Rupiah stagnan sedikit di bawah level psikologis Rp15.000 per dolar AS

Dolar AS terkoreksi di tengah sikap hati-hati pasar terhadap kebijakan moneter yang agresif dari The Federal Reserve

Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, ditutup stagnan dan masih berada di bawah level psikologis Rp15.000 per dolar AS menjelang pertemuan bank sentral AS The Fed.

Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.993 per dolar AS.

“Dolar AS terkoreksi di tengah sikap hati-hati pasar terhadap kebijakan moneter yang agresif dari The Federal Reserve,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Suku bunga acuan The Fed diperkirakan naik sebesar 75 basis poin dalam pertemuan The Fed pada tengah pekan ini, dengan sebagian pelaku pasar mengharapkan kenaikan 100 basis poin.

Suku bunga yang terlalu tinggi di tengah kondisi resesi ekonomi dan masih bertahan tingginya inflasi, serta tingkat klaim pengangguran, dinilai dapat berimbas buruk pada roda perekonomian, yang menyebabkan sebagian pelaku pasar menutup posisi untung dari dolar AS mereka.

Walau begitu, tingginya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed masih mempertahankan minat beli dolar AS di pasar global, yang dapat membatasi minat pada aset-aset berisiko.

Pelaku pasar menunggu petunjuk kenaikan suku bunga dari The Fed dan untuk setiap petunjuk ekonomi yang melambat akan mendorong pergeseran dari fokusnya pada inflasi.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.964 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.955 per dolar AS hingga Rp15.002 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi Rp14 984 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.992 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat jelang pertemuan bank sentral AS

Baca juga: BI : pelemahan Rupiah relatif lebih baik dibandingkan negara tetangga

Baca juga: APINDO: “Local Currency Settlement” kurangi ketergantungan dolar AS


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News