customer.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Tak seindah dan seromantis gambaran kehidupan tokoh utama di drakor, Korea Selatan justru tengah dilanda fenomena mati kesepian.

Mengutip laporan Korea Herald, baru-baru ini seorang pria berusia 50 tahun-an ditemukan mati sendiri di rumahnya di Seoul pada akhir Juli lalu. Kulkasnya kosong, tempat cuci piringnya penuh dengan bungkus mie instan, dan ada tumpukan pemberitahuan tagihan yang belum dibayar di rumahnya.

Kepergian pria tersebut menambah jumlah matian kesepian di Korea Selatan. Saat ini ada hampir sepertiga rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang di Korea Selatan. Mereka inilah yang paling rentan mengalami mati kesepian.

Menurut Statistik Korea, jumlah rumah tangga satu orang melonjak dari 5,39 juta pada 2016 menjadi 6,64 juta pada 2021. Selain semakin banyak orang yang hidup sendiri, social distancing selama era pandemi COVID-19 tampaknya juga ikut menambah perasaan terisolasi bagi warga Korea.

Sebuah survei bersama yang dilakukan oleh Gallup Korea dan surat kabar lokal Seoul Shinmun pada 1.008 orang dewasa di seluruh Korsel pada Desember lalu menunjukkan bahwa 45,9 persen responden mengatakan mereka merasa “lebih sendirian” dibandingkan dengan era pra-pandemi.

Kesepian yang mematikan

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian dapat merusak kesehatan fisik seseorang.

American Heart Association merilis pernyataan ilmiah bahwa isolasi sosial dan kesepian dapat meningkatkan risiko sekarat akibat serangan jantung atau stroke.

“Ada bukti kuat yang menghubungkan isolasi sosial dan kesepian dengan peningkatan risiko kesehatan jantung dan otak yang lebih buruk secara umum,” kata Crystal Cene, ketua tim peneliti.

Laporan tersebut menemukan 29 persen peningkatan risiko serangan jantung atau kematian akibat penyakit jantung, dan 32 persen peningkatan risiko stroke di orang yang kesepian.

Apa penyebab di balik fenomena mati kesepian?

Masyarakat modern banyak menderita kesepian. Masalah ini sebenarnya tidak hanya menimpa Korea Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara seperti Inggris dan Jepang telah menarik perhatian internasional dengan meluncurkan program untuk mengatasi kesepian.

Pada 2021, pemerintah Jepang menunjuk anggota Kabinet Tetsushi Sakamoto sebagai “menteri kesepian” pertama di Negeri Sushi. Dia mengemban tugas mengatasi masalah kesepian dan isolasi sebagai tanggapan atas meningkatnya kematian akibat bunuh diri di Jepang.

Karena menghadapi fenomena menyedihkan yang sama, sebagian warga berpendapat kalau Korea Selatan juga membutuhkan menteri kesepian.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News