Surabaya

Fahmi Alamsyah telah menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Staf dan Penasihat Ahli Kapolri beberapa waktu lalu. Belakangan, Fahmi diduga turut menyusun skenario palsu Irjen Ferdy Sambo di kasus kematian Brigadir J.

Berdasar penelusuran detikX, Irjen Ferdy Sambo menghubungi beberapa koleganya setelah membunuh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Salah satunya Fahmi Alamsyah yang diduga turut menyusun kronologi palsu sesuai permintaan Sambo.

Setelah adanya rentetan desakan di grup WhatsApo, Fahmi akhirnya mengundurkan diri. Pernyataan itu diumumkannya pada Selasa, 9 Agustus 2022, siang. Tepat sebelum Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar konferensi pers, yang menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

“Diminta atau dipaksa mundur, saya berencana mundur sebagai Penasihat Ahli Bidang Komunikasi Publik,” tulis Fahmi dalam grup itu seperti dilihat reporter detikX.

Pengunduran diri Fahmi dari tim Penasihat Ahli Kapolri berkaitan dengan upaya penghilangan jejak kasus pembunuhan berencana terhadap Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo. Fahmi disebut terlibat dalam pembuatan kronologi palsu yang dinarasikan Sambo.

Kronologi tersebut adalah peristiwa ‘tembak-menembak’ antara Yosua dan Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, yang dipicu tindakan pelecehan Yosua kepada Putri Candrawathi, istri Sambo. Belakangan, Mabes Polri menyatakan kronologi itu tidak sesuai fakta. Fakta yang ditemukan penyidik Bareskrim Mabes Polri, Yosua ditembak berkali-kali dalam posisi tidak berdaya.

Desakan dari para Penasihat Ahli Kapolri terhadap Fahmi pertama kali muncul pada hari sebelumnya, Senin, 8 Agustus 2022. Kala itu, ada pemberitaan yang menyebut Fahmi membantu Sambo menyusun kronologi bohong pembunuhan Yosua. Fahmi tidak mengklarifikasi hal tersebut meski sudah disindir para anggota grup.

Padahal, ketika pertama kali kasus Yoshua muncul ke permukaan, Fahmi aktif memberi informasi dengan rujukan berbagai pemberitaan media. Berita-berita yang dia bagikan ke dalam grup menguatkan narasi ‘tembak-menembak’.

Fahmi tidak pernah mengabarkan dirinya sempat mendengar langsung cerita dari Sambo setelah membunuh Yosua. Di mata para Penasihat dan Staf Ahli, Fahmi terkesan seolah-olah tidak mengetahui apa pun. Alih-alih menjelaskan, Fahmi justru berusaha menggiring opini Yosua memang terbunuh karena peristiwa ‘tembak-menembak’ dengan Bharada E.

Semenjak ada dugaan keterlibatan Fahmi dalam pembuatan skenario palsu Sambo, percakapan di grup WhatsApp Staf dan Penasihat Ahli Kapolri pun berubah jadi liar. Satu per satu para anggota grup mulai meyakini dugaan tersebut dan berkomentar.

Seorang staf ahli mengatakan, sebenarnya sudah mengetahui persahabatan Fahmi dengan Sambo sejak lama. Karena itu, Fahmi terkesan menutupi kejadian. “Pantesan, waktu awal-awal muncul kasus ini, Fahmi Alamsyah gencar sekali menggiring opini dalam WhatsApp group staf dan penasihat ahli bahwa Brigadir Yosua telah melecehkan istri Ferdy Sambo,” tulisnya.

Simak Video “Irjen Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati
[Gambas:Video 20detik]
(hse/dte)

Sumber : news.google.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News