Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Shutter Stock
Tanggal 17 Agustus merupakan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Hari bersejarah ini diperingati dengan penuh suka cita karena Indonesia berhasil bebas dari masa penjajahan pada 1945 lalu.

Berbagai harapan pun dipanjatkan di momen spesial ini, salah satunya adalah perempuan bisa merdeka dari kekerasan. Ya, tidak memandang usia, hingga sekarang perempuan memang masih menjadi kelompok yang rentan mengalami kekerasan.

Dikutip dari laman resmi Komnas Perempuan, Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi Nasional Anti Kekerasan 2022 mencatat sebanyak 338.496 kasus kekerasan berbasis gender (KBG) terhadap perempuan yang melaporkan kasus kekerasan. Di antaranya sebanyak 3.838 kasus masuk ke Komnas Perempuan, 7.029 kasus ke lembaga layanan, dan 327.629 kasus ke Badan Peradilan Agama (BADILAG).

Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan kasus kekerasan berbasis gender hingga 50 persen dari tahun 2021. Oleh sebab itu, perempuan perlu melakukan langkah tegas untuk bisa merdeka dari kekerasan.

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para perempuan untuk terbebas dari kekerasan. Simak informasi lengkapnya seperti bandingkanWOMAN rangkum dari Wanita PBB.

1. Kenali tanda-tanda kekerasan

Ada banyak bentuk kekerasan yang terjadi, misalnya dalam bentuk fisik maupun verbal. Berbagai jenis kekerasan bisa berdampak buruk bagi tubuh hingga mental.

Mengetahui tanda-tanda kekerasan sangat penting untuk mencegah hal buruk terjadi. Selain itu, ketika kamu sudah mengenalnya, maka kamu bisa dengan mudah membantu korban. Pasalnya, para korban kekerasan membutuhkan ruang yang aman dan juga dukungan dari orang-orang sekitar.

Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Tinnakorn jorruang/Shutterstock

2. Dengarkan dan percaya pada korban

Salah satu cara yang efektif untuk membuat perempuan terbebas dari kekerasan adalah dengan mempercayai korban atau penyintas saat bercerita terkait kejadian pahit yang dialami.

Korban pasti merasa sulit untuk akhirnya memutuskan bercerita dengan orang lain mengenai tindakan kekerasan yang dialami. Oleh sebab itu, sebagai sesama perempuan kita harus mendengarkan dan percaya pada korban agar mereka bisa merasa aman dan tidak dihakimi.

Kita juga harus selalu ingat untuk tidak mengaitkan kekerasan yang dialami korban dengan pakaian dan juga jenis kelamin korban. Sebab pada beberapa kasus, perempuan dengan busana tertutup dan bahkan laki-laki pun bisa menjadi korban kekerasan seksual.

Tak cuma itu, hindari berkomentar soal reaksi korban. Kamu bisa mengatakan kalimat seperti,“Kami mendengarmu. Kami percaya kamu. Kami berdiri bersamamu.”

3. Terus menyuarakan isu kekerasan

Cara lain yang bisa dilakukan agar bisa memutus rantai kekerasan adalah dengan terus membahas dan mengangkat isu kekerasan pada perempuan. Cara ini efektif agar generasi selanjutnya memahami tentang kekerasan pada perempuan.

Mulai percakapan tentang peran gender sejak dini. Bicara tentang persetujuan, otonomi tubuh dan akuntabilitas kepada anak laki-laki dan perempuan. Dengan cara ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik ke depannya.

Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Shutter Stock

4. Menentang budaya pemerkosaan

Cara selanjutnya yang efektif untuk membebaskan perempuan dari kekerasan adalah dengan menentang budaya pemerkosaan. Sejak lama, kekerasan pada perempuan jadi hal yang lumrah terjadi karena didorong oleh ketidaksetaraan gender. Pria merasa jadi sosok yang dominan sehingga bisa berperilaku seenaknya kepada para perempuan.

Artikel ini bersumber dari kumparan.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News