customer.co.id – Kementerian Pertahanan Turki mengungkapkan dalam akun Twitter-nya, Selasa (4/10), bahwa hingga sejauh ini 260 kapal telah meninggalkan Ukraina mengangkut bahan-bahan makanan, seperti jagung, gandum, bunga matahari, bit gula, kedelai, dan kacang polong ke seluruh dunia.

“Pengiriman yang aman dan terjamin terus berlanjut di koridor biji-bijian,” kata pihak kementerian.

Pernyataan lain yang disampaikan kementerian itu pada Kamis (6/10) mengungkapkan bahwa tambahan 13 kapal yang memuat biji-bijian juga sudah berangkat dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina dalam dua hari terakhir.

Menurut pernyataan PBB yang dirilis pada pertengahan September, 27 persen kargo itu dikirim ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah bawah sehingga harga pangan global mulai turun.

Biji-bijian yang diangkut tersebut “menguntungkan masyarakat yang membutuhkan, karena dapat membantu menenangkan pasar dan membatasi inflasi harga pangan,” papar pernyataan PBB.

Baris Doster, seorang ahli geopolitik Turki, memuji upaya pengiriman bahan-bahan makanan ke negara-negara miskin, seraya mengakui adanya dimensi filosofis dan moral dari sebuah koridor biji-bijian di samping dimensi diplomatik, ekonomi, dan geopolitiknya.

“Dengan mempertimbangkan negara-negara tertinggal, berkembang, atau berpenghasilan rendah, pembukaan koridor biji-bijian ini merupakan kebutuhan mendesak dan kritis bagi mereka,” ujar Doster kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.

Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, memasok sekitar 45 juta ton biji-bijian ke pasar global setiap tahunnya hingga 2022.

Namun sejak krisis di Ukraina dimulai pada akhir Februari, ekspor biji-bijian dari Ukraina serta makanan dan pupuk dari Rusia mengalami gangguan signifikan sehingga memicu krisis pangan global dan melonjaknya harga.

Pada Juli, PBB, Rusia, Turki, dan Ukraina menyepakati Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam dalam sebuah upacara penandatanganan di Istanbul, memungkinkan ekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina melalui koridor kemanusiaan maritim yang aman di Laut Hitam dan mendirikan Pusat Koordinasi Gabungan untuk mengimplementasikan kesepakatan tersebut.

Kapal-kapal dari dan ke Ukraina harus menjalani pemeriksaan di lepas pantai Istanbul oleh pusat gabungan itu untuk memastikan keamanan seluruh proses pengiriman

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News