customer.co.id – Inflasi menjadi momok yang ditakutkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berulang kali disampaikan dalam pidato di berbagai kesempatan, bahwa lonjakan inflasi bisa mengancam Indonesia dan meruntuhkan perekonomian.

September 2022, momok yang ditakutkan tersebut menjadi nyata. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi September mencapai 1,17% dibandingkan Agustus 2022 dan 5,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kita masih bagus, inflasi kita lebih ringan,” ungkap Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022)

Pendorong tingginya inflasi pada September 2022 adalah kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite, Solar dan Pertamax oleh pemerintah. Kebijakan ini juga mendorong kenaikan bagi komponen lainnya.

Adalah angkutan dalam kota di mana kenaikan tarifnya menyebabkan inflasi 24,36% dan andil 0,10%.

Angkutan udara sendiri juga alami kenaikan 49,66% dan andil inflasi 0,39%. Selanjutnya ada bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan antar kota, tarif kendaraan roda 2 online dan tarif kendaraan roda 4 online.

Berdasarkan data Tradingeconomics, Senin (3/9/2022), pada kelompok negara G20 inflasi Indonesia memang cenderung lebih rendah. Berikut rinciannya:

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News