customer.co.id – Industri batik di Tanah Air termasuk salah satu sektor yang terkena pukulan berat selama pandemi COVID-19. Terbatasnya aktivitas sosial masyarakat di awal masa pandemi otomatis membuat penjualan batik ikut merosot tajam.

Salah satunya dialami oleh Shiroshima, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik berkonsep daily wear yang berbasis di Yogyakarta.

“Awal Januari 2020 lalu ada lima department store meminta kami untuk mengisi toko mereka, kemudian baru menjalani tiga bulan langsung pandemi. Waktu itu bagus penjualannya, tapi akhirnya kami harus mengubah strategi (akibat pandemi COVID-19),” ujar Dian Nutri Justisia Shirokadt, founder Shiroshima, di Jakarta, Jumat (30/9/2022).

Kondisi itu pada akhirnya memaksa Dian untuk lebih kreatif dalam memasarkan produk batiknya. Dia lalu mencari solusi dengan memulai penjualan di salah satu e-commerce Indonesia.

Transisi bisnis dari offline ke online tak mudah. Dian mengaku harus mempelajari seluk-beluk penjualan di e-commerce dari awal.

Sejak menjajaki e-commerce, Shiroshima Indonesia mengalami pelonjakan omset yang cukup signifikan. Bahkan, 70 persen hasil penjualan saat ini diperoleh dari transaksi melalui toko online karena jangkauan pasar yang lebih luas.

Menurut Dian, saat ini penjualan batik sudah menunjukkan tren positif, meski masih dibayang-bayangi pandemi. Tren positif ini salah satunya didorong oleh popularitas penggunaan kain batik dalam kegiatan sehari-hari yang diinisasi banyak anak muda Indonesia.

Saat mendirikan Shiroshima Indonesia pada Agustus 2019, Dian mengaku ingin membawa konsep baju batik daily wear agar dapat digunakan oleh siapapun dalam keseharian mereka. Melalui konsep tersebut, ia berupaya untuk menciptakan motif yang simpel dan tetap mengikuti tren fesyen yang terus berubah.

Salah satu pencapaian Shiroshima Indonesia dalam bersaing di dunia bisnis adalah berhasil ikut serta dalam ‘Java in Paris’, sebuah pameran internasional hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Solo, Shopee, KBRI Paris Prancis, dan BHV Marais. Berkat pencapaian tersebut, Shiroshima meraup keuntungan yang cukup signifikan bahkan ketika pameran telah usai.

“Setelah Shiroshima ikut ‘Java in Paris’, mungkin orang melihat kalau suatu produk sudah ekspor ke luar negeri maka kualitasnya lebih terjaga. Jadi, alhamdulillah penjualan ikut meningkat hingga 40 persen,” sebut Dian kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2022).

Batik merupakan salah satu industri yang didukung sebagai salah satu sektor penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional karena potensi ekspornya yang tinggi. Negara yang menjadi pasar utama batik Indonesia antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News