customer.co.id

    8SHARES

Anak Sakit/ Foto: Shutterstock

Dream – Gangguan gagal ginjal anak akut hingga saat ini masih jadi kekhawatiran para orangtua, meskipun Kementerian Kesehatan sudah mendapatkan pengobatan efektifnya. Salah satu gejalanya adalah anak mengalami penurunan jumlah urine yang signifikan, atau tidak buang air kecil sama sekali dalam 12 jam.

Mungkin banyak orangtua yang bingung bagaiamana mengetahui jumlah urine yang dikeluarkan anak. Dokter Reza Fahlevi, seorang spesialis anak lewat akun Instagramnya @dr_rezafahlevi memberikan cara yang bisa dilakukan untuk menghitung jumlah urine si kecil di rumah.

” Jika anaknya sudah bisa pipis sendiri maka bisa ditampung untuk diukur berapa banyak pipisnya. Kalau anaknya masih menggunakan popok, maka kita bisa mengurangi berat popok basah dengan kering,” kata dr. Reza.

Ia menjelaskan hitung berat popok basah dan popok kering. Selisinya, merupakan berat urine anak dengan ukuran 1 gram = 1 ml urine. Jika sudah mendapatkan berat urine anak maka bagi dengan berat badannya dan dibagi lagi dengan waktu pengukuran urine anak (jam), misalnya tiap 4 atau 6 jam.

Perhatikan jumlah urine sesuai dengan tabel standar. Bila kurang, bisa jadi tanda bahaya dan harus segera diperiksakan ke dokter.

” Kalau produksi urine anak kurang dari standard normal, maka segera ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut dan pemantauan, atau jika anak tidak pipis sama sekali dalam kurun waktu 12 jam untuk evaluasi ada kemungkinan gagal ginjal anak,” pesan dr. Reza.

Dalam situasi seperti sekarang, dr. Reza mengingatkan untuk selalu pantau kebiasaan buang air kecil anak. Terutama jika anak sedang mengalami keluhan seperti demam, muntah atau diare.

Ciri-ciri Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak

Dream – Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak saat ini masih dalam investigasi Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Hal ini karena peningkatkan kasusnya sangat signifikan dan terus bertambah.

Penyebab utamanya belum diketahui secara detail. Dicurigai, kandungan etilen glikol pada sirup obat yang banyak dikonsumsi anak adalah penyebab.

Pihak Kementerian Kesehatan sudah meminta apotek untuk menghentikan penjualan sirup obat pada konsumen. Tenaga kesehatan juga untuk sementara diminta untuk tidak meresepkan obat sirup.

Menurut data IDAI, jumlah kasus gagal ginjal akut hingga 18 Oktober 2022, terdapat 206 kaus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 99 anak. Hal tersebut tentunya membuat banyak orangtua khawatir.

Sebagai langkah preventif, jangan berikan obat yang dijual bebas jika anak punya keluhan kesehatan seringan apa pun. Dalam situasi seperti sekarang, konsultasi dulu dengan dokter agar lebih aman.

Ketahui juga ciri atau gejala gagal ginjal akut misterius pada anak atau dalam istilah medis disebut Acute Kidney Injury (AKI). Dokter S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A lewat akun Instagramnya @dr.andreas.spa menjelaskan beberapa gejala khas gangguan ini.

Gejala yang banyak ditemui pada pengidap gagal ginjal akut yaitu bengkak pada saluran kemih. Gejala lain dapat berupa munculnya suatu zat dalam air kencing, seperti hematuria atau sel darah merah, leukositoria atau sel darah putih dan proteinuria atau protein yang terdapat dalam urine.

Ciri atau gejala lainnya adalah pasien anak akan mual, muntah, pucat, hilangnya nafsu makan, lemah, lesu, sesak napas dan sakit perut.

Anak juga mengalami peningkatan jumlah buang air kecil. Setelah itu menurun drastis, bahkan tidak buang air kecil sama sekali.

Mulai sekarang, selalu perhatikan anak saat buang air kecil, Ayah Bunda.

Kasus Gagal Ginjal Akut, IDAI Minta Orangtua Tak Berikan Anak Obat Bebas

Dream – Investigasi terus dilakukan untuk mengetahui pemicu peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GgGAPA) yang menyerang anak-anak di Indonesia. Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah membentuk tim khusus.

IDAI lewat surat edaran yang mengumumkan beberapa imbauan, baik untuk para tenaga kesehatan dan masyarakat. Bagi para dokter, diminta untuk menghentikan peresepan obat sirup.

” Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang terduga kontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kemenkes dan BPOM,” tulis pengumuman IDAI.

Bila anak memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak/ konsultan anak. Tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.

© IDAI

Konsultasikan dengan Dokter Sebelum Berikan Obat Pada Anak

Untuk orangtua, juga diimbau tak membeli dan memberikan obat yang dijual bebas pada anak. Terutama obat sirup yang banyak digunakan untuk redakan nyeri dan demam.

” Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM,” pengumuman IDAI.

© IDAI

Para orangtua juga diminta tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA. Salah satu gejala khasnya adalah berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News