JAKARTA, KOMPAS.com – Sosok pahlawan nasional Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau yang dikenal dengan nama Sam Ratulangi diabadikan dalam uang rupiah kertas baru tahun emisi 2022 yang diluncurkan Bank Indonesia.

Wajah Sam Ratulangi terdapat pada uang pecahan Rp 20.000.

Sam Ratulangi lahir pada 5 November 1890 di Tondano, Minahasa.

Ia mengawali pendidikannya di sekolah dasar Belanda atau Europeesche Lagere School (ELS).

Kemudan, Sam melanjutkannya di Hoofden School di Tondano.

Pada 1904, Sam berangkat ke Jawa untuk menempun pendidikan Dokter Hindia Belanda (STOVIA) di Batavia setelah menerima beasiswa dari sekolah tersebut. Namun, begitu sampai di Batavia, Sam justru berubah pikiran.

Baca juga: BI Luncurkan 7 Pecahan Uang Rupiah Baru Hari Ini, Apa Saja?

Ia belajar di sekolah menengah teknik Koningen Wilhelmina School. Setelah lulus pada 1908, ia mulai bekerja di konstruksi rel kereta api di daerah Priangan Selatan, Jawa Barat.

Selama bekerja di sana, Sam telah banyak menerima perlakuan tidak adil dalam hal upah dan penginapan karyawan dibandingkan dengan karyawan Indo.

Pada tahun 1912, Sam pergi ke Amsterdam untuk melanjutkan studinya selama dua tahun. Namun, ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, karena tidak diizinkan untuk mengikuti ujian.

Hal ini disebabkan karena Sam tidak memiliki sertifikat tingkat SMA.

Kemudian, ia mendaftarkan diri dan diterima di Universitas Zurich di Swiss.

Selama di Amsterdam, Sam sering bertemu dengan Sostro Kartono, kakak dari RA Kartini dan tiga pendiri Indische Partij.

YouTube Bank Indonesia Penampakan 7 pecahan uang baru 2022 yang berlaku mulai 17 Agustus 2022.

Mereka adalah Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Soewardi Suryaningrat. Ia pun aktif dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging).

Tujuan dari organisasi ini adalah untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia.

Pada tahun 1914, Sam terpilih sebagai ketua Majelis Indonesia.

Semasa kepemimpinannya, ia aktif menulis artikel-artikel, salah satunya bertajuk Sarekat Islam yang diterbitkan di Onze Kolonien (1913).

Ia menuliskan tentang pertumbuhan koperasi pedagang lokal Sarekat Islam dan juga memuji gerakan Budi Utomo.

Pada 1919, Sam kembali ke Indonesia. Ia dipindah ke Yogyakarta untuk mengajar matematika dan sains di sekolah teknik Prinses Juliana School.

Baca juga: Penukaran Uang Rupiah Baru 2022 Dimulai Hari Ini, Simak Caranya

Setelah tiga tahun, Sam memulai perusahaan asuransi bernama Assurantie Maatschappij Indonesia bersama Roland Tumbelaka, seorang dokter asal Minahasa.

Pada 1923, Sam dicalonkan oleh Partai Perserikatan Minahasa untuk menjadi sekretaris badan perwakilan daerah Minahasa di Manado. Ia menjabat selama periode 1924 sampai 1927.

Pada awal Agustus 1945, Sam diangkat untuk menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mewakili Sulawesi.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno, keesokan harinya PPKI menggelar rapat.

Rapat tersebut turut dihadiri Sam Ratulangi dan menghasilkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Pada waktu Agresi Militer Belanda II, Yogyakarta dikuasai oleh Belanda. Para pemimpin Indonesia, termasuk Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka.

Sam sendiri juga ditangkap oleh Belanda pada 25 Desember 1948. Pada 12 Januari 1949, ia dipindahkan ke Jakarta dan kemudian ke Bangka. Namun, karena memiliki masalah kesehatan, Sam pun diizinkan untuk tinggal di Jakarta sebagai tahanan rumah.

Baca juga: Uang Kertas Baru 2022, Inilah 8 Pahlawan Nasional yang Terpampang

Sam meninggal pada 30 Juni 1949. Jenazahnya dimakamkan sementara di Tanah Abang. Kemudian, pada 23 Juli 1949, Sam dibawa ke Manado dengan kapal KPM Swartenhondt.

Kapal tersebut sampai di Manado pada 1 Agustus 1949. Keesokan harinya, jenazah Sam pun dimakamkan di kampung halamannya di Tondano.

Pada Agustus 1961, Sam dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Soekarno.
Nama Sam Ratulangi pun dijadikan nama bandar udara di Manado, yaitu Bandara Sam Ratulangi.

(Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino | Editor : Nibras Nada Nailufar)

Dapatkan update berita unggulan dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini bersumber dari nasional.kompas.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News