customer.co.id – Ada berbagai pendapat mengenai top-down vs bottom-up communication di kalangan ahli manajemen. Ini karena pendekatan top-down dan bottom-up sangat berbeda satu sama lain.
Kedua pendekatan komunikasi ini telah cukup umum digunakan dalam koordinasi perusahaan sehari-hari.
Meski demikian, masih banyak yang belum memahami bagaimana penggunaannya secara tepat dan efektif.
Melalui artikel berikut, Glints akan mengupas tuntas perbedaan kedua pendekatan komunikasi ini beserta penerapannya. Simak selengkapnya.
Top-Down Communication
© Freepik.com
Top-down communication merupakan bentuk komunikasi internal yang menggunakan struktur hierarki. Biasanya, bentuk komunikasi ini dilakukan dari atasan kepada bawahan.
Menurut Ideawake, pada top-down communication informasi dari pejabat tertinggi dalam perusahaan disaring hingga ke karyawan menggunakan struktur manajerial perusahaan.
Setiap jenjang manajerial mempelajari informasi dari jenjang teratas hingga informasi atau perintah tersebut diteruskan ke semua tingkatan yang relevan di dalam organisasi.
Agar komunikasi dalam bentuk ini berjalan lancar, terdapat empat faktor yang harus terpenuhi.
Top-down communication juga dapat berjalan lancar jika menggunakan tips berikut.
Bottom-Up Communication
© Freepik.com
Berkebalikan dengan top-down, bottom-up communication dilakukan agar atasan atau perusahaan mendapatkan masukan dari karyawan tentang bisnis untuk membuat keputusan yang paling tepat.
Dilansir dari Everwise, bottom-up communication terjadi ketika tujuan, proyek, dan tugas sebagian besar diinformasikan oleh umpan balik karyawan.
Karyawan diminta berperan serta dalam penetapan tujuan. Terkadang, peran karyawan dalam komunikasi ini hanya berupa feedback kepada perusahaan.
Namun, feedback tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan.
Penerapan bentuk komunikasi ini akan memberikan beberapa keuntungan berikut bagi perusahaan.
Top-Down vs Bottom-Up Communication, Mana yang Lebih Baik?
Lantas, antara top-down vs bottom-up communication, mana yang lebih baik digunakan dalam aktifitas kerja sehari-hari?
Teranyata, menurut Everwise, kamu bisa menggunakan kedua bentuk komunikasi ini secara simultan tanpa perlu mengabaikan salah satunya.
Untuk menentukan mana bentuk komunikasi yang efektif pada situasi yang tepat, kamu perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.
Setelah mempertimbangkan hal-hal ini, kamu bisa menentukan mana bentuk komunikasi yang paling tepat untuk timmu.
Lebih lanjut, jika tujuan bisnis perusahaan lebih mementingkan mempertahankan posisi pasar daripada menggantikan pesaing, top-down communication mungkin dapat membuat semuanya berjalan lancar.
Akan tetapi, cara ini hanya bisa diterapkan jika kamu adalah seorang atasan. Jika tidak, bottom-up communication adalah pilihan yang lebih efektif dan berdampak.
Kesimpulannya, tidak ada bentuk yang lebih baik antara top-down dan bottom-up communication.
Kamu bisa memilih salah satu atau menggunakan kedua bentuk komunikasi ini sesuai dengan situasi, kondisi, ataupun kebutuhanmu.
Temukan informasi lainnya soal dunia kerja dan pengembangan kariermu dengan sign up ke Glints.
Selain itu, kamu juga dapat mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari webinar dan workshop Glints ExpertClass.
Tunggu apa lagi, yuk daftarkan dirimu ke Glints!
Sumber
Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News