customer.co.id – Kulit putih dan mulus kerap dijadikan standar cantik. Tak heran, banyak wanita yang menggunakan produk kecantikan mengandung bahan pemutih demi mendapat kulit impian.

Hal ini pula yang banyak dilakukan para perempuan di Kamerun, yang secara alami terlahir dengan kulit gelap. Mereka terobsesi ingin mengubah warna kulit menjadi lebih putih.

Karena alasan ini, produk pemutih kulit laris manis di negara yang terletak di Afrika tengah tersebut. Namun sayangnya, tidak sedikit produk pemutih mengandung bahan-bahan yang berpotensi membahayakan bagi kesehatan.

Seorang perempuan bernama Jeanne menderita menderita kanker kulit akibat terus-terusan menggunakan produk pemutih mengandung bahan berbahaya, Wanita berusia 63 tahun tersebut hanya satu dari banyak wanita di Kamerun pengguna produk kontroversial yang kini dilarang setelah memicu amarah di media sosial.

“Saya malu ketika orang melihat saya,” kata perempuan yang berprofesi sebagai pedagang di Ibu Kota Yaounde tersebut.

Awalnya Jeanne mengalami lesi semacam bintik kemerahan di wajahnya selama lima bulan. Dia lalu berobat ke dokter yang kemudian mendiagnosa bahwa Jeanne mengalami salah satu jenis kanker kulit paling umum. Menurut dokter, kanker yang ia derita terkait dengan penggunaan produk pemutih kulit selama 40 tahun.

Menurut Cameroon Dermatology Society (Socaderm), hampir 30 persen penduduk di ibu kota perekonomian Douala dan seperempat siswi menggunakan produk tersebut pada 2019.

Kementerian Kesehatan Kamerun pada 19 Agustus 2022 melarang impor, produksi, dan distribusi produk kosmetik serta kebersihan pribadi yang mengandung zat berbahaya seperti hidrokuinon dan merkuri.

Hidrokuinon adalah salah satu zat yang paling banyak digunakan dalam produk pemutih di Kamerun, menurut studi pada 2019 oleh Yaounde I University.

Produk kecantikan mengandung sebenarnya sudah dilarang peredarannya karena efek bahaya yang ditimbulkan. Meski demikian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), produk pencerah kulit yang mengandung merkuri masih diiklankan dan bisa dibeli konsumen melalui Internet dan sarana lainnya.

WHO menyebut bahwa produk pemutih kulit umumnya digunakan di banyak negara Afrika, Asia, dan Karibia oleh wanita dan pria, juga di populasi berkulit gelap Eropa dan Amerika Utara. Beberapa zat produk pemutih kulit ketika tertelan dapat menyebabkan diabetes, obesitas, hipertensi, atau gagal ginjal maupun hati. Bahkan ada juga dampak psikologis pada individu seperti kecemasan dan depresi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News