Akhir pekan lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir beberapa akses perusahaan asing yang belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Beberapa platform terkena sanksi blokir, salah satunya platform distribusi digital untuk gim, Origin.

Sebelumnya, Kominfo sempat memberikan surat teguran kepada 12 PSE besar seperti Alibaba.com, LinkedIn, PayPal, Yahoo, Bing, Epic Games, Amazon.com, Steam, Dota, Counter Strike, Battel.net, dan Origin pekan lalu (23/7). Isi surat teguran meminta mereka untuk segera mendaftar sebagai PSE lingkup privat di Indonesia.

Kementerian memberi batas waktu lima hari kerja setelah surat diberikan, dengan batas akhir pendaftaran 29 Juli 2022. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, baru tiga PSE yang mendaftar yakni Alibaba.com, Linkedln, dan Microsoft Bing. Alhasil, perusahaan lainnya mendapat sanksi blokir dari Kominfo, termasuk Origin.

Punya Katup Uap

Origin merupakan platform distribusi digital yang dikembangkan oleh perusahaan video games asal Amerika Serikat, Electronic Arts (EA). Platform tersebut pertama kali dikenalkan pada 2011 untuk menyaingi layanan Steam Valve, pesaing utamanya.

EA memperoleh merek dagang Origin ketika membeli Origin Systems pada 1992. Origin Systems adalah sebuah studio game besar pada 1980-an dan 1990-an yang paling dikenal dengan waralaba game Ultima, Wing Commander, dan Crusader.

Sejak dikenalkan EA pada 2011, pemilik akun Origin bisa mengakses platform tersebut menggunakan komputer pribadi dan ataupun seluler. Dengan begitu, pemilik akun bisa membeli dan bermain video permainan. Platform juga menawarkan penyimpanan permainan awan, tambalan otomatis, pencapaian hingga akses lintas platform.

Selain itu, platform Origin menyajikan fitur-fitur sosial seperti manajemen profil, membuka jaringan dengan teman untuk mengobrol dan bermain bersama, mengalir melalui Twitch dan berbagi permainan perpustakaan. Akun Origin juga terintegrasi dengan situs jaringan seperti Facebook, Xbox Live, PlayStation Network, dan Nintendo Network. Selang dua tahun diumumkan EA, Origin berhasil menggaet 50 juta pengguna terdaftar.

Origin Play memungkinkan pengguna untuk mencari dan membeli game dengan harga penuh dari katalog Electronic Arts. Nantinya, pengguna perangkat lunak atau perangkat lunak yang dibeli akan dilampirkan pada akun asal pengguna dan harus diunduh dengan platform yang sesuai. Di samping itu, Origin  juga menjamin ketersediaan unduhan selamanya setelah pembelian, dan tidak ada batasan berapa kali game dapat diunduh.

Sejak Maret 2018, Origin Access mulai menawarkan judul-judul dari Warner Bros Interactive Entertainment. Selain itu, platform juga ingin menambah judul penerbit lain, termasuk permainan indie. Alhasil, di tahun yang sama EA mengumumkan akses premium dengan nama Origin Access Premier. Pengguna akun memungkinkan untuk memainkan gim EA lebih awal, serta gim versi lengkap dari “Uji Coba Pertama” yang diberikan kepada anggota Basic Acces.

Miliki Akses Informasi Pengguna

EA pernah mendapat kritikan karena tidak mengenkripsi fungsi obrolan sesuai protokol komunikasi untuk perangkat tengah pesan atau XMPP pada Origin. Data yang tidak terenkripsi tersebut, mencakup nomor akun, token sesi, serta isi pesan itu sendiri. Dengan jenis data tersebut, maka akun pengguna memungkinkan untuk disusupi.

Selain itu, perjanjian lisensi pengguna akhir Origin (EULA) memberikan izin EA untuk mengumpulkan informasi pengguna terlepas dari hubungannya dengan program Origin itu sendiri. Bahkan, di awal EULA memberikan akses bagi EA yang memungkinkan secara eksplisit memantau aktivitas serta mengedit atau menghapus materis sesuai kebijaksanaan mereka.

Artikel ini bersumber dari katadata.co.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News