customer.co.id

    4SHARES

Ibu Bekerja/ Foto: Shutterstock

Dream – Standar seorang ibu dalam konstruksi sosial begitu tinggi, nyaris sempurna. Mengurus rumah tangga, suami, anak-anak, rumah, menyediakan hidangan sehat, mendampingi anak belajar dan memastikan sistem di rumah berjalan dengan baik.

Belum lagi soal penampilan, dituntut juga harus sedap dipandang dan terawat. Lalu bagaimana dengan ibu bekerja? Punya tanggung jawab profesional yang juga sama besarnya dengan pekerja pria ditambah dengan standar sosial yang tinggi sebagai seorang ibu.

Tuntutan yang begitu tinggi kerap membuat ibu bekerja merasa bersalah. Tanpa disalahkan orang dekat pun, ibu bekerja sebenarnya sudah ‘dihantui’ rasa bersalah meninggalkan anak di rumah untuk membantu ekonomi keluarga.

Hal tersebut menurut Fathya Artha, seorang psikolog, jika tak segera diatasi bisa memunculkan masalah. Ada banyak keluhan fisik dan mental yang mungkin muncul.

” Efek dari rasa bersalah, merasa cemas, mudah merasa lelah, tingkat stres tinggi, sulit tidur, menjadi mudah marah, merusak hubungan dengan pasangan atau anak. Ibu tidak perlu melakukan semua hal dengan sempurna. Tidak apa jika ibu pernah melakukan kesalahan. Hindari terlalu banyak mengkritik dan menyalahkan diri sendiri,” ungkap Fathya.

Tuliskan Hal Prioritas untuk Anak

Ia juga memberikan trik untuk mengurangi rasa bersalah, seperti membuat jadwal dan reminder. Tulis hal yang penting dilakukan bersama anak, momen spesialnya, janji ibu kepada anak yang harus ditepati dan hal lain. Sediakan juga waktu berkualitas setiap hari sebelum atau sepulang kerja.

” Menyeimbangkan pekerjaan dengan kewajiban menjadi seorang ibu memang sulit dilakukan. Tidak jarang pekerjaan kantor yang menumpuk menyita sebagian besar waktu dan tenaga, sehingga perasaan bersalah pada keluarga tidak bisa dihindari lagi. Saat emosi rasanya ingin meledak, segera ambil jeda, ibu bisa menggunakan teknik relaksasi seperti latihan bernapas,” pesan Fathya.

Sumber: Fathya Artha

Pertanda Saat Ibu Butuh Pendampingan Psikolog

Dream – Sosok ibu di rumah memegang peran dan tugas yang cukup banyak. Mengurus anak, memastikan seluruh anggota keluarga mendapat asupan gizi yang baik, menjaga mood anak dan suami dan seringkali hal ini membuat ibu sangat kelelahan.

Para ibu biasanya merasa tak berhak atau malah merasa bersalah ketika dirinya beristirahat. Tak hanya itu, banyak yang menganggap ibu tak boleh banyak dibantu oleh orang lain dan harus turun tangan sendiri dalam mengurus anak-anak.

© MEN

Tuntutan dari lingkungan, ekspektasi tinggi atau komentar miring dari orang lain seringkali membuat ibu mengalami stres atau depresi. Untuk mengatasi hal tersebut, pada beberapa kondisi ibu membutuhkan pendampingan dari psikolog.

Audrey Susanto,M.Psi.,MSc.,Psi, seorang psikolog, mengingatkan para ibu kalau perannya begitu besar dalam keluarga. Penting untuk menjaga kesehatan mental sendiri sebelum merawat orang lain.

” Kamu tidak bisa mengisi dari gelas kosong. Kalau kamu sudah berpikir-pikir berulang kali, ‘apakah aku perlu bekerja sama dengan psikolog?’. Mothers, this is YOUR sign!,” ungkap Audrey dalam akun Instagramnya @audreytsusanto.

Kondisi Mental Ibu Tak Boleh Disepelekan

Audrey mengingatkan para ibu untuk menjaga dan merawat kesehatan mental. Pasalnya, untuk membuat keluarga di rumah bahagia, ibu perlu membahagiakan dirinya dulu.

© Shutterstock

Ia juga menuliskan beberapa tanda ketika ibu sangat butuh psikolog. Berikut kondisi dan tandanya:

– ketika ingin melakukan persiapan psikologis menyambut anak pertama- mengalami baby blues atau depresi pasca melahirkan (post partum depression)- sering tidak mampu mengontrol emosi ketika sedang berinteraksi dengan anak- memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) karena tingkat stres yang jauh lebih tinggi- merasa kewalahan menghadapi dan mendampingi anak- merasa tidak mampu terkoneksi atau bonding (membangun ikatan) dengan anak- luka masa lalu/ masa kecil yang mempengaruhi pola pengasuhan anak

Fakta Soal Kondisi Otak Ibu Saat Stres, Jadi Mudah Lupa

Dream – Banyak hal yang harus dilakukan sementara anak sangat rewel, rumah berantakan dan rencana tak berjalan sesuai rencana. Hal ini pastinya memicu stres para ibu.

Emosi pun jadi tak terkendali. Rasa lelah, sedih, marah, kecewa jadi satu dan rasanya kepala ingin ” meledak” . Dalam kondisi ini, ibu pastinya mengalami level stres yang cukup tinggi dan sering tak menyadarinya.

© MEN

Audrey Susanto, seorang psikolog profesional, memberikan penjelasan soal kondisi otak ibu saat stres. Saat begitu banyak konflik dan kondisi yang tak mengenakkan menurut Audrey ada tiga area di otak yang terkena dampaknya, dan salah satu efeknya jadi mudah lupa.

” Ada 3 area dalam otak yang terdampak. Prefrontal cortex yang fungsinya untuk berpikir, jadi lebih sulit -> ibu (dan anak) mungkin jadi lebih impulsif ketika ambil keputusan. Hippocampus yang fungsinya berhubungan sama memori, jadi lebih sulit untuk membuat dan menyimpan memori, jadi sering lupa,” tuis Audrey dalam akun Instagramnya @audreytsusanto.

Satu lagi area otak yang paling kena dampak adalah Amygdala, merupakan pusat rasa takut dan emosi. Ibu akan jadi lebih reaktif dengan pemicu stres di sekitarnya. Audrey mengistilahkannya dengan ” senggol bacok” . Saat kondisi otak demikian, sebaiknya ibu duduk sebentar untuk memahami stres yang dihadapi.

” Maka dari itu, kalau stres kita coba regulasi dulu stresnya yah, supaya nggak menimbulkan dampak-dampak negatif untuk diri, anak orang di sekitar. Koneksi di prefrontal cortex (PFC) memburuk ketika stres,” ungkap Audrey.

© Shutterstock

Stres akan menyulitkan PFC menjalankan fungsi regulasi emosi. Otak menjadi lebih impulsif, sulit merencanakan, tidak fleksibel dan berkurangnya memori. Kondisi stres juga dapat mengakibatkan penurunan volume hipocampus pada kedua sisi otak.

Otak pun lebih sulit untuk membuat, menyimpan dan mengingat kembali memori. Hal ini juga yang membuat ibu jadi sangat mudah lupa.

” Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan fungsi amygdala. Dalam kondisi stres amygdala menjadi sangat reaktif. Ini berarti, ibu jadi sangat sensitif terhadap pemicu stres di sekitarnya,” ungkap Audrey.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News