Banjarnegara – Anugerah bagi MTs Negeri 2 Banjarnegara. Pada tahun 2022 ini termasuk salah satu Madrasah Piloting dari 41 Madrasah di Kabupaten Banjarnegara. Hal ini merupakan tantangan yang tidak mudah bagi setiap madrasah. Setelah mempelajari, memahami, dan mendalami konsep madrasah piloting melalui berbagai kegiatan pelatihan, workshop, lokakarya serta pendampingan dari pelatih ahli. Sedikit-demi sedikit konsep tersebut diterapkan di MTs Negeri 2 Banjarnegara.

Salah satu ciri paradigma baru pendidikan madrasah penggerak ini adalah adanya Projek Learning atau pembelajaran berbasis project. Hal ini dalam rangka membentuk peserta didik yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Peserta didik diharapkan mampu membuat karya nyata, melakukan praktik langsung berbagai proyek yang di canangkan madrasah. Siswa terjun langsung di masyarakat dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Inilah pendidikan yang sesungguhnya.

Hari Sabtu, 6 Agustus 2022 MTs Negeri 2 Banjarnegara me launching 3 Projek Learning yaitu Bangunlah Jiwa Raganya, Kewirausahaan, dan Gaya Hidup Berkelanjutan untuk kelas tujuh. Hal ini bertujuan agar profil pelajar Pancasila bisa terwujud.

Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka, yang diawali dengan pemaparan satu persatu secara garis besar dari tiga projeck yang akan dilaksanakan. Projeck Gaya Hidup Berkelanjutan yang dikoordinatori oleh Endah Wahyuningsih menjelaskan bahwa projeck ini bisa berkesinambungan dengan projeck yang lain, sehingga  Projek yang akan dijalankan bisa bertujuan sebagai pembiasaan bagi siswa dalam menjalankan “pembelajaran berbasis proyek“, dengan harapannya peserta didik selain dapat memahami teori namun juga mampu dapat menerapkan, berkarya, serta menghasilkan sebuah produk. Kegiatan project tahap pertama ini dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga Desember tahun 2022.

“Di dalamnya peserta didik nanti bisa kembangkan kepekaan mereka terhadap kehidupan yang berkelanjutan, mengenal masalah di lingkungan madrasah dulu untuk mencari solusi dengan prinsip 3R yaitu reuse, reduce dan recycle,” kata Endah Wahyuningsih salah satu coordinator Project.

Beliau juga menceritakan pengalaman saat menemui salah satu kelas riset yang pernah belajar pembuatan pupuk padat dari kulpi atau kulit pisang.

“Peserta didik kelas riset diajarkan pergi ke tempat pembuangan sampah, sehingga mereka memahami dampak sampah terhadap lingkungan siswa, hingga mereka diskusi solusi soal pengelolaan sampah untuk menjadi sebuah produk yang bermanfaat bagi lingkungannya,” ungkap Endah Wahyuningsih salah satu koordinator project.

Wakakurikulum Wangid Sunandar mengatakan penyelesaian krisis ada di tangan peserta didik sejak dini. Untuk itu, kesadaran perlu dipupuk sejak dini, salah satunya lewat Kurikulum Merdeka.

“Jadi, pengetahuan tentang ketiga project yang akan dijalankan MTs Negeri 2 Banjarnegara akan menjadi bagian paling penting, dengan Kurikulum Merdeka peserta didik bisa belajar kehidupan yang nyata melalui tiga project yang ada di sini yaitu Bangunlah Jiwa Raganya, Kewirausahaan, dan Gaya Hidup,” pungkas wakakur. (en/ak)

Tampilan Postingan: 24

Artikel ini bersumber dari banjarnegara.kemenag.go.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News