customer.co.id

KOMPAS.COM – Pebalap Indonesia, Sean Gelael , mengungkapkan rahasia suksesnya menyabet runner-up di event bergengsi World Endurance Championship (WEC).

Seperti diketahui, Sean Gelael baru saja menjadi runner-up World Endurance Championship bersama tim JOTA Racing dengan nomer mobil 28.

Sean Gelael berkolaborasi dengan dua pebalap dari negara berbeda yakni, Tom Blomqvist (Inggris), dan Stoffel Vandoorne (Belgia) di lomba ketahanan mobil dan manusia ini.

Kompetisi balap ini terbagi enam seri balapan di negara berbeda, yakni di sirkuit, Spa Franchochamps Belgia, Portimao Portugal, Monza Italia, Le Mans Prancis, Fuji Jepang dan Bahrain.

Sean Gelael dan kolega harus memacu mobilnya di tengah kondisi cuaca yang berubah-ubah di setiap serinya dengan rata-rata durasi balap sekitar 6-8 jam.

Selain mengatur ketahanan mobil pada saat balapan, waktu istirahat pun juga harus diperhatikan oleh para pembalap.

Kompetisi WEC merupakan pertama kalinya Sean menginjak gas di sirkuit pada gelaran tersebut.

Meski begitu, ia langsung mencatat beberapa catatan fantastis untuk Indonesia.

Sudah pasti menjadi runner-up adalah satu catatan mengesankan yang ia peroleh untuk Indonesia.

Tapi, pada seri balapan FIA WEC 24 Hours of Le Mans yang melegenda, sang pembalap berhasil naik podium kedua.

Praktis keberhasilannya finis di posisi kedua, membuatnya mencetak sejarah sebagai pebalap Indonesia pertama yang tampil di seri tersebut dan meraih podium.

Kepiawaian Sean di arena balap tentu bukan sebuah keahlian yang diraih dalam waktu sekejap.

Menurut Sean, untuk mencapai titik dengan raihan prestasi mengesankan diperlukan proses dan ketekunan.

“Tekun, tapi juga (olahraga) ini semua perlu proses kan ya. Olahraga ini perlu jam terbang tinggi,” ucap Sean saat ditemui Kompas.com seusai jumpa pers.

Selain itu, Sean juga mengharapkan adanya kompetisi-kompetisi balap untuk memunculkan pebalap baru di Indonesia.

“Bertambahnya event-event, tambahnya sirkuit-sirkuit untuk kita berkompetisi. Tentunya itu akan memunculkan pebalap-pebalap baru karena bisa lebih banyak latihan dan berkompetisi,”

“Dari kompetisi dan latihan lah kita bisa meningkatkan kekurangan kita,” tambah Sean.

Status runner-up Sean Gelael diraih selepas ia dan timnya JOTA #28 menghuni peringkat kedua klasemen akhir kelas LMP2.

Sean dkk berselisih 10 poin dari pemuncak klasemen dari tim WRT#31 dengan perolehan 151 poin.

Sebetulnya tim JOTA #28 bisa saja menjadi juara andai di seri balapan terakhir yang digelar di Bahrain mereka finis di urutan terdepan.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News