Korban Seretnya Pasokan Gas Rusia, Jerman Sibuk Selamatkan Raksasa Energi Uniper

loading…

Jerman sepakat untuk melakukan penyelamatan terhadap perusahaan raksasa energi, Uniper dengan kucuran dana USD15,24 miliar. Uniper menjadi korban raksasa pertama akibat seretnya pasokan gas Rusia. Foto/Dok

JAKARTAJerman sepakat untuk melakukan penyelamatan terhadap perusahaan raksasa energi, Uniper dengan kucuran dana yang setujui mencapai USD15,24 miliar setara dengan Rp227,5 triliun (Kurs Rp14.927 per USD). Uniper menjadi korban raksasa pertama akibat tekanan dari seretnya pasokan gas Rusia , saat perusahaan energi yang berbasis di Düsseldorf itu sebelumnya mengajukan bailout.

Keuangan perusahaan terdampak dari berkurangnya pasokan gas Rusia yang bergema di seluruh Eropa, hingga mengirim saham perusahaan energi itu meluncur. Namun Jerman sepakat untuk melindungi perusahaan energinya, dengan paket bailout yang akan membuat negara Jerman mengambil 30% saham ekuitas di Uniper.

Baca Juga: Rusia Pangkas Pasokan Gas, Perusahaan Uniper Jerman Buka Opsi Bailout

Saham perusahaan awalnya naik ketika kesepakatan diumumkan, sebelum kembali turun tajam. Saham Uniper diperdagangkan lebih rendah dari 21% satu jam kemudian.

Uniper merupakan perusahaan energi pertama di Jerman -ekonomi terbesar eropa- yang membunyikan alarm atas tagihan energi yang melonjak, dan mengajukan permohonan bailout untuk dukungan pemerintah pada awal bulan ini. Sebagai importir gas terbesar Jerman, Uniper telah terpukul keras oleh menipisnya arus gas melalui pipa dari Rusia, yang memicu lonjakan harga.

Dalam sebuah pernyataan resmi, pemilik mayoritas Finlandia Fortum mengatakan, Uniper dan pemerintah Jerman telah menyepakati ‘paket stabilisasi komprehensif’ untuk memberikannya bantuan keuangan.

“Kita hidup melalui krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana membutuhkan langkah-langkah kuat. Setelah negosiasi yang intensif namun konstruktif, kami menemukan solusi dengan cara yang dapat diterima untuk memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat,” kata Presiden dan CEO Fortum, Markus Rauramo dalam pernyataan itu.

Baca Juga: Putin Bakal Buka Kembali Keran Gas ke Eropa, Tapi dengan Syarat

“Kami didorong oleh urgensi dan kebutuhan untuk melindungi keamanan pasokan Eropa di masa perang,” paparnya.

Setelah bailout, Fortum hanya akan memiliki 56% saham di Uniper atau mengalami penurunan dari sekitar 80% sebelum kesepakatan. Fortum menambahkan, bahwa pemerintah Jerman siap memberikan dukungan lebih lanjut jika kerugian Uniper, sebagai akibat dari tekanan gas melebihi 9 miliar euro.

Artikel ini bersumber dari ekbis.sindonews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News