Produsen Mobil Ford Bakal Masuk ke Indonesia, Begini Penjelasan Menteri Bahlil

loading…

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, hingga saat ini pemerintah telah bertemu dengan petinggi produsen mobil Ford di Amerika Serikat. Foto/Dok

JAKARTA – Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS), Ford dikabarkan bakal membangun fasilitas produksi di Indonesia. Kehadiran Ford di Indonesia direncanakan bakal juga membangun ekosistem kendaraan listrik .

Baca Juga: Bangun Industri Baterai dari Hulu ke Hilir, Bahlil: Indonesia Satu-satunya di Dunia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, hingga saat ini pemerintah telah bertemu dengan petinggi perusahaan Ford di Amerika Serikat.

“Kemarin saya juga ngomong sama Ford dari AS, tapi saya belum menyampaikan tentang potensi investasi mereka, baru penjajakan dan kami diskusi,” ujar Bahlil di Kantornya, Rabu (20/7/2022).

Menteri Investasi Bahlil juga menyebutkan, bahwa Ford merupakan produsen mobil terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Tesla. Kehadiran pabrikan mobil asal negeri Paman Sam -julukan AS- itu diharapkan juga mampu ikut membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

“Ford itu pemain mobil kedua setelah Tesla, itu Vice President-nya sudah ketemu sama saya. Jadi negara kita ini orang percaya untuk melakukan investasi,” sambungnya.

Baca Juga: Bahlil Sebut Negara Tetangga Belum Ikhlas RI Jadi Produsen Utama Baterai Mobil Listrik

Dismping itu Bahlil juga mengungkap, bahwa produsen mobil asal Jerman Volkswagen (VW) juga dipastikan bakal masuk ke Indonesia, setidaknya pada akhir tahun 2022 mulai pembangunan pabriknya.

“Kemarin VW juga sudah melakukan kunjungan dan di sana akan berproduksi, tapi bukan sekarang. Sekarang masa konstruksi, mungkin produksinya 2024-2025 karena itu bagian dari hilirisasi,” kata Bahlil.

Kehadiran VW di Indonesia ini nantinya bakal menggarap nikel dari Indonesia untuk memproduksi baterai listrik. Menurut Bahlil kehadiran VW di Indonesia sangat menguntungkan meski hanya menggarap baterai mobil listrik.

Karena menurutnya VW sendiri menguasai setidaknya kurang lebih 30% pasar mobil listrik di Eropa. “Kalau ditanya VW masuk tidak, masuk. Jadi bayangin untuk Nikel ini kita udah hampir semua negara masuk nih,” pungkasnya.

(akr)

Artikel ini bersumber dari ekbis.sindonews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News