JawaPos.com – Para peserta International Olympiad of Informatics (IOI) ke-34 telah menyelesaikan kompetisi hari pertama. Hari ini, para peserta diajak untuk mempelajari beberapa kesenian Indonesia. Di antaranya, gamelan, tari tradisional, dan membatik. Mereka juga turut mempelajari fotografi, sinematografi, dan komik. Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari 7 program studi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

“Selain melaksanakan kontes dan pertemuan general assembly, seluruh peserta juga akan diundang untuk melakukan ekskursi ke berbagai tujuan wisata dan atraksi budaya di seputar Yogyakarta. Dan diselenggarakan malam budaya di Candi Borobudur,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek RI, Suharti, Kamis (11/8).

Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (IA TOKI) Reinhart Hermanus mengatakan kegiatan ini dilakukan guna mengeksplorasi kebudayaan nusantara. Sejauh ini, Reinhart menilai para peserta sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan ini.

“Hari ini adalah hari jalan-jalan. Kalau para kontestan jalan-jalannya di ISI, di mana ada beberapa workshop. Responnya happy karena mereka sebelumnya belum pernah mengeksplor kesenian tradisional Indonesia,” ujarnya saat ditemui di ISI Jogjakarta, Kamis (11/8).

Wakil Dekan 3 ISI Jogjakarta Arif Sulistiyono mengatakan ada setidaknya 80 peserta IOI yang berkegiatan di Fakultas Seni Media Rekam. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mempelajari tentang sinematografi, sementara kelompok kedua mempelajari fotografi cyanotype.

“Sejauh ini responnya sangat antusias. Bahkan ini sedang kita saksikan mereka mencoba drone FPV. Walaupun di seluruh dunia ini sebenarnya bukan barang baru, tapi mungkin sebagian peserta masih penasaran. Kemudian untuk yang cetak (cyanotype) hampir semua peserta mencoba membuat cetakan dan ini sedang dijemur, sebentar lagi hasilnya akan keluar,” katanya.

Para peserta International Olympiad of Informatics (IOI) ke-34 mencoba membatik (Radar Jogja)

Salah satu peserta IOI asal Afrika Selatan Emanuel mengaku senang dapat mempelajari cyanotype. Dia mengatakan ini merupakan ilmu baru baginya. Dia berharap suatu saat nanti bisa mempelajari kebudayaan Indonesia lebih banyak lagi.

“Ini kali pertama saya mempelajari cyanotype. Sangat luar biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Staf Pengajar di Jurusan Seni Tari ISI Jogjakarta Daruni mengaku antusias peserta di bidang seni tari cukup tinggi. Awalnya dia mengira hanya akan ada sekitar 40 peserta yang ikut dalam kelasnya. Namun, ternyata ada 60 peserta yang turut mempelajari seni tari tradisional Indonesia. Di antaranya ada tari Rasa Nusantara dan Tari Montro yang sekaligus menjadi ikon Kabupaten Bantul. Baginya, ini merupakan kegiatan yang sangat menginspirasi. Ke depan, dia berharap kegiatan semacam ini dapat kembali diselenggarakan.

“Mereka enjoy, antusias, dan mau bergerak. Ide dari Kemendikbudristek ini keren. Jangan berhenti di sini. Mereka yang dikhawatirkan tidak suka, malah ternyata sangat antusias,” harapnya.

Salah satu peserta asal Hungary Márton Németh mengatakan ini baru pertama kali baginya mempelajari seni tari tradisional. Dia mengaku sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Márton juga mengatakan, jika ada kesempatan dia tak segan untuk kembali mempelajari kesenian Indonesia.

“Tadi satu grup dibagi, isinya 10 orang. Di akhir, masing-masing grup punya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang mereka pelajari. Kalau ada kesempatan pasti saya akan mencoba belajar menari lagi, dan mencoba hal-hal yang lainnya juga,” katanya.

Peserta asal Indonesia Andrew menambahkan gelaran IOI yang dilaksanakan di Indonesia merupakan momen yang membanggakan baginya. Tak hanya itu, kepercayaan diri dalam berkompetisi juga meningkat ketika Indonesia menjadi tuan rumah.

“Kita harus lebih percaya diri, karena bertanding di rumah sendiri. Tapi, jangan terlalu berlebihan karena kita tidak tahu kemampuan peserta lainnya. Meskipun begitu, kita akan berjuang demi mengharumkan nama Indonesia,” jelas Andrew.

Menjelang HUT Republik Indonesia ke-77, tim Indonesia optimistis akan menyabet medali sebagai kado untuk Indonesia.

“Kami optimistis, delapan medali emas akan kami bawa pulang,” ujarnya.

Editor : Mohamad Nur Asikin


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News