Belitung (ANTARA) – Perhelatan Development Ministerial Meeting (DMM) G20 di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah selesai dilaksanakan dengan baik dan sukses, sehingga “Negeri Laskar Pelangi” itu naik kelas dan semakin dikenal dunia.

Kesukseskan G20 di Pulau Belitung tidak hanya diakui oleh pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga pengakuan dan pujian dari para delegasi dari 22 negara yang sangat terkesan dengan kebudayaan, keramahan dan keterbukaan masyarakat Belitung menyambut para tamu.

Para delegasi G20 tidak hanya memuji kekompakan masyarakat, tetapi keindahan pariwisata yang eksotik di Pulau Belitung dan mereka berjanji akan kembali bersama keluarga untuk berwisata ke daerah itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan yang mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengaku terkesan dengan kebersihan Belitung dalam menyukseskan Presidensi Development Working Group G20.

Belitung yang sangat bersih dari sampah plastik ini membuat para delegasi G20 dari berbagai negara terkesan dan ingin kembali ke Pulau Belitung untuk berwisata maupun berinvestasi.

Puja puji disematkan pada partisipasi, semangat dan keramahan masyarakat menyambut para delegasi G20, sehingga dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi para delegasi dari berbagai negara itu.

Lewat Pulau Belitung, Indonesia akan melakukan kolaborasi dengan negara manapun untuk kemajuan bersama.

Dalam membangun Negara Indonesia tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan ekstra. Oleh karena itu, momentum G20 di Pulau Belitung ini menjadi salah satu peluang untuk membuka jaringan dengan negara mana pun.

Segala bentuk kerja sama yang dilakukan harus memberikan keuntungan pada kedua belah pihak negara. Jangan hanya menguntungkan satu negara.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengatakan alasan mengapa kegiatan G20 diadakan di Pulau Belitung, yang mana sebelumnya Pulau Belitung belum pernah menjadi tuan rumah pada kegiatan internasional serupa.

“Kalian pasti bertanya-tanya mengapa kami mengadakan rapat ini di Pulau Belitung? Kita kembali pada masa sejarah 1918, pada masa itu, Belitung menjadi penghasil timah, yang memberikan dampak buruk bagi lingkungannya. Namun pada 2000, Babel mulai menyadari pentingnya pariwisata berkelanjutan,” katanya.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Side Event G20 2022 mengusung tiga tujuan yaitu pertama, mengusulkan dan mempromosikan Peta Jalan Ekonomi Biru.

Selanjutnya, menjadi wadah untuk mempelajari praktik terbaik dan kisah sukses negara-negara yang mewujudkan ekonomi biru dan terakhir, membangun kolaborasi potensial dalam desain dan implementasi Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia.

“Peta Jalan Ekonomi Biru ini sebagai salah satu solusi untuk mendukung transformasi ekonomi di tingkat nasional,” ujarnya.

Strategi ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan diharapkan dapat dirancang untuk menyejahterakan masyarakat mengingat Indonesia merupakan negara maritim yang potensi lautnya sangat besar untuk dikelola.

Tidak hanya itu, perhelatan G20 ini merupakan sebuah kesempatan untuk menegaskan bahwa potensi ekonomi laut Indonesia sangat besar untuk dimanfaatkan secara maksimal.

“Pemanfaatan potensi ekonomi laut ini tentunya akan berkontribusi signifikan bagi pemulihan dan transformasi ekonomi bangsa, utamanya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, produktivitas, dan nilai tambah bagi perekonomian,” katanya.

Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin mengatakan Provinsi Kepulauan Babel harus bersiap-siap untuk lebih mendorong pembangunan berbasis maritim. Namun ada beberapa tantangan pada potensi ekonomi biru seperti sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan teknologi.

“Dengan tantangan-tantangan ini, kami akan mencari solusi-solusi terbaik dalam mendukung pemulihan ekonomi termasuk potensi blue economy,” katanya.

Kerja sama pembangunan maritim melalui ekonomi biru dapat terjalin melalui DWG G20 di Belitung ini, sehingga pemerintah daerah dapat menemukan solusi terbaik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Potensi ekonomi maritim di Babel sangat besar, karena provinsi ini merupakan kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan,” katanya.

Wakil Ketua I Panitia G20 – DMM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Isyak Meirobie mengatakan perjalanan panjang yang ditempuh oleh Belitong telah di lalui dengan lancar.

Berkat kerjasama semua pihak dan kolaborasi apik dan kuat penuh komitmen dan konsistensi yang ditunjukkan oleh semua lapisan termasuk oleh masyarakat Pulau Belitung yang begitu ramah, begitu kompak bergotong royong menunjukkan keramahan khas pulau Belitung sehingga menjadi sebuah hospitality yang mendapatkan pengakuan dan pujian dari para Delegasi.

Kita sama-sama mengetahui bahwa ditunjuknya Belitung sebagai tuan Rumah Development Ministerial Meeting Merupakan sebuah kesempatan dan kepercayaan yang bisa mengangkat Pulau Belitung menjadi lebih dikenal dimancanegara maupun di dunia Internasional dalam hal penyelenggaraan Konferensi maupun Mice Internasional.

Dan Belitung telah membuktikan bahwa kita bisa menjaga kepercayaan tersebut dan semakin meningkatkan kepercayaan dari dunia luar.

Karena itulah, atas nama pemerintah daerah mengucapkan terima kasih sebesar besarnya, seluas luasnya yang pertama kepada pemerintah pusat, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan jajarannya, terkhusus juga kepada Kementerian PPN/Bappenas yang telah memberikan kepercayaan kepada Pulau Belitung, khususnya Kabupaten Belitung, untuk menyelenggarakan kegiatan ini.

Kepercayaan inilah yang menjadi sebuah kesempatan luar biasa bagi Belitung untuk membangkitkan semangat pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tentunya semakin menguatkan komitmen masyarakat Belitung bersama Pemerintah Daerah untuk senantiasa membangun ekonomi kreatif, pariwisata dan usaha mikro.

Pada Penyelenggaraan DMM G20 kali ini, semua delegasi yang hadir telah disambut di Bandara H.A.S Hanandjoeddin dan telah diantar kembali pada 10 September 2022 dan hanya ada satu negara, yaitu Argentina, yang akan kembali ke negaranya pada 11 September 2022.

Tentunya banyak dampak positif juga timbal balik yang diberikan oleh para delegasi ketika menyambut dan mengantarkan mereka kembali ke Jakarta, melalui Bandara H.A.S Hanandjoeddin dan Base Ops VVIP Lounge Lanud Hanandjoeddin.

Indonesia menerima banyak sekali masukan dan apresiasi dari semua delegasi. Mereka semua yang tadinya menganggap Belitung tidak dikenal dan meragukan bahwa daerah itu bisa menyelenggarakan kegiatan internasional sekelas G20, apalagi Development Ministerial Meeting. Mereka kini terbuka matanya dan terbuka hatinya bahwa mereka mengakui bahwa ada organisasi yang kuat dan lancar yang artinya tata kelola dari lalu lintas kedatangan mereka sampai kepulangan dan dalam penyelenggaraan acara semua berjalan dengan baik.

Belitung dianggap penuh keramahan dan kenyamanan, bahkan ada salah satu delegasi dari Bank Pembangunan Islam yang bercerita punya lahan di Jakarta dan akan ditukar dengan lahan di Pulau Belitung, dengan luas yang sama. Delegasi itu mau tinggal di Belitung. Cerita itu menyiratkan kebanggaan luar biasa bagi warga Pulau Belitung. Bahkan banyak anggota delegasi sekelas menteri yang mengaku saat di Pulau Belitung, seperti diterima layaknya keluarga sendiri.

Inilah kebanggaan masyarakat Belitung. Mereka semua banyak yang ingin kembali dan menjalankan usaha dan bisnis antarnegara dan juga antardaerah dengan Pulau Belitong. Mereka juga mengutarakan akan mengajak keluarganya untuk berlibur di pulau itu.

Semua kesan para delegasi itu merupakan modal bagi Belitung untuk bisa melaksanakan pembangunan ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif serta UMKM agar lebih kuat lagi dan memerlukan kolaborasi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kota dan juga masyarakat Pulau Belitung.

Masyarakat dan seluruh instansi vertikal, horizontal, semua forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama, semua pemuda dan lainnya perlu bergandengan tangan.

Dampak ini memang tidak langsung dirasakan seketika, tapi hari ini Nelitung telah membuktikan dan membangun sebuah kepercayaan dunia luar. Ini adalah momentum bersejarah dan kesempatan yang dahsyat untuk mengangkat Belitung. Syaratnya, Belitung harus terus menjaga kepercayaan tersebut dengan membangun bersama yang tetap mengedepankan kearifan lokal, keaslian dan keasrian.

Wisata Belitung

Para delegasi G20 dari 22 negara terkesima melihat keindahan alam Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung Timur, dan mereka tertarik untuk kembali berwisata ke Negeri Laskar Pelangi itu.

“Para delegasi G20 ini sangat terkesan dan kagum dengan keindahan Pulau Lengkuas ini,” kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin.

Ia mengatakan dalam kunjungan ke Pulau Lengkuas ini, para delegasi G20 dari 22 negara ini banyak bertanya mengenai proses terjadinya batu-batu besar tersusun rapi di pulau itu.

Selain itu, para delegasi ini juga menanyakan menara mercusuar yang didirikan 1882 yang masih kokoh berdiri di Pulau Lengkuas serta menjaga keindahan alam yang masih alami sebagai objek wisata.

“Kami menjelaskan bebatuan ini secara ilmiah dan secara geologi dan juga tujuan pendirian menara untuk kepentingan pelayaran. Dengan adanya penjelasan ini, mereka terkesan dengan ketersediaan informasi yang telah berikan,” katanya.

Para delegasi selama perhelatan G20 di Pulau Belitung sangat senang dan terkesan dengan persiapan pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat. Mereka senang melihat jalan dan kota yang bersih.

Tidak hanya itu, para delegasi ini juga sangat senang melihat anak-anak yang melambai-lambaikan bendera menyambut mereka. Mereka sangat berterima kasih dengan kehangatan yang masyarakat berikan kepada mereka.

“Mereka juga senang dengan produk-produk UMKM yang ramah lingkungan, bernilai seni tinggi dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Head of Cabinet for Commissioner Urpilainen of Europian Commision Tanelli Lahti menyampaikan kesan mengenai keindahan Pulau Belitung. Ia juga ingin memboyong keluarganya untuk mendatangi Belitung.

Ia mengaku pengalaman di Pulau Belitung luar biasa.

“Saya baru saja tiba di sini dan melihat ini dan itu baru bagi saya. Aku belum pernah melihat ini sebelumnya. Ini pertama kalinya saya mengalami hal seperti ini. Uniknya, saya suka suasananya luar biasa. Alamnya sangat luar biasa,” katanya.

Associate Vice-President, External Relations and Governance yang berasal dari organisasi International Fund for Agricultural Development (IFAD) Santala sangat senang sekali Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin yang mengajak para delegasi G20 melihat-lihat gugusan pulau kecil di Pulau Belitung antaranya Pulau Berlayar, Pulau Lengkuas, Pulau Pasir dan Pulau Garuda.

“Pasirnya putih, airnya cantik dan semuanya indah. Saya menyukai semua hal mengenai Belitong dan Pulau Lengkuas dengan Menara Mercusuarnya. Sangat indah,” kata Santala.

Bahkan ada Fatou Haidara, delegasi Managing Director dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menyempatkan diri untuk naik ke puncak menara mercusuar yang ada di Pulau Lengkuas.

“Sangat cantik, kamu harus ke sana,” ungkapnya.

Bupati Belitung Sahani Saleh berkeyakinan sektor kepariwisataan di daerah itu makin mendunia atau dikenal masyarakat di dunia setelah sukses menyelenggarakan Development Ministerial Meeting (DMM) G20 pada 7 sampai 9 September 2022 lalu.

Keyakinan itu setelah sejumlah delegasi G20 dari berbagai dunia melihat langsung keindahan wisata pantai Belitung dan memberikan apresiasi besar.

Selain wisata, produksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang saat pelaksanaan G20 turut ditampilkan juga mendapat perhatian serius karena ciri khas yang bagus serta kualitas produk yang baik.

“Sektor pariwisata dan UMKM tidak dapat dipisahkan, kedua sektor ini diharapkan kedepannya mampu tumbuh berkembang sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya. 

Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News