customer.co.id – Rusia merupakan negara dengan hulu ledak nuklir terbanyak di dunia.

Di satu sisi, Rusia terikat dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) untuk pengendalian senjata nuklir dunia.

Selain itu, Rusia juga terikat perjanjian dengan AS dalam hal pengendalian senjata di bawah payung Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START).

Perjanjian tersebut membatasi persenjataan strategis ofensif dan memastikan transparansi yang lebih dalam antara kedua negara.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyebutkan ancaman penggunaan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina.

Putin melontarkan ancaman tersebut bertepatan dengan penumuman mobilisasi parsial di Rusia dan menjelang referendum di empat wilayah Ukraina.

Lantas, berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Rusia? Lembaga think tank yang berbasis di AS, Center for Arms Control and Non-Proliferation, memperkirakan Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir .

Sebagian kecil dari hulu ledak nuklir tersebut ditetapkan sebagai senjata strategis, sementara sebagian besar tampaknya non-strategis alias taktis.

Konsisten dengan perjanjian kontrol senjata seperti START dan New START, persenjataan strategis Rusia sebenarnya menurun secara signifikan sejak akhir Perang Dingin.

Hulu ledak nuklir yang dimiliki Rusia beragam dan dapat diluncurkan dari udara, laut, atau darat.

Udara

Rusia memiliki sekitar 68 pesawat pengebom berat untuk membawa senjata nuklir. Bomber-bomber tersebut terbagi ke dalam dua dua divisi yakni Tu-160 dan Tu-85MS.

Sebagian besar armada tersebut terdiri atas Tu-85MS, masing-masing dapat membawa hingga 16 rudal Kh-55, atau sekitar 700 hulu ledak nuklir jika digabungkan.

Upaya modernisasi yang dilakukan Rusia saat ini bertujuan untuk melengkapi armada mereka dengan rudal jelajah nuklir.

Laut

Rusia memiliki 11 kapal selam bertenaga nuklir yang mampu membawa rudal balistik dan terbagi menjadi tiga kelas.

Dari tiga kelas itu, kelas Delta dan Boreii saat ini merupakan mayoritas dan dapat membawa hingga 16 rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.

Rusia saat ini sedang membangun hingga 10 kapal selam nuklir kelas Boreii tambahan dan ditingkatkan, yang semuanya diharapkan akan selesai pada 2027.

Selain armada kapal selam nuklir strategis, Rusia memiliki tambahan 26 kapal selam bertenaga nuklir yang mampu membawa berbagai rudal jelajah konvensional.

Darat

Diperkirakan Rusia memiliki sekitar 306 rudal balistik antarbenua (ICBM) yang membawa hingga 1.185 hulu ledak nuklir.

Yang paling menonjol di antara ICBM Rusia adalah RT-2PM2 Topol-M dan RS-24 Yars di mana keduanya mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir.

Selain itu, Rusia saat ini sedang mengembangkan rudal Sarmat yang disebut lebih besar dan lebih kapabel daripada desain sebelumnya.

Di samping Sarmat, Rusia juga mengembangkan rudal hipersonik.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News