customer.co.id – Merasakan kecemasan ketika dihadapkan pada situasi tertentu sangatlah normal dalam kehidupan.

Tapi, kecemasan dapat dikategorikan sebagai gangguan atau anxiety disorder jika kondisi ini mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Orang yang sudah didiagnosis mengidap gangguan kecemasan kemungkinan melewati hari-harinya dengan banyak rasa takut.

Ketika suatu hal yang menjadi pemicu kecemasan datang, jantung mereka bisa berdebar-debar, berkeringat, termasuk merasa resah.

Penyebab gangguan kecemasan

Meski merasakan kecemasan adalah hal yang lumrah, tanpa disadari ada beberapa faktor yang membawa kondisi ini menjadi gangguan.

Berikut beberapa faktor yang berisiko menyebabkan gangguan kecemasan sebagaimana dilansir dari Healthline.

1. Stres

Stres yang berlebihan atau tidak segera dicarikan solusi ternyata dapat meningkatkan peluang terkena gangguan kecemasan.

Hubungan neurobiologis antara gangguan kecemasan dengan stres sempat diteliti dalam studi Neurobiology of Stress yang dipublikasikan Agustus 2019.

Studi mendapati bahwa amigdala -bagian otak yang berkaitan dengan perilaku, ingatan, dan emosi- berperan pada terjadinya kecemasan akibat stres.

2. Faktor genetik

Ada kemungkinan orang yang anggota keluarganya didiagnosis menderita gangguan kecemasan, juga mengalami kondisi yang sama.

Hal tersebut terungkap dalam studi yang dipublikasikan ke JAMA Psychiatry pada Mei 2019.

Dalam hal ini, peneliti menemukan hubungan antara faktor genetik dengan kecemasan dan gangguan yang terkait stres.

Peneliti mengatakan bahwa faktor genetik tertentu meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.

Jika hal tersebut benar-benar terjadi maka gangguan kecemasan dapat diwariskan secara turun-temurun.

3. Tipe kepribadian

Tanpa disadari tipe kepribadian tertentu ternyata dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.

Untuk mengetahui faktor risiko yang satu ini, sekelompok peneliti pernah menelisik perilaku 489 responden yang merupakan mahasiswa.

Peneliti lantas melihat bagaimana pandangan tertentu, seperti perasaan yang negatif dan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

Sejumlah indikator yang sudah disebutkan dikatakan peneliti dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan, termasuk depresi.

Hasilnya, peneliti menemukan beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami gangguan panik, gangguan kecemasan umum, dan gangguan depresi mayor.

Faktor yang dimaksud adalah terlalu kritis terhadap diri sendiri, kesulitan menerima kritik, dan memiliki perasaan negatif sebagai dewasa muda.

4. Trauma

Peristiwa tidak mengenakan yang terjadi di masa lalu dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.

Peristiwa traumatis yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, seperti perang, pelecehan, atau melihat kejadian yang mengerikan.

Orang yang merasakan kecemasan setelah peristiwa traumatis berisiko mengalami stres akut karena syok secara psikologis.

Di samping itu, trauma yang berkelanjutan juga bisa memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Mereka yang masuk kelompok risiko terkena PTSD akan merasakan gejala dalam waktu 3 bulan sejak peristiwa yang menyebabkan trauma terjadi.

Biasanya, mereka mengalami mimpi buruk, sering gelisah, kesulitan tidur, mudah marah, dan menghindari pemicu yang menyebabkan trauma.

5. Rasisme

Orang yang mengalami diskriminasi rasial atau rasisme memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan.

Hal tersebut sempat diteliti oleh peneliti dalam studi yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA pada tahun 2020.

Dalam studi, peneliti mengatakan rasisme dan bentuk diskriminasi sosial dapat memengaruhi kesehatan mental orang.

Mental Health America (MHA) juga menyampaikan, mereka yang mengalami diskriminasi rasial dapat mengalami race-based traumatic stress injury (RBTS).

6. Jenis kelamin

Tanpa disadari jenis kelamin ternyata dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.

Dalam hal ini, wanita lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan ketimbang pria.

Baik wanita maupun pria dapat mengalami beberapa gangguan kecemasan seperti yang berikut ini:

  • Gangguan panik
  • Agrophobia
  • Gangguan kecemasan umum
  • Fobia
  • Separation anxiety disorder (SAD)
  • PTSD.

Kendati wanita lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan, wanita maupun pria sama-sama rentan terhadap SAD dan obsessive compulsive disorder (OCD).

OCD dan SAD juga termasuk gangguan kecemasan yang paling mungkin dialami oleh pria.

7. Disforia gender

Disforia gender merupakan perasaan tidak nyaman atau tertekan yang terjadi pada orang yang identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin.

Kondisi seperti itu apat menyebabkan gejolak emosi dan gangguan kecemasan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko konflik dengan orang lain.

Mereka yang mengalami disforia gender berisiko memgalami:

  • Kecemasan atau gangguan kecemasan
  • Depresi
  • Berpikir untuk bunuh diri
  • Menyalahgunakan zat atau obat-obatan.

8. Kondisi medis tertentu

Ada berbagai kondisi kesehatan orang dapat menyebabkan stres, seperti:

  • Pengalaman masa lalu dan saat ini yang memengaruhi kondisi mental dan kesejahteraan
  • Penyakit kronis, seperti palpitasi -jantung yang berdetak kencang.
  • Ketidakseimbangan hormon.

9. Peristiwa tertentu

Seperti halnya trauma, peristiwa kehidupan dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, menurut American Institute of Stress.

Di antaranya adalah:

  • Kehilangan orang yang dicintai
  • Perceraian
  • Dipenjara
  • Cedera atau sakit
  • Tekanan keuangan atau kehilangan pekerjaan
  • Perubahan besar, seperti pindah rumah baru atau menikah.

10. Obat tertentu

Beberapa obat dapat menyebabkan kecemasan sebagai efek samping, atau menyebabkan gejala yang terasa seperti gangguan kecemasan.

Di antarnya adalah:

  • Obat-obatan yang mengandung kafein, seperti Excedrin Migraine, yang dapat menyebabkan iritabilitas
  • Obat-obatan untuk mengobati ADHD, seperti Ritalin
  • Corticosteroids, seperti dexamethasone
  • Beberapa obat asma, seperti fluticasone-salmeterol (Advair Diskus)
  • fenitoin (Dilantin), obat anti kejang
  • Rytary, obat penyakit Parkinson.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News