customer.co.id – Australia dilaporkan akan memulangkan puluhan wanita dan anak-anak dari kamp-kamp tahanan di Suriah . Canberra enggan mengonfirmasi laporan itu, namun menegaskan bahwa ‘prioritas utamanya’ adalah melindungi warga negaranya.

Seperti dilansir AFP, Senin (3/10/2022), media-media Australia, yang dimulai dengan laporan media Inggris The Guardian, menyebut pemerintah Australia memutuskan untuk memulangkan sekitar 20 wanita dan sedikitnya 40 anak-anak berkewarganegaraan Australia dari kamp-kamp di Suriah.

Juru bicara dari Menteri Dalam Negeri Clare O’Neil enggan mengonfirmasi laporan media itu, namun mengatakan bahwa pemerintah akan melindungi rakyatnya.

Wanita dan anak-anak Australia yang akan dipulangkan itu diketahui kini tinggal di kamp tahanan Al-Hol dan Roj di Suriah timur laut yang dikuasai pasukan Kurdi sejak runtuhnya ‘kekhalifahan’ Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tahun 2019 lalu.

“Prioritas utama pemerintah Australia adalah perlindungan warga Australia dan kepentingan nasional Australia, yang diinformasikan oleh anjuran keamanan nasional,” tegas juru bicara tersebut.

Otoritas Kurdi telah berulang kali menyerukan kepada negara-negara lainnya untuk memulangkan warga negara mereka dari kamp yang penuh sesak di Suriah.

Meskipun ada seruan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan berbagai kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM), beberapa negara menerima kembali warganya secara sporadis karena mengkhawatirkan ancaman keamanan dan reaksi politik dalam negeri.

Pemulangan itu akan menandai perubahan arah kebijakan untuk Australia, setelah pemerintahan sebelumnya menentang langkah semacam itu karena risiko keamanan. Pemerintahan beraliran sayap kiri-tengah yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese kini berkuasa di Australia.

“Kita memiliki sekitar 40 anak Australia yang tinggal di salah satu tempat paling berbahaya di Bumi. Ketika mereka kembali ke Australia, saya pikir itu akan sangat penting agar anak-anak itu secara khusus menerima konseling,” cetus Menteri Lingkungan Tanya Pilbersek kepada televisi Channel Seven.

Menanggapi laporan itu, Karen Andrews yang menjabat Menteri Dalam Negeri di bawah pemerintahan sebelumnya, menyebutnya ‘sangat mengkhawatirkan’. Berbicara kepada radio ABC, dia menyatakan agar para wanita yang dipulangkan dari Suriah ditempatkan di bawah pengawasan sebagai antisipasi jika mereka telah diradikalisasi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News