Jakarta: Kesuksesan Indonesia dalam menangani pandemi covid-19 disebut tidak lepas dari kerja keras para menteri di kabinet Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
 
Airlangga sebagai Ketua KPC-PEN dan serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan dinilai punya peran sentral dalam penangan pandemi covid-19.
 
”Kedua menteri cukup mampu menerjemahkan kehendak dan kemauan Presiden, dalam hal ini kemudian diikuti Mendagri (Tito Karnaivian) keluarlah instruksi Mendagri dalam berbagai aspeknya,” kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah kepada wartawan, Jakarta, Selasa, 13 September 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Trubus, sejumlah kebijakan dan terobosan memang dilakukan pemerintah sejak awal pandemi covid-19. Menko Airlangga melalui KPC-PEN menyalurkan sejumlah bantuan sosial, begitu juga dengan kementerian/lembaga lain.
 
“Bantuan ini telah menyelamatkan masyarakat kita dari berbagai kondisi saat covid-19 karena adanya pembatasan-pembatasan, sehingga pada akhirnya tercukupi,” kata Trubus.
 
Trubus mengapresiasi kerja sama pemerintah pusat dan daerah. Termasuk, masyarakat dalam penanganan pandemi covid-19.
 
“Kita lihat koordinasi kolaborasi antarkementerian lembaga yang sebenarnya ego sektoral kuat, namun dalam mengatasi covid-19 cukup baik. Hubungan pusat dan daerah, hubungannya baik, dan kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat terjalin sinergis, jadi penanganan covid-19 berjalan patut kita banggakan juga,” sebut Trubus.
 
Dengan kolaborasi dan sinergi ini, kata dia, dalam dua tahun perekonomian nasional pulih lebih cepat. Bahkan, sampai saat ini diperkirakan akan tumbuh 5,44 persen yoy di 2022.
 

Dalam survei yang dilakukan Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) disebutkan jika Airlangga dikenal oleh 58,9 persen responden sebagai Menko Perekonomian dan juga tokoh yang diberikan tanggung jawab Presiden Jokowi sebagai Ketua KPC-PEN untuk memulihkan perekonomian nasional akibat dampak covid-19 dan penanggulangan covid-19. Termasul dikenal sebagai Ketua Umum Golkar.
 
“Tokoh mana yang kebijakan dan programnya paling dirasakan memberikan dampak pada masyarakat dalam 2 tahun terakhir kepada 1.988 responden dan hasilnya Airlangga Hartarto dinilai sebagai tokoh bakal capres yang kebijakannya dan programnya banyak membantu masyarakat di saat masyarakat kesulitan ekonomi keluarganya akibat dampak covid-19,” kata Direktur Eksekutif LPPM Alamsyah Wijaya.

Popularitas

Selain itu, LPMM melakukan survei untuk mengukur dinamika pendapat dan pilihan masyarakat terhadap parpol dan tokoh bakal capres pada Pemilu 2024. Hasilnya, jika pilpres digelar hari ini dengan tokoh mana yang akan dipilih dengan pertanyaan tertutup maka nama Airlangga dipilih 29,2 persen, Prabowo Subianto 21,0 persen, Andika Perkasa 12,7 persen, Ganjar Pranowo 7,1 persen, Anies Baswedan 5,2 persen, Puan Maharani 4,1 persen, Muhaimin Iskandar 1,6 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 19,1 persen responden
 
Dari hasil simulasi nama tokoh-tokoh jika dipasangkan sebagai capres dan cawapres, didapati hasil survei pasangan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo paling banyak dipilih dengan tingkat keterpilihan 45,6 persen. Sedangkan preferensi publik dalam memilih partai politik menunjukkan elektabilitas Golkar 15,8 persen, Gerindra 14,6 persen, PDIP 14,7 persen, Demokrat 5,4 persen, PKB 5,2 persen, PKS 5,1 persen, NasDem 4,4 persen, Perindo 4,2 persen, PAN 4,1 persen, dan PPP 4,1 persen.
 
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai ada kemungkinan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan mengusung pasangan Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Hal itu didasarkan pada posisi Golkar yang cukup kuat dalam KIB sehingga besar peluang untuk menyodorkan nama Airlangga sebagai capres.
 
“Kalau soal mungkin ya mungkin saja. Kans itu besar, mengingat Golkar saya kira cukup berpengaruh di lingkaran KIB,” kata Ray dikonfirmasi terpisah.
 
Namun, kata Ray, elektabilitas Airlangga perlu didongkrak. Berbeda dengan LPPM, Ray menilai keberhasilan Airlangga dalam bidang ekonomi tidak cukup mendongkrak popularitasnya.
 
“Istilah saya pekerjaan di belakang meja. Padahal yang dibutuhkan adalah posisi yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Sayangnya, Airlangga lebih memilih itu. Efeknya dia tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat,” ujarnya.
 
Ray berpendapat meski Airlangga disebut berkinerja baik dalam bidang ekonomi, hal itu tidak cukup kuat untuk menjamin elektabilitasnya melesat.
 
“Yang mengerti itu ya sebagian pelaku ekonomi. Saya kira jumlahnya tidak akan lebih dari 10 persen dari total pemilih. Yang 10 persen ini belum tentu juga menyukai Airlangga. Bisa jadi mereka melihat capaian ekonomi karena kerja tim, bukan karena kerja Airlangga saja,” tegas dia.
 

(JMS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News