customer.co.idTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini sengkarut data angka stunting berpotensi menghilangkan hak anak dalam mendapatkan bantuan penanganan stunting .

Perbedaan data juga memunculkan indikasi adanya kasus-kasus stunting yang tidak terjamah oleh pemerintah.

Salah satunya terjadi di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yakni perbedaan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).

Tahun 2019, SSGI menyampaikan jika prevelensi stunting sebesar 34 persen sedangkan di E-PPGBM sebesar 22,2 persen.

Angka yang lebih timpang terlihat pada data 2021 yakni survei pemerintah pusat menunjukkan peningkatan prevalensi dari tahun 2019, sementara pendataan di posyandu menunjukkan penurunan yang signifikan. Perbedaan kedua versi pun terpaut jauh.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pandeglang, Encep Hermawan, menjelaskan perbedaan data terjadi karena cara pengambilan survei yang dilakukan.

“Kalau SSGI kan survei, kalau E-PPGBM adalah real-nya yang dilakukan hasil pengukuran dari posyandu. Memang kita punya data yang lebih mendekati hasil dari survei tersebut,” kata Encep dalam siaran pers tertulis, Sabtu (1/10/2022).

Adanya perbedaan data tersebut berdampak pada masyarakat yang tak memiliki akses terkait penyuluhan kesehatan.

Hal ini dialami oleh balita kembar di Desa Cibarani, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang , Banten .

Khaerul dan Khairil, tinggal di wilayah yang jarak ke puskesmas terdekat harus ditempuh selama 1 jam.

Wiwin, panggilan dari ibu balita kembar ini menjelaskan, ia jarang membawa kedua anaknya ke puskesmas akibat jarak yang jauh.

Akibatnya, tumbuh kembang dan asupan gizi Khaerul dan Khairil tak pernah terpantau. Kedua balita tersebut bahkan belum vaksin lengkap.

“Karena tidak cukup konsumsi sehari-harinya, anak saya diberi masing-masing 4 botol dot setiap harinya Kental Manis untuk susu mereka,” Jelas Wiwin.

Wiwin pun mengaku jika tidak paham terkait kebutuhan gizi yang diperlukan oleh dua balita berusia satu setengah tahun tersebut.

Ia menjelaskan bahwa tidak ada kader puskesmas maupun posyandu yang mendatanginya untuk penyuluhan stunting .

Istri Panglima TNI Turun Langsung Tangani Stunting di Manggarai Barat NTT

Istri Panglima TNI Turun Langsung Tangani Stunting di Manggarai Barat NTT

Pernikahan Dini hingga Stunting di NTT Jadi Ancaman Bonus Demografi 2035

Gubernur Jatim Khofifah Bagi-bagi Bansos di Malang sebagai Pengendalian Inflasi dari Kenaikan BBM

Perkuat Sosialisasi KB di Hari Kontrasepsi Sedunia, P2KBP3A Sikka Gelar Baksos di Puskesmas Beru

Pangdam Sriwijaya Berkunjung ke Jambi, Ziarah Makam hingga Beri Tali Asih ke Anak Stunting

Pengamat Politik: Klaim Tentang Infrastruktur di Zaman SBY akan Merugikan Demokrat dan AHY Sendiri

Menjajal Super Ekstrem Sitinjau Lauik Padang Solok

[FULL] KEGANASAN PKI MADIUN 1948: Kiai & Pejabat Dibantai Dibawa dengan Lori & Dibuang di Sumur Tua

Izinkan Media Masuk saat Rumah Dijaga Agar Tak Dijemput KPK, Lukas Enembe: Ini Stroke Tak Main-main

Fakta Gempa 6 SR Guncang Tapanuli Utara, Ada 3 Kali Gempa Besar dan 73 Gempa Susulan dalam Satu Hari

Reaksi Marah Joe Biden saat Putin Caplok 4 Wilayah Ukraina: Jangan Ganggu Wilayah NATO Meski 1 Inchi

Habis Kesabaran Rusia Caplok 4 Wilayah, Presiden Ukraina Umumkan Telah Resmi Daftar Keanggotaan NATO

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website tribunnews.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News