customer.co.id

    12SHARES

Ibu Hamil

Dream – Ibu hamil seringkali merasa pegal dan lelah. Hal ini karena hormon dan bobot tubuh naik drastis. Salah satu cara untuk meredakannya adalah dengan pijat.

Memanjakan tubuh dengan pijat lazim dilakukan pada ibu hamil, tapi ingat pastikan dilakukan dengan cara aman. Tidak membahayakan ibu hamil maupun janin. Dokter Muhammad Ilham Aldika Akbar, spesialis obstetri dan ginekologi dari RSIA Kendang Sari, memberikan penjelasan soal keamanan memijat ibu hamil.

” Sebenarnya boleh namun harus berhati-hati, dengan beberapa persyaratan. Pertama, orang yang memijat adalah orang yang punya sertifikat atau kompetensi untuk memijat ibu hamil. Tidak sembarangan orang bisa memijat ibu hamil,” kata dr. Aldi, sapaan akrabnya, dikutip dari akun Instagramnya @dr_aldi_obgyn.

Ia menekankan perut ibu hamil tak boleh dipijat sama sekali. Efeknya berbahaya dan bisa fatal.

© Shutterstock

” Hindari area-area tertentu. Pertama memijat perut. Mutlak harus dihindari karena bisa membahayakan bisa berisiko merobek plasenta, merobek rahim, sehingga akhirnya terjadi pendarahan sampai kematian janin dalam rahim,” ungkap dr. Aldi.

Memijat kaki juga sebaiknya dilakukan secara perlahan, tak boleh terlalu kencang. Hindari juga titik akupresur, karena bisa menyebabkan kontraksi dini.

” Hindari memijat kaki terlalu keras, karena bisa menyebabkan penggumpalan darah, bisa malah berbahaya untuk ibunya. Ketiga hindari titik-titik accruperesure, di pergelangan tangan, telapak tangan, telapak kaki, ditakutkan bisa memicu kontraksi,” pesannya.

Cara Aman Kontrol Serangan Rasa Lapar Saat Hamil

Dream – Tubuh ibu saat hamil, bekerja lebih keras dibanding dalam kondisi normal. Kebutuhan asupan energi dari makanan dan minuman bergizi pada ibu hamil memang jauh lebih besar. Hal tersebut memicu munculnya rasa lapar yang lebih sering.

Kondisi ini karena kerja perubahan hormonal yang mengakomodir kebutuhan tubuh ibu dan janin. Rasa lapar adalah reaksi alami terhadap perut kosong dan disertai dengan keinginan untuk makan. Saat hamil, beberapa ibu mengalami rasa lapar lebih sering dari biasanya.

Kecenderungan ini mungkin menimbulkan kekhawatiran karena efeknya adalah kenaikan berat badan ibu dan janin yang tak terkendali. Tentunya berat badan yang berlebihan bisa memunculkan risiko berbahaya.

© MEN

Apakah Wajar Selalu Merasa Lapar Saat Hamil?

Pada trimester pertama, rasa lapar bisa jadi karena mual di pagi hari, ibu cenderung sering muntah, dan perut sering kosong. Beberapa wanita kehilangan nafsu makan karena mual dan mungkin kehilangan keinginan untuk makan atau tidak merasa lapar, terutama pada trimester pertama.

” Dari trimester kedua, janin yang sedang tumbuh akan membutuhkan nutrisi tambahan, yang dapat meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan membuat ibu sering merasa lapar. Selain itu, ibu membutuhkan sekitar 200 hingga 400 kalori ekstra untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan nutrisi janin selama trimester kedua dan ketiga,” kata Swati Patwal, M.Sc, seorang ahli nutrisi.

Mengatasi Rasa Lapar Saat Hamil

Saat rasa lapar datang, makanlah tapi jangan berlebihan. Kuncinya adalah sedikit tapi lebih sering. Pilih juga makanan yang kaya protein dan lemak sehat. Seperti avokad, telur rebus, cheese cracker atau keju slice.

© MEN

” Sertakan sup dan salad buatan sendiri karena cenderung lebih bergizi dan dengan lebih sedikit gula dan lemak jenuh. Minum air putih lebih banyak, karena bukan hanya meredakan lapar tapi membuat kenyang lebih lama,” kata Patwal.

Trik lainnya adalah selalu sediakan camilan dalam tas saat harus pergi keluar rumah. Akan lebih baik jika camilan merupakan menu sehat seperti potongan buah apel, pir atau pisang. Hindari makanan yang tinggi gula, minyak dan lemak jenuh seperti gorengan.

Demam Tinggi Saat Hamil, Seberapa Bahaya?

Dream – Demam bisa terjadi ketika tubuh terpapar virus, bakteri atau saat mengalami infeksi. Rasanya sangat menyiksa, menggigil, sakit kepala, hingga ngilu di seluruh tubuh.

Mengalami demam saat hamil, tentunya bukan hanya menyiksa tapi juga menimbulkan kecemasan. Bukan hanya kondisi tubuh ibu yang dikhawatirkan tapi juga kesehatan janin dalam kandungan.

Ada banyak pemicu demam saat hamil, mulai yang ringan hingga serius. Penting bagi ibu hamil untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan penyebab demam ketika hamil.

Infeksi Saluran Kemih (ISK)Sebanyak 10 persen ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Penyakit ini terjadi ketika ada bakteri masuk ke sistem saluran kemih dan berkembang biak. Sebagian besar ISK tidak serius jika segera diobati dengan antibiotik. Gejala ISK ini adalah demam dan sakit saat buang air kecil.

” Jika tidak diobati, infeksi kandung kemih dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan berbagai komplikasi. Seperti persalinan prematur, bayi berat lahir rendah, dan sepsis,” kata Alyssa Dweck, M.D., seorang spesialis kandungan, dikutip dari Parents.

Influenza

© Shutterstock

Demam menggigil, nyeri, batuk, mual, dan muntah bisa juga menandakan influenza. Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena flu dan menjadi sakit parah karenanya, karena sistem kekebalannya lebih rendah.

” Bagaimana cara mengetahui apakah itu flu atau hanya pilek? Flu datang dengan cepat dan gejalanya lebih parah daripada pilek. Jika menduga terkena flu, segera temui dokter,” ujar Alyssa.

Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Kita semua pernah menderita infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas, yang meliputi sinus, saluran hidung, faring, dan laring. Gejalanya sangat mirip dengan flu, serta pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernapas.

© Shutterstock

Dokter Dweck menekankan bahwa infeksi saluran pernapasan atas tidak seserius flu dan biasanya sembuh secara spontan. Gejala biasanya berlangsung dari 3 hingga 14 hari, dan dapat mengobatinya di rumah. Jika masih sakit mungkin mengalami infeksi yang lebih serius (sinusitis, bronkitis, radang tenggorokan, atau pneumonia), jadi penting untuk menghubungi dokter.

Korioamnionitis

Selain demam tinggi dan menggigil, infeksi bakteri pada selaput yang mengelilingi janin (korion dan amnion) dan cairan ketuban ini dapat menyebabkan keringat dingin, detak jantung yang cepat, rahim yang lembut, dan keputihan yang tidak biasa.

© Shutterstock

” Jika ibu hamil memiliki infeksi ini, biasanya diberi antibiotik dan dokter bisa segera mengeluarkan bayi. Bayi akan diperiksa untuk infeksi dan diobati dengan antibiotik juga,” kata Alyssa.

Sumber: Parents

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News