customer.co.id – Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya turut menarik perhatian dari berbagai kalangan masyarakat.

Salah satunya oleh seorang dokter yang angkat bicara mengenai penyebab jatuhnya ratusan korban dalam tragedi memilukan tersebut.

Dalam akun Twitter pribadinya @asaibrahim, dr Asa Ibrahim mengungkapkan bahwa bukan gas air mata yang menyebabkan ratusan orang meninggal dalam kerusuhan itu.

Namun, karena situasi berdesakan sehingga menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen yang membuat asupan oksigen ke otak menurun.

Menyebabkan penurunan kesadaran sehingga pingsan dan dapat menyebabkan penderitanya terinjak-injak dan dalam kondisi terparah terjadi kematian.

Berdesakan akan menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang bisa kita hirup. Kondisi kekurangan oksigen (hypoxia) akan menyebabkan penurunan kesadaran akibat suplai oksigen ke otak menurun,” tuturnya dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com.

Orang kemudian pingsan, jatuh, terus terinjak-injak. Semakin parah kondisinya sampai ada yang meninggal,” ujarnya.

Kondisi kekurangan oksigen pada otak atau cerebral hypoxia bisa menyebabkan penurunan kesadaran hanya dalam dibawah satu atau dua menit.

Katakanlah sebelum pingsan, paling tidak badan sangat lemas, yang semakin membuat tidak bisa mempertahankan diri dari desakan, semakin kurang oksigen sampai dengan meninggal,” kata dia.

Sehingga dalam suatu tindakan pertolongan yang dilakukan oleh dokter dalam kondisi apapun, setelah kondisi aman yang dilakukan adalah menolong jalan napas pasien, karena hal tersebut yang paling cepat menyebabkan kematian.

Cara yang bisa dilakukan dalam menolong orang dalam situasi tersebut adalah dengan menghampiri korban dan melihat kondisinya.

Apabila korban tidak merespons, tidak sadar dan tidak bersuara, keluar suara seperti mendengkur, atau tidak ada gerakan pada dada, bisa dengan melakukan teknik Chin Lift. Yaitu menarik dagu korban ke atas, sehingga jalan napas dapat terbuka.

Bisa juga dengan melakukan teknik manuver jaw thrust, namun biasanya akan memerlukan pelatihan untuk melakukan teknik tersebut. Meskipun teknik jaw thrust lebih aman terlebih apabila adanya kecurigaan cedera pada leher.

Ia pun lantas memberikan pesan apabila menghadapi situasi genting atau melihat kerumunan massa yang sangat banyak dan berdesak-desakan, sebisa mungkin harus mencari ruang atau menyingkir jika memungkinkan.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News