customer.co.id – Perayaan Natal dan tahun baru setiap tahunnya biasa digelar di sejumlah kota-kota di Rusia . Namun, pada perayaan tahun ini, hal tersebut tidak akan terselenggara.

Salah satunya seperti di Saint Petersburg , yang tidak akan mengelar dua perayaan itu.

Dana yang sebelumya dialokasikan untuk perayaan tersebut akan dialihkan untuk mendanai para sukarelawan dan memobilisasi operasi militer khusus perang di Ukraina.

Mengutip TASS, keputusan itu keluar setelah Gubernur Saint Petersburg Alexander Beglov melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pemerintahan kota.

“Selama sesi dengan Gubernur Alexander Beglov dengan anggota pemerintahan kota, diputuskan untuk membatalkan acara yang dijadwalkan sebelumnya yang didedikasikan untuk perayaan tahun baru ,” ujar Beglov.

Semua dana yang tersedia akan disalurkan untuk membeli perlengkapan, hingga pakaian para sukarelawan dan warga yang dimobilisasi pada perang dengan Ukraina.

Orang-orang yang dimobilisasi di Saint Petersburg akan diberikan uang sebesar 100.000 rubel atau setara Rp24,5 juta. Sementara sukarelawan akan mendapatkan uang 300.000 rubel atau sekitar Rp73,5 juta.

Yury Shalabayev, Walikota Kota Nizhny Novgorod, juga menyatakan bahwa perayaan tahun baru dan natal yang dijadwalkan sebelumnya, termasuk konser musik dan perayaan, akan dibatalkan dan semua dana yang dialokasikan sebelumnya akan disalurkan untuk membantu keluarga warga negara Rusia yang dimobilisasi.

“Saya telah menerima banyak pertanyaan melalui situs sosial dari warga kami tentang rencana perayaan massal, konser, dan kembang api untuk menandai tahun baru (mendatang). Tanggapan saya tidak, meskipun kami merencanakannya pada awalnya,” katanya.

“Namun, kami akan tetap melanjutkan perayaan Tahun Baru untuk anak-anak dan acara meriah di sekolah dan taman kanak-kanak,” ujarnya menambahkan.

Pada 21 September, Presiden Vladimir Putin mendeklarasikan mobilisasi parsial di Rusia . Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengklarifikasi bahwa 300.000 tentara cadangan akan dipanggil, yang akan menjalani pelatihan sebelum dikirim ke zona operasi militer khusus di Ukraina.

Dari 23 September hingga 27 September, Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk (DPR dan LPR) serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye mengadakan referendum di mana mayoritas pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia .

Pada 30 September, Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala empat wilayah menandatangani perjanjian tentang aksesi mereka ke Rusia .

Pada tanggal 5 Oktober, Presiden Putin menandatangani undang-undang tentang meratifikasi aksesi DPR dan LPR serta Wilayah Zaporozhye dan Kherson ke Rusia menyusul persetujuan yang diberikan dari kedua majelis parlemen Rusia – Duma Negara dan Dewan Federasi.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News