customer.co.id

    6SHARES

Ilustrasi

Dream – Kekerasan pada anak identik dengan hukuman fisik yang menyakitkan atau membuat luka. Sebenarnya, kekerasan juga dapat berbentuk lain, yaitu melalui sikap dan kata-kata yang bisa melukai psikologis mereka dan menimbulkan trauma mendalam.

Kondisi tersebut merupakan kekerasan emosional. Tanpa disadari orangtua sering melakukan kekerasan emosional pada anak-anaknya dan tak merasa bersalah. Salah satu contoh kekerasan emosional adalah suka menyalahkan anak atas semua masalah yang terjadi.

Misalnya saat ada barang jatuh, telat di jalan atau ketika kegiatan tak berjalan tak sesuai rencana. Anak disebut-sebut jadi penyebabnya, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Menurut Sonia Chan, seorang psikolog profesional dari TentangAnak, bentuk lain kekerasan emosi adalah meremehkan anak. Bisa meremehkan pencapaiannya atau menganggap tak penting hal yang sebenarnya begitu besar bagi anak.

” Apa pun yang penting bagi anak diminimalkan dan dibandingkan dengan orang lain. Misalnya meremehkan pencapaian, aspirasi, atau kepribadian anak di depan orang lain ‘ah, kalo itu kan semua orang bisa’, atau ‘udah gausah nangis Dik, ini kan biasa aja’,” ujar Sonia.

Mengancam atau menakuti anak juga termasuk kekerasan emosional. Contohnya, ketika anak enggan melakukan apa yang diminta, seringkali orangtua mengucapkan kalimat yang membuat anak takut agar ia segera menuruti perintah.

Seperti, ‘kalau Adik ngga dengerin, Bunda pergi aja nih!’ atau ‘ayah tinggal pulang ya kalau kakak menangis terus’. Hal-hal tersebut bagi anak bisa menimbulkan trauma mendalam dan membuat psikologisnya terluka.

Untuk itu, selalu usahakan memperhatikan tiap ucapan dan tindakan saat menghadapi anak. Bila memang emosi sedang meninggi, cari cara dulu untuk meredakannya baru berhadapan dengan anak. Jangan sampai malah melukai psikologis si kecil.

Informasi lainnya seputar perkembangan anak bisa dilihat di aplikasi Tentang Anak, yang berkomitmen membantu banyak orangtua dalam memantau perkembangan anak dengan mudah, cepat dan praktis, bersama ahlinya. Aplikasi dapat diunduh secara gratis di App Store dan Play Store.

Anak dengan Kecerdasan Kinestetik Punya Cara Belajar yang Khas

Dream – Mengenali karakter anak dan cara belajarnya sangat penting bagi orangtua. Hal ini agar bisa memberikan stimulasi terbaik demi mengembangkan kemampuan kognitif dan psikologisnya.

Ada salah satu gaya belajar yang sering dikira orangtua anak hanya bermain-main yaitu kinestetik. Gaya belajar ini membuat anak banyak bergerak untuk menyerap informasi baru dan meningkatkan daya analisisnya.

Tak semua anak bisa belajar dengan duduk diam membawa buku atau materi. Anak yang punya kecenderungan kinestetik, butuh banyak bergerak saat belajar. Dikutip dari KlikDokter, kecerdasan kinestetik bisa diketahui dengan melihat kemampuan anak dalam mengontrol gerak tubuh dan mengelola sebuah objek.

© MEN

” Anak dengan kecerdasan kinestetik menyukai cara belajar dengan menggunakan objek. Mereka tidak menyukai gaya belajar hanya duduk diam di dalam kelas. Sebaliknya, sangat membutuhkan proses belajar melalui sentuhan, tindakan, gerakan, dan aktivitas yang bersifat kegiatan aktif,” ungkap dr. Dyah Novita Anggraini.

Cara belajar anak kinestetik adalah dengan memanipulasi objek, melakukan eksperimen dan tugas yang bersifat fisik, serta menguasai suatu keterampilan melalui pengulangan.

Cara Kembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak

Penting bagi orangtua untuk tahu cara mendidik anak dengan kecerdasan kinestetik. Salah satu hal yang bisa diterapkan adalah rutin untuk mengajak anak melakukan aktivitas fisik.

” Si kecil bisa diajak melakukan kegiatan fisik, seperti menyapu, mengepel, membersihkan tempat tidur, atau olahraga. Setelah selesai, minta anak menceritakan perasaannya melakukan aktivitas tadi. Ayah dan Bunda juga bisa meminta si kecil menjelaskan prosesnya,” pesan dr. Dyah.

Berikan Waktu untuk Bergerak

Beri ruang dan waktu untuk anak bergerak dan mengeksplorasi kemampuannya. Letakkan barang-barang yang mudah rusak atau pecah di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan si kecil. Misalnya, jika si kecil memiliki ketertarikan bermain bola, ajak dia bermain bola ke lapangan terdekat.

Bila anak tertarik dengan musik, bisa memutar musik yang disukai anak dan minta dia untuk mengikuti iramanya. Ajarkan anak bermain alat musik. Usahakan agar tidak banyak memberikan larangan, ya!

Kenalkan Konsep atau Objek Lewat GerakanAnak dengan kecerdasan kinestetik lebih mudah menyerap informasi berupa gerakan. Untuk itu, kenalkan konsep atau objek lewat gerakan. Misalnya, Ayah dan Bunda menjelaskan konsep “ panjang” dan “ pendek” menggunakan gerakan. Coba jelaskan anggota tubuh dengan menunjuk atau memegangnya.

Selengkapnya baca di KlikDokter

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News