customer.co.id – Referendum yang digelar Rusia dalam upaya mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Moskow, menuai kecaman. Para pejabat Ukraina menyebut warga di wilayah yang dikuasai Moskow dipaksa mengikuti referendum yang tengah berlangsung dan akan berlanjut hingga Selasa (27/9) mendatang.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/9/2022), para pejabat Ukraina melaporkan bahwa warga dilarang meninggal sejumlah area-area yang diduduki pasukan Rusia hingga pemungutan suara dalam referendum itu berakhir pekan depan.

Disebutkan bahwa sekelompok pasukan bersenjata mendatangi rumah-rumah warga dan para pekerja diancam akan dipecat jika tidak berpartisipasi dalam referendum itu.

Pemungutan suara untuk referendum bergabung dengan Rusia itu tengah berlangsung sejak Jumat (23/9) waktu setempat di empat wilayah yang dikuasai pasukan Moskow, yakni Luhansk , sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk , juga Kherson yang hampir sepenuhnya dikuasai Rusia.

Pemungutan suara yang isinya menanyakan penduduk keempat wilayah itu apakah mereka ingin wilayahnya menjadi bagian dari Federasi Rusia, akan berlangsung hingga Selasa (27/9) mendatang, dengan hasilnya diprediksi akan mengikuti kemauan Moskow.

Hasil referendum itu dinilai akan bisa dijadikan dalih oleh Rusia untuk mengklaim bahwa setiap upaya pasukan Ukraina merebut kembali wilayah-wilayah itu adalah serangan terhadap Rusia sendiri. Hal itu berarti tentunya akan semakin meningkatkan perang yang sudah berlangsung selama tujuh bulan di Ukraina.

Gubernur wilayah Luhansk yang masih dikuasai Ukraina, Serhiy Gaidai, menyatakan penduduk kota Starobilsk dilarang pergi dan orang-orang dipaksa keluar rumah untuk ikut dalam pemungutan suara.

Di kota Bilovodsk, seorang direktur perusahaan setempat dilaporkan memberitahu para karyawannya bahwa ikut referendum itu adalah wajib dan siapa saja yang menolak ikut berpartisipasi akan dipecat, kemudian nama mereka diberikan kepada dinas keamanan.

Reuters tidak bisa memverifikasi laporan-laporan soal pemaksaan semacam itu.

Keempat wilayah yang menjadi lokasi referendum pro-Rusia, mewakili sekitar 15 persen wilayah Ukraina. Di wilayah Donetsk, menurut laporan kantor berita Rusia TASS yang mengutip pejabat lokal, jumlah pemilih yang menggunakan suaranya pada Jumat (23/9), atau hari pertama referendum, mencapai 23,6 persen.

Di Zaporizhzhia, jumlah pemilih dilaporkan mencapai 20,5 persen pada Jumat (23/9). Sementara di Kherson, jumlah pemilih dilaporkan mencapai 15 persen pada hari yang sama. Tempat pemungutan suara juga didirikan di Moskow, bagi warga Ukraina dari keempat wilayah itu yang kini mengungsi di Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Jumat (23/9) malam, menyatakan bahwa referendum itu akan ‘dikecam dengan tegas’ oleh dunia, bersama dengan mobilisasi militer yang diumumkan Rusia pekan ini.

“Ini bukan hanya kejahatan terhadap hukum internasional dan hukum Ukraina, ini merupakan kejahatan terhadap orang-orang tertentu, terhadap sebuah bangsa,” tegas Zelensky.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News