customer.co.id

    5SHARES

Ibu Dan Bayi/ Foto: Shutterstock

Dream – Bagi orangtua yang baru saja memiliki bayi untuk pertama kalinya, tentu banyak hal yang membuat kaget dan bingung. Salah satu yang sering membuat panik adalah saat kotoran bayi berwarna hitam.

Kondisi ini kerap membuat panik orangtua baru. Sebenarnya kotoran bayi baru lahir berwarna hitam, adalah hal normal. Ketahui tiga fakta berikut soal kotoran bayi agar ayah bunda tak kaget saat menghadapi si kecil.

1. Kotoran pertamaSelama kehamilan, bayi terus-menerus menelan, dan mencerna cairan ketuban. Mereka juga menelan berbagai cairan selama di dalam rahim, termasuk sekresi dari saluran pencernaan mereka, lendir dan bahkan rambut halus dari kulit mereka.

Begitu lahir, maka kotoran yang dikeluarkannya berbeda dengan kotoran pada umumnya. Warnanya hitam pekat atau biasa disebut mekonium. Terkadang mekonium berwarna hijau gelap, tidak berbau dan sulit dibersihkan dari kulit bayi. Saat bayi mulai menyusu dan ususnya terbiasa mencerna susu, warna mekonium berubah dari hitam menjadi kekuningan. Jadi tak perlu panik ya, ayah bunda.

2. Kotoran bayi yang disusui tidak berbau

Umumnya, bayi yang diberi ASI tidak memiliki kotoran yang bau. Terkadang kotoran mereka memiliki bau manis ‘alami’, seperti rumput atau jerami. Ini karena air susu ibu (ASI) memiliki pencahar alami dan bayi yang disusui tidak mengalami sembelit.

© Shutterstock

Bayi yang disusui juga dapat memiliki kotoran yang mengandung sedikit ‘biji’ putih, seperti biji wijen, yang terbentuk dari lemak dalam ASI. Bayi yang minum ASI umumnya memiliki kotoran yang berwarna kuning/mustard atau bahkan hijau. Juga merupakan hal normal bagi bayi yang disusui kotorannya memiliki sedikit lendir.

Hal yang juga normal adalah bayi yang minum ASI tidak buang air besar selama beberapa hari. Pada bayi yang diberi susu formula, memang lebih rentan mengalami sembelit dibandingkan mereka yang minum ASI.

3. Lebih berisik saat buang air besar

Kotoran bayi umumnya lunak dan dapat dikeluarkan dengan mudah karena itu tidak menimbulkan banyak tekanan pada anus bayi. Pada kondisi tertentu, bayi mengalami sembelit dan perlu mengerahkan tenaga untuk mengeluarkannya.

© MEN

Inilah sebabnya mengapa bayi kecil akan menjadi berisik dan rewel saat buang air besar. Wajahnya menjadi merah dan terus bergerak saat buang air besar. Bayi pun terlihat sangat tidak nyaman.

Sumber: KidSpot

Bayi Banyak Tidur Tak Selalu Baik, Bisa Juga karena Penyakit

Dream – Bayi usia 0 hingga 6 bulan memang memiliki durasi tidur yang lama. Terutama di usia 0 hingga bulan. Hal itu karena mereka terbiasa berada di dalam rahim di mana selalu tertidur.

Kita sering menganggap, bayi yang tidur nyenyak dan lama, kondisi kesehatan dan tumbuh kembangnya cukup baik. Tak rewel, kenyang dan termasuk bayi yang tenang. Faktanya ternyata tak selalu demikian.

Biasanya, bayi tidur 14 hingga 17 jam sehari hingga empat bulan dan 12 hingga 15 jam hingga usia satu tahun. Pada bayi di bawah tujuh bulan bisa tidur hingga 19 jam, tergantung pada kebutuhan mereka untuk istirahat.

Tidur pada bayi meningkatkan perkembangan otak, pembangunan jaringan saraf, dan pembentukan perilaku. Ada beberapa faktor penyebab bayi tidur cukup lama, bisa karena memang si kecil tumbuh kembang dengan baik atau karena kondisi kesehatannya yang kurang.

Growth SpurtAktivitas tidur merupakan komponen penting untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan bayi dalam pertumbuhannya. Otak bayi memproduksi hormon pertumbuhan manusia (HGH) saat tertidur. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa bayi tidur lebih sering di siang hari dan tidur lebih lama di malam hari. Momen ini sering disebut growth spurt.

PenyakitBayi yang terus menerus tidur, menunjukkan tanda-tanda mengantuk dan lelah meskipun setelah tidur lama, dan kurang nafsu makan bisa menjadi pertanda bahwa bayi memiliki penyakit tertentu.

© Shutterstock

Gula Darah RendahBayi tampak lesu, tidur lebih lama dan kekurangan energi bisa memiliki kondisi gula darah rendah. Bisa juga bayi kurang peka terhadap suara dan cenderung sulit dibangunkan untuk makan.

Penyakit KuningKadar bilirubin yang tinggi saat bayi, membuatnya mengalami jaundice. Hal ini juga dapat menyebabkan bayi lebih mudah mengantuk, lesu, dan kurang nafsu makan.

Infeksi/PenyakitBayi mempunyai daya tahan tubuh yang jauh lebih rendah dari orang dewasa. Hal ini dapat menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi. Jika bayi mengalami demam, batuk, perubahan warna kulit, atau terlalu banyak tidur dan makan lebih sedikit, terdapat kemungkinan bayi terkena infeksi.

© Shutterstock

VaksinasiVaksinasi yang didapatkan bayi bisa menyebabkan efek samping ringan pada bayi seperti mengantuk dan lemas yang dapat berlangsung selama satu sampai dua hari. Bila demikian, terus berikan ASI agar si kecil cepat kembali fit.

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: MomJunction

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News