customer.co.id – Istilah kanker, seringkali dikonotasikan dengan penyakit yang mengerikan. Mengingat penyakit ganas ini mampu merenggut nyawa, banyak yang kemudian terprogram dengan pemikiran bahwa kanker itu sangat mematikan dan menyeramkan. Padahal nyatanya, jika berhasil dideteksi sejak awal, persentase kesembuhannya tinggi sekali loh.

Begitu juga dengan kanker payudara yang terkenal sebagai salah satu jenis kanker paling umum terjadi di dunia per tahun 2021.

Di Indonesia sendiri, kanker payudara memiliki pasien terbanyak jika dibandingkan dengan kanker lainnya. Sayangnya, sekitar 70% kasus kanker payudara ditemukan ketika sudah berada di stadium lanjut, stadium 3 dan 4.

Guna mengedukasi perempuan Indonesia mengenai deteksi kanker payudara, brand pembalut Charm, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), melakukan kolaborasi dengan memunculkan slogan “Ayo SADARI Setelah Menstruasi”, pada Kamis (6/10/22).

Menariknya, jenis kolaborasi yang menggabungkan perusahaan swasta, organisasi non pemerintah, dan Kementrian, baru saja dilakukan untuk pertama kalinya.

Kontribusi ini memiliki harapan untuk mewujudkan 0 penemuan kanker payudara stadium lanjut yang dicanangkan oleh Kemenkes, sekaligus mendukung aktivitas Pink Ribbon di Bulan Oktober.

“Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diperlukan dukungan semua pihak termasuk oleh perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, akademisi, dan organisasi profesi lainnya,” ucap Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Gerakan “Ayo SADARI Setelah Menstruasi”, perikSA payuDAra sendiRI, merupakan ajakan bagi wanita untuk melakukan pengecekan payudara pada hari ke 7-10 dari hari pertama menstruasi.

Dr. Walta Gautama, Ahli Onkologi dan Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), menjelaskan bahwa skrining ini bisa dilakukan di rumah setiap bulannya. Caranya pun mudah, bisa diterapkan langkah 3D yakni dilihat, diraba, dan dipencet.

Pertama, berdirilah di depan cermin dan coba perhatikan kedua payudara dengan tangan di sisi tubuh. Kemudian dilihat, apakah ada perubahan pada payudara kamu. Selanjutnya diraba, rabalah payudara kiri dengan tiga jari tangan kanan.

Mulailah dari bagian luar payudara sampai mengarah ke puting susu secara memutar dan lakukan sebaliknya. Terakhir, pencet daerah puting untuk melihat apakah terdapat cairan tidak normal yang keluar.

Dr. Walta turut menjelaskan mengapa periode hari ke 7-10 sejak hari pertama menstruasi adalah waktu terbaik untuk mendeteksi kanker payudara. Pasalnya, saat datang bulan, ada hormon estrogen yang mempengaruhi peningkatan hormon, sehingga kelenjar susu akan mengembang.

Sedangkan, deteksi kanker paling ideal dilakukan ketika kadar hormon rendah dan tidak terpengaruhi dengan estrogen tersebut karena kanker payudara terletak di kelenjar susu.

Lantas bagaimana dengan yang sudah mengalami menopause? Tidak masalah, kamu bisa tentukan tanggal yang kemudian akan menjadi patokan periode, di mana kamu harus melakukan pengecekan payudara.

Lakukan setiap bulan sekali, sesuai dengan tanggal tersebut. Dr. Walta tidak merekomendasikan langkah deteksi ini setiap hari karena dapat mempengaruhi objektivitas.

Lebih lanjut, Dr. Walta juga memberikan pesan bagi perempuan untuk tidak melakukan self-diagnosis apabila ragu. Hal tersebut bisa jadi sangat berbahaya karena salah mendeteksi dan membiarkan kanker mengembang hanya akan memperburuk kondisi.

Pengalaman serupa disampaikan oleh Kartika Kembaren, survivor kanker payudara, yang menyamakan kondisi payudaranya dengan apa yang tampil di internet. Padahal, foto-foto yang tersebar secara daring, umumnya menggambarkan kondisi kanker payudara stadium lanjut.

Kartika menceritakan bahwa ia memang melihat adanya benjolan muncul pada payudaranya. Namun karena tidak percaya, ia pun mencari jawaban di internet dan merasa terafirmasi bahwa dirinya tidak mengalami kanker payudara. Mengingat saat itu, ada informasi yang mengatakan bahwa kanker payudara ditandai dengan adanya benjolan di ketiak.

Ia tidak melihat ada benjolan di ketiaknya, sehingga ia pikir apa yang dirasakan bukanlah kanker payudara. Padahal, gejala benjolan di ketiak itu indikasi dari kanker payudara stadium lanjut alias sudah mulai ganas.

Akhir kata, Dr.Walta turut memberikan tips kepada perempuan Indonesia untuk memperhatikan kondisi badannya, terutama ketika sudah berada di masa menopause.

Kanker payudara itu 70% – 80% terjadi akibat paparan hormonal yang mana kondisi hormon ini dikaitkan dengan unsur lemak. Kembali lagi, cadangan hormon estrogen itu tersimpan di dalam lemak dan apabila kadar hormon tersebut berlebihan, maka berpotensi memicu kanker payudara.

Ada penelitian yang mengaitkan olahraga selama 150 menit per minggu dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara sebesar 5%.

Ketika dibarengi dengan diet vegetarian, maka potensi berkurangnya kemungkinan terjadi kanker bisa sampai 30%.

Namun makan sehat tanpa olahraga juga percuma, akan kembali ke 0%. Jadi kembali lagi, pola hidup memainkan peran penting untuk mencegah datangnya penyakit yang tidak diinginkan.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News