customer.co.id – JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menargetkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini bertahan di level 40%. Hal ini menjadi komitmen pemerintah untuk terus mengelola utang dengan penuh kehati-hatian dan menjaga rasio utang agar tidak membebani keuangan negara di masa mendatang.
Adapun posisi utang pemerintah mencapai Rp 7.420,47 triliun hingga 30 September 2022. Realisasi utang ini setara dengan 39,3% terhadap PDB. Meski rasio utang masih dalam kondisi aman sebagaimana ketentuan dalam Undang Undang 17 tahun 2023 yakni batas maksimal sebesar 60%, namun rasio utang harus terus dijaga agar beban bunga utang ke depan tidak terus membengkak.
“Sekarang (rasio utang terhadap PDB) sekitar 39%. Kita akan tahan di sekitar itu, kalau akhir tahun ini sampai sekitar 40%,” jelas Suahasil dalam The Indonesia 2023 Summit: Rebuild The Economy, Kamis (27/10/2022).
Suahasil menjelaskan bahwa rasio utang terhadap Indonesia masih cukup baik dibandingkan banyak negara dalam 2-3 tahun terakhir karena dihadapkan pada pandemi Covid-19, yang mana rasio utangnya melambung. Hal ini berbeda dibandingkan Indonesia yang rasio utang masih jauh di bawah 60% sebagaimana ketentuan.
Saat pandemi, APBN bekerja keras sebagai shock absorber (penahan gejolak) selama pandemi Covid-19 sejak 2020, yang menyebabkan sisi belanja pemerintah meningkat lebih tinggi dibandingkan penerimaan karena kegiatan ekonomi seperti konsumsi, ekspor impor, hingga investasi mengalami penurunan.
Kendati demikian, pada 2022 ini, ekonomi di dalam negeri berangsur pulih dan pemerintah berkomitmen untuk menyehatkan lagi APBN dengan melakukan konsolidasi fiskal.
“Tahun depan, defisit anggaran sebesar 2,84% terhadap PDB atau kembali dibawah 3% dengan beberapa sasaran strategi pembangunan, kemiskinan terus akan kita turunkan rinciannya pertumbuhan ekonomi 5,3% dan inflasi 3,6%,” ucapnya.
Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News