customer.co.id – Belum sepenuhnya pulih dari hantaman pandemi, Bali kini dibayangi oleh dampak dari resesi global yang akan terjadi tahun depan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Gusti Agung Diah Utari membenarkan bahwa perlambatan ekonomi global alias resesi ekonomi dunia di tahun depan akan memiliki dampak terhadap perekonomian di Pulau Dewata.

Menurutnya, perekonomian di Bali sangat dipengaruhi oleh wisatawan, baik domestik dan mancanegara. Dengan demikian, dampak resesi ekonomi global di tahun depan bisa berdampak kepada perekonomian Bali.

Apalagi pascapandemi Covid-19, kata Tari perekonomian di Bali saat ini masih juga belum sepenuhnya pulih. Dari catatannya, ekonomi Bali saat ini tengah dalam masa pemulihan, meski sudah lebih baik dibandingkan dua tahun terakhir sejak 2020 dan 2021.

“Ekonomi nasional dan global memiliki tantangan ke depan, karena sisi perlambatan ekonomi global dan meningkatnya inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan. Ini berpotensi mempengaruhi potensi kedatangan wisatawan nusantara dan mancanegara dalam negeri,” kata Tari dalam diskusi Pelatihan BI di Ubud, Bali, dikutip Senin (3/10/2022).

Dari data pada September 2022, kata Tari, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara mencapai 1,1 juta orang. Angka masih lebih sedikit dibandingkan kedatangan wisatawan domestik yang mencapai 2,7 juta.

Sementara itu, dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah wisatawan mancanegara pada Juli 2022 tercatat sebanyak 246.504 kunjungan, naik 35,72% dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 181.625 kunjungan.

Wisatawan yang berasal dari Australia mendominasi kedatangan wisman ke Bali di bulan Juli 2022 dengan share sebesar 32,19%.

Lebih lanjut, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan Juli 2022 tercatat sebesar 37,52%, turun sedalam 1,25 poin jika dibandingkan dengan bulan Juni 2022.

Sementara TPK pada Juli 2022 jika dibandingkan dengan bulan Juli 2021 (year on year/yoy) yang mencapai 5,23%, tingkat penghunian kamar pada bulan Juli 2022 tercatat naik 32,29 poin. Sementara itu, TPK hotel nonbintang tercatat sebesar 20,93%, naik 3,52 poin dibandingkan bulan Juni 2022.

Tari menuturkan rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada bulan Juli 2022 tercatat 2,05 hari, turun 0,10 poin dibandingkan dengan capaian bulan Juni 2022 (month to month/mtm) yang tercatat 2,15 hari.

Jika dibandingkan dengan capaian bulan Juli 2021 (yoy) yang tercatat 1,92 hari, rata-rata lama menginap Juli 2022 naik 0,13 poin. Sementara itu, untuk hotel non bintang, rata-rata lama menginap di bulan Juli 2022 tercatat sebesar 2,042 hari, naik 0,003 poin dibandingkan bulan Juni 2022 yang tercatat sebesar 2,039 hari.

Dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh sebesar 3,04 persen (yoy) pada kuartal II-2022. Angka ini meningkat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,46 persen (yoy).

Adapun, kinerja ekonomi Bali pada kuartal II-2022 ditopang oleh meningkatnya sektor transportasi, akomodasi makan dan minum, dan konstruksi seiring dengan pulihnya kinerja pariwisata Pulau Dewata.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News