customer.co.idPIKIRAN RAKYAT- Arab Saudi terkenal dengan hukumannya yang berat, bagi pelanggar keamanan maupun tindakan kriminal.

Seorang hakim di Arab Saudi pada Senin, 10 Oktober 2022 menghukum 10 pria Mesir hingga 18 tahun penjara karena mencoba mengatur acara peringatan untuk perang Arab-Israel 1973.

Orang-orang itu, dari kelompok minoritas Nubia Mesir, mereka dinyatakan bersalah mendirikan ‘kelompok teroris’, kata salah satu kerabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.

Orang-orang Mesir itu pertama kali ditangkap pada Oktober 2019 karena mencoba mengatur acara peringatan, versi serupa yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya tanpa insiden.

Mereka dibebaskan tanpa dakwaan pada Desember 2019, kemudian ditangkap kembali pada Juli 2020.

“Saya sangat marah atas ketidakadilan ekstrem yang dialami rakyat kami,” kata kerabat itu.

Seorang pria menerima hukuman 18 tahun, satu dipenjara selama 16 tahun, dua lainnya selama 14 tahun sedangkan sisanya antara 10 dan 12 tahun, kata kerabat itu.

Kelompok hak asasi termasuk Amnesty International sebelumnya telah berkampanye untuk pembebasan pria tersebut.

Dalam sebuah pernyataan tahun lalu, Amnesty mengecam proses terhadap mereka sebagai “parodi” keadilan.

Kelompok hak asasi mengatakan orang-orang itu diadili “untuk pelaksanaan damai hak mereka untuk kebebasan berekspresi dalam mencoba untuk mengatur acara komunitas”.

Pernyataan itu mengatakan orang-orang itu telah ‘ditolak kontak keluarga secara teratur dan hanya diizinkan akses ke pengacara yang ditunjuk pemerintah’.

“Setidaknya dua dari mereka adalah orang tua dan dalam kesehatan yang buruk,” ucap mereka.

Tiga dari pria itu berusia di atas 60 tahun, kata kerabat itu kepada AFP, Senin.

Menurut Amnesty, pejabat keamanan Saudi mengkritik mereka pada saat itu “karena gagal memasukkan foto Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dalam poster pengumuman acara”.

Dalam sebuah unggahan Twitter Senin, Institut Studi Hak Asasi Manusia Kairo, sebuah kelompok hak asasi manusia terkemuka, menggambarkan hukuman Senin sebagai “keras”.

Demokrasi untuk Dunia Arab Sekarang, sebuah organisasi advokasi yang berbasis di AS, mengatakan mereka “tidak adil”.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News