customer.co.id – Warga Rusia berbondong-bondong melarikan diri ke negara tetangga Georgia untuk menghindari dipanggil untuk ikut dalam perang di Ukraina yang tidak mereka setujui.

Dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (27/9/2022), media pemerintah Rusia yang mengutip pejabat-pejabat setempat mengatakan, pada satu titik pada hari Minggu (25/9) waktu setempat, perkiraan waktu tunggu untuk memasuki Georgia mencapai 48 jam. Lebih dari 3.000 kendaraan mengantre untuk melintasi perbatasan.

Menurut statistik pemerintah, ibu kota Georgia, Tbilisi, telah melihat masuknya sekitar 40.000 warga Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

“Ketika kami mengetahui tentang mobilisasi, kami meninggalkan semuanya di rumah dan melompat ke dalam mobil,” kata Dmitry Kuriliyunok kepada Reuters di Tbilisi.

Dmitry, istrinya Irina, dan putrinya yang masih kecil, pertama kali berkendara melintasi Rusia selatan dari Krasnodar ke Mineralnye Vody di Kaukasus Utara, sebuah pos awal bagi banyak orang yang menyeberang ke Georgia . Di sana, mereka menyewa sopir lokal untuk membawa mereka melewati pos pemeriksaan perbatasan dan setelah 24 jam mereka tiba di Tbilisi.

“Kami sepenuhnya menentang perang ini. Bagi kami, seperti bagi orang lain, itu menakutkan. Untuk mati dan membunuh orang lain, dan untuk apa? Kami tidak mengerti. Karena itu, kami memutuskan untuk melarikan diri,” katanya.

Jumlah pasti orang yang telah meninggalkan Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang disebutnya “mobilisasi parsial”, tidaklah jelas. Tapi gambaran awal menunjukkan terjadinya eksodus substansial.

Pemandangan seperti yang terjadi di perbatasan Rusia-Georgia ini juga terjadi di perlintasan dengan Kazakhstan, Finlandia dan Mongolia, yang semuanya melaporkan antrean yang padat.

Penerbangan yang berangkat dari Moskow ke beberapa negara yang mempertahankan penerbangan langsung dengan Rusia, juga telah terjual habis atau hanya memiliki sedikit tiket yang tersedia.

Orang-orang Rusia yang sudah berada di Tbilisi melihat dekrit mobilisasi Putin sebagai pembenaran lebih lanjut atas keputusan mereka untuk melarikan diri.

“Saya datang ke Tbilisi sekitar satu setengah bulan yang lalu karena saya tidak mendukung invasi militer ke Ukraina,” kata Ivan Streltsov, seorang tentara cadangan di angkatan bersenjata Rusia yang bisa saja direkrut secara paksa seandainya dia masih berada di Rusia.

“Saya ikut protes ketika operasi militer dimulai. Bagi kami sebagai aktivis, keadaan menjadi sangat sulit saat ini. Di tanah air kami sendiri, kami semua diawasi,” katanya.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News