatihan yang ditawarkan dalam ekosistem Kartu Prakerja, salah satunya pelatihan marketing online yang kini membantunya dalam menambah penghasilan sehari-hari.

Ia memilihyang lebih banyak digunakan orang, yang tidak ada hentinya. Pelatihan berjualan onlinememang relevankarena pandemi pasti banyak orang yang membeli melaluionline.

Hal itu dirasakannya ketika Kota Bontang masuk dalam zona merah pada 2021 yang membuat banyak orang memutuskan tidak keluar rumah dan bertransaksi dilakukan secara daring.

Tidak hanya itu, ilmu yang dipelajarinya juga membantunya untuk menjadi wirausaha yang dapat diterapkan sepanjang hayatnya.

Membagi waktu antara pekerjaan rumah tangga, menjaga anak yang sekolah, dan berjualan tahu, serta memberi les privat, lulusan Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Bosowa di Makassar, Sulawesi Selatan, itu melakukan pelatihan setelah semua kewajibandijalaninya, yaitu waktu tengah malam sampai dini hari.

Dari proses pembelajaran itu dia kemudian mencatatkan poin-poin yang menurutnya dapat membantu usaha penjualannya dan untuk bersiap menjalani tes yang perlu dijalani usai pelatihan daring selesai.

Beberapa ilmu yang didapat, antara lain, cara menarik pelanggan, membaca pasar baik produk yang tren maupun media sosial, dan loka pasar (marketplace) yang dominan di wilayah masing-masing.

Dari pelatihan itu, ibu satu anak itu kemudian menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya untuk usaha berjualan baju secara daring miliknya dan membantu usaha martabak yang sang suami.

Perempuan energik itukemudian menerapkan teknis pemasaran yang telah dipelajarinya termasuk mempromosikan produknya di situs lokal, media sosial sampai tokonya bekerja sama dengan aplikasi transportasi online untuk memudahkan pelanggan membeli berbagai jenis martabak yang dijualnya.

Hasilnya mulai terlihat dengan penghasilannya dari penjualan bertambah dibandingkan sebelum mengikuti Kartu Prakerja dan dapat membantu mendukung keuangan rumah tangga.

Sebelum mengikuti Kartu Prakerja, dia mengaku tidak terpikirkan untuk mengikuti pelatihan vokasi dil uar yang diberikan oleh tempat kerjanya saat menjadi guru.

Beberapa faktor yang membuatnya dulu enggan mengikuti pelatihan secara mandiri, misalnya, biaya transportasi dan akomodasi ketika melakukan pelatihan secara langsung dan waktu yang dihabiskan.

“Terus ada Prakerja, cuma di rumah sudah bisa dapat ilmu, saya tidak keluarkan biaya tapi pemerintah,” tuturnya.

Pelatihan ke depan

Kartu Prakerja adalah program pelatihan yang diluncurkan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja Indonesia dalam bentuk memberikan kemampuan baru atau skilling, menambahkan kemampuan atau reskilling, dan meningkatkan kemampuan atau upskilling.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2022 terdapat 144 juta angkatan kerja di Indonesia dengan 83 persen belum pernah mengikuti pelatihan.

Studi Bank Dunia pada 2016 memperlihatkan bahwa 64 pekerja tidak mengikuti pelatihan dengan alasan utama karena tidak tersedia pelatihan yang sesuai. Hanya 44 persen perusahaan memberikan pelatihan kepada pekerja karena melihat tidak adanya kebutuhan untuk itu.

Sejauh ini 43,57 juta orang telah mendaftar dan lolos verifikasi Kartu Prakerja dengan 14,91 juta orang telah dinyatakan sebagai peserta efektif program tersebut.

Dari survei yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja pada 2022, sebanyak 86 persen dari peserta belum pernah mengikuti pelatihan. Dari jumlah peserta sebanyak 60 persen tinggal di desa dan 51 persen merupakan mayoritas SMA sederajat.

Adanya Kartu Prakerja sendiri telah mentransformasi sistem pendidikan Indonesia dengan data BPS memperlihatkan persentase angkatan kerja yang pernah mengikuti pelatihan atau kursus 2019-2020 berada di kisaran 10 persen yang kemudian naik menjadi16,36 persen pada 2022.

Mayoritas dikontribusikan dari pelatihan Kartu Prakerja.

Tidak hanya itu, program itu juga membantu para pencari kerja dengan berdasarkan survei Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja pada 2021 menemukan 27 persen yang sebelumnya menganggur kini sudah bekerja, dengan rincian 14 persen adalah buruh/pegawai/pekerja lepas dan 13 persen berwirausaha.

Survei yang sama juga menemukan 73 persen peserta melampirkan sertifikat pelatihan Kartu Prakerja jika mendaftar pekerjaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur Rozani Erawadi sendiri menyampaikan apresiasiuntuk Kartu Prakerja ketika bertemu media usia acara Temu Alumni Kartu Prakerja di Bontang, Kaltim,pada akhir September lalu.

Banyak angkatan kerja di Kaltim mendapatkan manfaat dari Kartu Prakerja, tidak hanya dari insentif yang diterima tapi juga peningkatan kompetensi bagi masyarakat Kaltim.

Berdasarkan data, terdapat 310 ribu masyarakat Kaltim yang menjadi peserta Kartu Prakerja dari Gelombang 1-45. Sebanyak 4 persen di antaranya berasal dari kabupaten kategori miskin ekstrem dan 52 persen tinggal di desa.

Direktur Kemitraan, Komunikasi, dan Pengembangan Ekosistem Kartu Prakerja Kurniasih Suditomo mengatakan bahwa program itu tidak hanya membantu yang menganggur dan terdampak oleh pandemi.

Akan tetapi juga bisa dipakai oleh yang sudah bekerja dan yang berwirausaha untuk meningkatkan kapasitasnya dengan pelatihan yang mungkin tidak terdapat di sekolah formal.

Untuk itu, ada rencana meluaskan peserta untuk mereka yang sebelumnya tidak dapat mendaftar karena terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. Mengingat selama pandemi COVID-19 pemerintah memutuskan Kartu Prakerja menjadi program semibantuan sosial untuk membantu pekerja yang terdampak COVID-19.

Pihak Manajemen Pelaksana sendiri sampai saat ini masih menunggu Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) untuk meluaskan cakupan peserta tersebut.

Dalam Permenko itu, kata Kurniasih ketika ditemui di Samarinda, nanti mereka yang sudah pernah menerima bantuan sosial itu bisa mendapatkan pelatihan Prakerja dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi.

Langkah itu akan diambil untuk mewujudkan misi Kartu Prakerja meningkatkan kompetensi bagi masyarakat Indonesia dan mendukung pembelajaran sepanjang hayat. ***3***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News