customer.co.id – Permintaan perjalanan di bandara terbesar Inggris, Heathrow, London, tidak akan kembali ke level prapandemi selama beberapa tahun ke depan kecuali pada musim liburan (peak season),demikian menurut pihak Bandara Heathrow, Rabu (26/10).

Hal itu terjadiakibat memburuknya prospek ekonomi global, konflik Ukraina-Rusia, dan dampak COVID-19.

Heathrow memperkirakan total penumpang tahun 2022 mencapai 60-62 juta atau sekitar 25 persen lebih sedikit dibandingkan tahun 2019.

“Kendati permintaannya lebih kuat, itu (total penumpang) belum sepenuhnya pulih,” kata pihak bandara dalam pernyataan pers.

CEO Heathrow John Holland-Kaye mengatakan jajarannya bekerja sama melayani para penumpang yang tercatat mencapai 18 juta orang pada musim panas tahun ini.

“Kami bangga karena semua orang di Heathrow bekerja sama untuk melayani para penumpang pada musim panas ini, memastikan 18 juta orang dapat melakukan perjalanan, lebih banyak dibandingkan bandara lainnya di Eropa, dengan mayoritas penumpang merasakan pelayanan yang baik,” kata Kaye.

Minggu (30/10), Heathrow akan mencabut pembatasan jumlah keberangkatan penumpang sebanyak 100.000 per hari. Kebijakan pembatasan itu mungkin akan diberlakukan kembali pada waktu terrtentu, seperti musim liburan menjelang Natal.

Pihak bandara mengakui mereka masih perlu merekrut dan melatih hingga 25.000 staf dengan izin keamanan, yang disebut sebagai tantangan logistik yang sangat besar.

Kerugian pokok (underlying loss) Bandara Heathrow meningkat menjadi 0,4 miliar poundsterling (1 poundsterling Inggris = Rp18.052) atau setara 0,46 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.596) pada 2022.

Hal itu terjadi karena regulated income gagal mengimbangi pengeluaran, bergabung dengan 4 miliar poundsterling Inggris yang tercatat dalam dua tahun sebelumnya, serta tidak akan adanya dividen untuk tahun 2022.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News