customer.co.id – Para ilmuwan telah menemukan golongan darah baru yang langka, dan telah memecahkan misteri berusia puluhan tahun.

Temuan yang diterbitkan bulan September 2022 di jurnal Blood itu pun berhasil memecahkan misteri 30 tahun seputar dasar dari tiga protein yang diketahui, tetapi secara genetik tidak seperti biasanya, dalam darah yang tidak cocok dengan sistem kelompok yang diketahui.

“Karya ini menunjukkan bahwa bahkan setelah semua penelitian yang dilakukan sampai saat ini, sel darah merah sederhana masih dapat mengejutkan kita,” kata rekan penulis studi, Ash Toye dalam sebuah pernyataan.

Golongan darah seseorang umumnya ditentukan oleh ada atau tidak adanya protein pada permukaan sel darah merah.

Akan tetapi, selain konsep golongan darah seperti ABO atau Rh (plus atau minus) yang populer, ada juga banyak golongan darah penting lainnya.

Temuan baru tentang golongan darah dan klasifikasinya ini pun memiliki signifikansi klinis dalam transfusi, karena ketidakcocokan apapun berpotensi memicu serangan oleh sistem kekebalan tubuh seseorang.

Jika ada ketidakcocokan antara darah satu orang dan darah orang lain, ada kemungkinan sistem kekebalan tubuh seseorang menghasilkan antibodi terhadap protein antigen golongan darah yang tidak mereka bawa.

Antibodi ini kemudian menandai sel-sel pembawa antigen untuk dihancurkan oleh komponen lain dari sistem kekebalan tubuh.

Dalam beberapa kasus, penelitian juga menunjukkan bahwa jika terjadi ketidakcocokan antara seorang ibu dan bayinya, antibodi dalam darah ibu dapat menyebabkan masalah pada anak yang belum lahir.

Dalam studi baru inilah, para ilmuwan memecahkan misteri 30 tahun seputar dasar tiga antigen yang tidak dapat masuk ke dalam sistem golongan darah yang diketahui.

Para peneliti menilai darah individu dengan antibodi terhadap kumpulan antigen ini diberi nama ‘Er’, yang pertama kali diamati lebih dari 30 tahun yang lalu.

Mereka mengamati perubahan spesifik dalam pengkodean gen untuk protein Piezo1, yang digunakan oleh sel merah untuk merasakan kapan sedang diperas, pada individu-individu ini.

Protein ini telah terbukti diperlukan agar antigen Er ditambahkan ke permukaan sel.

Perubahan pada protein akan menghasilkan produksi protein yang diubah pada permukaan sel-sel darah merah pada orang-orang ini.

Dengan menggunakan sekuensing DNA dan teknik pengeditan gen, para peneliti dapat menunjukkan Er sebagai sistem golongan darah baru.

Tidak hanya itu, Studi tersebut mencatat bahwa temuan ini juga memiliki arti penting dalam hasil kehamilan.

Antibodi pada dua wanita hamil terhadap dua antigen Er yang baru ditemukan yang dilaporkan dalam penelitian ini pun dikaitkan dengan hilangnya bayi mereka.

“Antibodi yang diarahkan terhadap dua insiden tinggi baru Antigen Er dikaitkan dengan penyakit hemolitik parah pada janin dan bayi baru lahir,” tutur para peneliti dalam penelitian tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Independent, Senin, 10 Oktober 2022.

Dengan demikian, penemuan baru ini dapat memungkinkan para ilmuwan untuk mengembangkan tes baru untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki golongan darah yang tidak biasa.

Ini dapat membantu memberikan perawatan terbaik bagi pasien dengan golongan darah yang paling langka sekalipun.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News