customer.co.id – Gangguan Autisme/ Foto: Shutterstock

Dream – Kemampuan komunikasi anak memang berbeda-beda. Ada yang cepat berbicara dan sangat cerewet, namun ada juga yang sangat sulit berkomunikasi. Pada anak cenderung kesulitan untuk komunikasi, tampak tak peduli saat dipanggil dan hal ini terjadi terus meneru, wajib diwaspadai.

Bisa jadi hal tersebut merupakan pertanda gangguan autisme. Autisme, dikutip dari Kemkes.go.id, merupakan gangguan perkembangan yang kompleks dengan gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai aspek. Seperti kemampuan komunikasi sosial, kemampuan motorik kasar, motorik halus, serta tidak mampu berinteraksi sosial, sehingga seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.

Aspek gangguan perkembangan dapat terwujud dalam bentuk berbeda, dengan sekumpulan gejala klinis yang dilatarbelakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi berkaitan dan unik. Beberapa ahli menyebutnya sebagai Spektrum Autisme atau Autistic Spectrum Disorder (ASD).

Penyebab dari autisme hingga kini masih belum diketahui jelas. Penting bagi orangtua untuk lebih peka pada tumbuh kembang anak dan kebiasaannya sehari-hari. Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi, Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K), dalam acara webinar Tentang Anak bertajuk “ Si Kecil Tak Menengok Jika Dipanggil? Deteksi Dini dan Terapi Autisme Bisa Secara Online”, mengungkap bahwa kriteria autisme yang paling mendasar pada anak adalah gangguan interaksi dan komunikasi sosial.

Selain itu, anak cenderung menunjukkan perilaku stereotipik dan berulang-ulang. Ia menjelaskan anak yang memiliki kondisi autisme sering menunjukkan minat yang kuat pada suatu topik atau objek tertentu, seperti memutarkan roda, atau menderetkan mainan.

“ Yang paling sering ketemu, anaknya suka muter-muter roda nih – bukan didorong-dorong tapi diputer-puter. Atau di deret-deret mainannya, itu paling sering ketemu,” ujarnya pada Kamis, 08 September 2022.

Gejala yang Muncul Saat Usia 1 Tahun

Profesor Hardiono juga mengungkap bahwa anak yang memiliki gangguan autisme bisa menunjukkan gejala sejak usia kurang dari 1 tahun. Bisa juga berawal normal kemudian terjadi regresi sejak umur 1 sampai 1,5 tahun.

Lebih lanjut, terdapat beberapa gejala autisme pada anak yang harus segera ditindaklanjuti. Salah satunya ketika anak berumur 12 bulan tidak pernah babbling (mengeluarkan suara), menunjuk, atau menunjukkan mimik wajah yang ekspresif.

© Shutterstock

” Jika orang tua telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, orang tua sebaiknya tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. Karena mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik,” kata Profesor Hardiono.

Jangan Tunda Skrining dan Konsultasi

Gejala yang juga sangat khas pada anak dengan spektrum autisme menurut Profesor Hardiono adalah ketika anak berumur 6 bulan tidak menoleh saat dipanggil namanya dari belakang.

“ Ini periksa ke dokter, bisa dia gangguan pendengaran, bisa juga dia mulai ada gejala autis,” ungkapnya.

Bila muncul kecurigaan pada si kecil, bisa lakukan skrining simpel di aplikasi Tentang Anak sebagai langkah awal. Pada aplikasi yang bisa diunggah di App Store dan Play Store ini terdapat fitur ” Skrining Autisme” . Fitur tersebut merupakan hasil kolaborasi Prof. Dr. dr. Hardiono D.Pusponegoro, Sp.A(K), tim Tentang Anak dan dr. Jennie Dianita Sutantio, Sp. A.

” Kami mencoba untuk berinovasi dan memberikan solusi melalui aplikasi Tentang Anak, agar bisa terus mendampingi perjalanan parenting orang tua di segala situasi. Salah satunya dengan meluncurkan fitur skrining autisme,” kata dr. Mesty Ariotedjo, spesialis anak, Founder & CEO Tentang Anak dalam kesempatan yang sama.

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita

Berkaca-kaca, Dian Sastro Ceritakan Putranya yang Idap Autisme

Dream – Rasa sedih, marah, bingung dan campur aduk, pasti dirasakan orangtua saat mendengar anaknya divonis autisme. Hal ini juga dialami Dian Sastrowardoyo, saat ia tahu putra pertamanya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo, memiliki spektrum autisme.

Tentunya tidak mudah menghadapi anak dengan autisme yang sangat sulit berkomunikasi. Saat ditanya apakah ingin menyerah serta kesulitan apa yang dirasakan membesarkan anak dengan autisme, ia berkaca-kaca.

” Saya bukan give up, tapi lebih ke arah sedih. Saya pengen jadi orangtua yang bisa bonding sama anaknya,” ujar ibu dua anak ini dalam acara konferensi pers Special Kids Expo (Spektix) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat 23 Agustus 2019.

Menurut Dian, ia mulai curiga dengan kondisi sang putra saat berusia 6 bulan. Saat usia 6 bulan, Sheilandra sudah disekolahkan. Dian menyadari, bahwa sang anak tidak tertarik pada pelajaran yang diberikan. Selain itu, Sheilandra juga tidak suka bermain dengan teman-temannya.

© MEN

Sang putra sangat jarang melakukan kontak mata dan lebih terfokus pada apa yang dia kerjakan. Dian menyadari ada yang berbeda dengan pertumbuhan sang anak.

“ Di sini insting seorang ibu muncul. Sorry to say, tapi ini fakta kalau insting ibu lebih kuat,” ujar perempuan bergelar master ini.

Kemudian, saat Sheilandra berumur 8 bulan, Dian dan sang suami pergi ke dokter tumbuh kembang anak termasuk ke psikolog. Dari situ pemeriksaan terus berlanjut.

© MEN

“ Kita harus early intervention untuk mengetahui gejala dini pada anak. Kemudian, kita harus juga kontrol ke dokter tumbuh kembang anak,” ujar Dian.

Dari pemeriksaan, ada tujuh ciri spektrum autisme pada Shailendra. “ Dari tujuh ciri yang saya lihat, di anak saya ada semua,” ungkapnya

© MEN

Setelah diketahui memiliki spektrum autisme, Sheilandra diberikan terapi okupasi, perilaku dan wicara. Kini, perkembangan dan pertumbuhannya berjalan dengan sangat baik

“ Alhamdulillah kabar baik, dengan intervensi lebih awal, di umur 6 tahun anak saya bisa dianggap seperti anak normal lainnya. Tidak perlu terapi lagi,” ungkapnya.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News