Jakarta: Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan berbagai bauran kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah selama dua tahun terakhir berhasil menghindarkan Indonesia dari risiko stagflasi. Diharapkan berbagai kebijakan itu juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
 
Dia menjelaskan berbagai kebijakan yang telah diterapkan selama dua tahun terakhir meliputi pengendalian penularan covid-19 di dalam negeri dan pemberian anggaran perlindungan sosial (perlinsos) terhadap masyarakat ekonomi rentan.
 
Selain itu, dia melanjutkan, pemberian bantuan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pemberian insentif pajak kepada para Wajib Pajak (WP), dan pemberian relaksasi restrukturisasi kredit kepada lembaga jasa keuangan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Karena kita tidak mau isu kesehatan, kemudian menjadi masalah sosial, menjadi masalah ekonomi, dan menjadi masalah sistem keuangan,” kata Suahasil, dalam kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dilansir dari Antara, Selasa, 13 September 2022.

Dia mengatakan berbagai kebijakan yang diterapkan itu telah membuat perekonomian Indonesia terus bertumbuh, sehingga terhindar dari risiko stagflasi di tengah terjadinya kenaikan angka inflasi.
 
“Indonesia tidak sedang stagflasi, karena mengalami pertumbuhan ekonomi. Stagflasi terjadi ketika perekonomian mengecil, atau pertumbuhannya negatif,” kata Suahasil.
 
Tercatat, sebelumnya perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar -2,07 persen secara tahun ke tahun (yoy) pada 2020. Lalu dapat tumbuh sebesar 3,69 persen yoy pada 2021 dan tumbuh sebesar 5,44 persen yoy pada triwulan II-2022.
 
Saat ini, lanjut Suahasil, berbagai upaya masih terus dilakukan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai target yang sebesar 5,2 persen yoy pada akhir 2022. Terkait inflasi, menurut dia, penyebab terbesarnya adalah adanya invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan terhambatnya rantai pasok kebutuhan pangan maupun energi di tingkat global.
 
“Yang membuat inflasi naik tinggi karena adanya konflik geopolitik,” pungkas Suahasil.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News