customer.co.id – Penggunaan narkoba dapat mengakibatkan kerusakan otak dan memiliki pengaruh kuat terhadap pikiran, emosi, dan perilaku pengguna. Cara terbaik untuk menolong pengguna narkoba adalah menjalani rehabilitasi narkoba . Kondisi medis, baik kesehatan fisik dan mental, serta kondisi biologis- psikologis- sosial dapat dipulihkan dengan mengikuti program rehabilitasi narkoba.

Di sini, peran psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa sangatlah penting untuk memulihkan pengguna narkoba dengan pendekatan biologis, psikologis, dan sosial.

Program rehabilitasi narkoba adalah serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan perawatan narkoba dari kecanduan narkoba / NAPZA . Dalam proses rehabilitasi, pasien melatih keterampilan untuk mengatasi keinginan mental terhadap narkoba, belajar untuk menjaga kesehatan tubuh, dan membangun motivasi untuk gaya hidup sehat.

Mengapa Pecandu Membutuhkan Psikiater

Penggunaan narkoba dari dosis pertama pemakaian dapat menimbulkan kondisi adiksi atau kecanduan yang termasuk di dalam gangguan dalam kondisi mental. Selain itu, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan depresi, gangguan cemas, mudah marah, gelisah, sampai bisa juga terjadi halusinasi dan waham. Di antara mereka yang menggunakan obat-obatan terlarang, sering terjadi kasus fatal yang membahayakan nyawa, bahkan pada tahap awal kecanduan narkoba. Faktanya, para pengguna narkoba biasanya terus meningkatkan dosis yang dikonsumsi sehingga risiko overdosis pun sangat tinggi terjadi. Efek penggunaan narkoba pada sistem saraf pusat juga sangat besar. Dalam waktu singkat, emosi dan perilaku pengguna narkoba pun berubah drastis.

Pecandu narkoba dapat menjadi apatis dan kehilangan minat pada segala sesuatu yang dia sukai sebelumnya. Setiap pertanyaan yang diajukan orang lain pun dianggap mengganggunya, dia dapat dengan mudah tiba-tiba berteriak, melepaskan emosi diri, dan sulit mengendalikan diri. Ketertutupan diri dan penarikan diri dari aktivitas sosial pun dapat muncul. Kerabat dan teman-temannya, seakan- akan, tak lagi mengenali pengguna karena perubahan karakter dan perilaku sangat berbeda.

Ketika pecandu “menutup diri” dari semua orang, ini sangat berbahaya, karena ia berarti menutup bantuan orang lain dan tidak percaya bahwa ada cara untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam kondisi tersebut, kemungkinan dia hanya akan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

Bila dibiarkan berlarut-larut maka sudah bisa dipastikan pecandu narkoba akan terpuruk dan makin jauh bergelimang dalam konsumsi narkoba yang makin tak terkendali. Pecandu membutuhkan seorang psikiater untuk pulih. Kecanduan narkoba pada dasarnya adalah kecanduan dalam bentuk fisik dan mental. Ia merasa tak mampu untuk meninggalkan narkoba sebab ia berkeyakinan bahwa hanya narkoba yang dapat memenuhi kebutuhannya. Psikiater yang akan meluruskan pandangan keliru itu. Pecandu akan menjalankan program pemulihan, baik dengan psikoterapi atau farmakoterapi sesuai dengan kebutuhan masing- masing pasien yang dilihat dari kasus per kasus .

Psikiater dalam Rehabilitasi Kecanduan Narkoba

Perawatan kecanduan adalah proses yang kompleks dan membutuhkan penanganan holistik serta terintegrasi. Obat-obatan farmakoterapi dari dokter dapat membantu pecandu dari sindrom putus zat dan memulihkan kesehatan fisik. Namun pecandu memerlukan program rehabilitasi narkoba. Penting untuk menopang kondisi tubuh, memulihkan fungsinya termasuk kerja otak dan sistem saraf pusat yang diperlukan untuk keberhasilan rehabilitasi. Perawatan medis membantu seseorang merasa baik secara fisik dan mental.

Pada proses awal rehabilitasi, sangat penting untuk memulai langkahnya dengan pemulihan fisik dan juga mental. Pecandu membutuhkan penanganan oleh psikiater. Pecandu mengalami perubahan pada tingkat fisiologis yang mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat. Karena itu dibutuhkan restrukturisasi persepsi mental yang salah satu pilihannya adalah dengan pemberian obat medis serta psikoterapi.

Pecandu sering kali tidak memiliki kekuatan atau motivasi untuk dapat bertahan sendiri. Akibatnya dia pun putus asa dan membiarkan semuanya berjalan dengan sendirinya, dan itu yang malah akan membawanya kembali ke kecanduan narkoba. Psikiater akan melakukan penyesuaian tindakan yang efektif terhadap pecandu narkoba. Psikiater dapat menangani berbagai kondisi fisik dan mental pecandu, seperti depresi, ledakan kemarahan dan serangan keputusasaan yang tak terkendali yang dialami pecandu.

Tahapan Rehabilitasi Psikis (Non Medis)

Di samping mengikuti program rehabilitasi medis untuk menyehatkan fisik, pecandu narkoba pun akan menjalani beragam aktifitas pemulihan secara terintegrasi dalam bentuk terapi non medis. Programnya meliputi konseling, terapi kelompok, 12 steps (dua belas langkah) sampai pembinaan spiritual sesuai agama yang dianut.

Konseling dilaksanakan dengan tujuan mengajarkan kepada pecandu narkoba agar mereka bisa mengidentifikasi masalah dan juga menyadari kebiasaan yang ternyata berhubungan dalam mendorong penggunaan narkoba. Dengan begitu, pecandu akan bisa memilih langkah paling sesuai baginya sehingga dapat terbebas dari cengkeraman narkoba.

Sedangkan terapi kelompok atau istilah medisnya therapeutic community adalah semacam forum diskusi dengan pesertanya adalah para pecandu narkoba di pusat rehabilitasi itu. Terapi tersebut memiliki tujuan supaya para pecandu bisa saling memotivasi, memberikan bantuan, maupun support supaya bersama-sama bisa keluar dari cengkeraman narkoba.

Dalam pengertian sehari-hari, “komunitas terapeutik” biasanya berarti sekelompok orang yang disatukan oleh tujuan bersama. Dalam Therapeutic Community, seorang pecandu harus belajar membedakan dengan jelas antara “ya” dan “tidak”, memisahkan “hitam” dan “putih”, membentuk sikap baru dan mematuhinya dengan ketat. Kata kunci “Rumah” dan “Keluarga” sengaja digarap di program ini. Selama menjalani rehabilitasi, setiap anggota harus melewati semua tahapan dan fase, muncul dalam berbagai peran sosial, mencoba di berbagai bidang kehidupan. Ada juga rotasi fungsi dan hierarki langkah.

Komunitas terapeutik dapat dilihat dari dua perspektif. Di satu sisi, ini adalah sistem kompleks yang mereproduksi masyarakat, model kecil dari struktur sosial. Di sisi lain, semuanya cukup sederhana, program Therapeutic Community dijabarkan dengan jelas dan terperinci. Model Therapeutic Community mencakup sembilan elemen yang diperlukan. Elemen-elemen ini didasarkan pada teori pembelajaran sosial, yang diterapkan oleh masyarakat untuk mempromosikan perubahan perilaku dan pandangan dunia. Elemen-elemen itu meliputi :

Program 12 Langkah (12 steps) adalah cara universal untuk mengatasi segala jenis kecanduan. Program ini dijalankan psikiater dalam membantu pemulihan kecanduan alkohol, narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.

Efektivitas teknik ini telah terbukti dalam praktik. Terapi “12 Langkah” dipraktekkan di 100 negara di dunia, termasuk Indonesia. Program 12 Langkah untuk pecandu narkoba adalah satu-satunya di dunia yang dibuat bukan oleh ilmuwan atau dokter, tetapi oleh pasien itu sendiri. Banyak ilmuwan yakin bahwa keefektifan teknik ini justru disebabkan oleh fakta bahwa itu diciptakan oleh para pecandu sendiri, berdasarkan pengalaman dan kebutuhan mereka.

Pusat Rehabilitasi Narkoba atau klinik rehabilitasi swasta juga menerapkan teknik ini dalam pekerjaannya. Dengan pendekatan terpadu, personel yang berkualifikasi, program rehabilitasi 12 langkah ini akan membantu mencapai pemulihan mental pasien hingga 100%. Efektivitas setiap langkah dalam 12 Steps ini diwujudkan melalui pengalaman pribadi. Para pecandu bertemu setiap hari dalam kelompok-kelompok kecil di mana mereka mendiskusikan masalah mereka dan bagaimana mereka mencoba untuk mengurangi keinginan mereka untuk konsumsi narkoba. Sebagai hasil dari pengamatan dan analisis, metode yang paling efektif untuk mengatasi kecanduan narkoba pun lalu dipilih.

Begitu terlepas dari kecanduan, mantan pengguna narkoba sudah bisa kembali ke masyarakat dengan melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Namun di tahap-tahap awal, mereka masih mendapatkan pengawasan dari tenaga medis pusat rehabilitasi narkoba. Dan yang penting, mereka masih memerlukan dukungan keluarga, saudara, maupun anggota masyarakat di dekatnya untuk memulai kehidupan baru yang normal. Demikian informasi yang telah disampaikan oleh dr. I Gusti Ngurah Agastya, Sp.KJ selaku Psikiater Ashefa Griya Pusaka.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News